SURABAYA-(IDB) : Dalam waktu dekat
ini, TNI AL akan menerima pesawat udara CN-235 buatan PT. Dirgantara
Indonesia sebanyak tiga unit. TNI AL juga akan terus meningkatkan
kemampuan Penerbangan TNI AL tidak hanya personilnya, tetapi juga
peralatannya, serta akan menambah alutsista dari luar negeri seperti
helikopter antikapal selam, helikopter latih dan alat-alat pengintaian
yang nantinya akan digunakan untuk maritime patrol area.
Hal
tersebut disampaikan Kepala Sataf Angkatan Laut dalam amanatnya yang
dibacakan Asisten Operasi Kasal (Asops) Laksamana Muda TNI Didit
Herdiawan, M.P.A., M.B.A., saat selaku inspektur upacara dalam
peringatan Hari Ulang Tahun Penerbangan Angkatan Laut yang genap
memasuki usia 57 tahun, yang digelar dalam suatu upacara militer
bertempat di hanggar Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda,
Surabaya, Senin (17/6). Tema yang diangkat dalam peringatan Hari
Penerbangan Angkatan Laut tahun 2013 ini adalah: “Dengan
Semangat Dharma Jalakaca Putra, Penerbangan Angkatan Laut Siap
Mengefektifkan Pembinaan Kekuatan dan Kemampuan dalam rangka Mendukung
Kesiapsiagaan Operasi”.
Menurut
Kasal pembangunan kekuatan alutsista Penerbangan Angkatan Laut akan
terus digalakkan. Setelah menerima tiga buah helikopter N-Bell 412 EP
yang memperkuat Penerbangan Angakatan Laut, ke depan TNI Angkatan Laut
akan terus mengembangkan kekuatannya yang memiliki kemampuan stricking force.
Alutsista ke depan diarahkan pada kekuatan yang memiliki kemampuan
setidaknya sebanding dengan kemampuan yang dimiliki negara tetangga,
yang difokuskan pada pengadaan enam helikopter antikapal selam (AKS) dan
enam antikapal permukaan (AKPA) serta kekuatan pesud patroli maritim
(Patmar) sebanyak enam buah yang sedang dibangun oleh PT. Dirgantara
Indonesia.
Selama
57 tahun masa pengabdiannya, Penerbangan Angkatan Laut telah memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap tugas pokok TNI Angkatan Laut di
berbagai penugasan, baik operasi militer perang (OMP) maupun operasi
militer selain perang (OMSP) di segenap penjuru tanah air maupun di luar
negeri. Penerbangan TNI Angkatan Laut telah banyak berkiprah,
memberikan pengabdian dan darma baktinya dalam berbagai tugas operasi,
sebagaimana saat ini, cukup memberikan citra positif bagi Penerbal
dengan keikutsertaannya dalam mendukung kegiatan satgas maritim TNI,
yaitu dengan menyertakan satu unit Heli BO-105 on board di KRI Diponegoro-365, yang saat ini tengah melaksanakan satgas maritim TNI MTF 5 Konga 28 E/Unifil di Lebanon.
Dalam
upacara tersebut juga dilaksanakan penganugerahan Satya Lencana
Kesetiaan 24 tahun, Satya Lencana Kesetiaan 16, dan Satya Lencana
Kesetiaan 8 tahun bagi prajurit Penerbangan Angkatan Laut yang dinilai
layak serta berprestasi. “Untuk itu, saya mengucapkan selamat dan
penghargaan tinggi bagi para sesepuh penerbang TNI Angkatan Laut, yang
berhasil meletakkan pilar-pilar kejayaan penerbangan TNI Angkatan Laut
dan mengenang air crew yang gugur di medan tugas,” kata Kasal.
Dalam
kesempatan tersebut Kasal juga mengajak seluruh peserta upacara untuk
sejenak menelusuri kembali sejarah tentang perkembangan Penerbangan TNI
Angkatan Laut. Dari ide pembentukan organisasi
Penerbangan Angkatan Laut pada masa revolusi sampai dengan
direalisasikannya para pemuda indonesia untuk direkrut sebagai
penerbang, navigator, teknisi dan pengatur lalu lintas udara, hingga
terbentuknya Biro Penerbangan Angkatan Laut pada 17 juni 1956 yang kini
diperingati sebagai lahirnya hari Penerbangan Angkatan Laut.
Kehadiran
Penerbangan Angkatan Laut merupakan jawaban rasional terhadap
perkembangan strategi dan taktik operasi laut sejalan dengan kemajuan
teknologi militer. Unsur utama Penerbangan Angkatan Laut yaitu pesawat
udara, mempunyai keunggulan dalam aspek kecepatan, fleksibilitas, dan
daya gempur yang sangat mendukung tugas-tugas kekuatan utama Angkatan
Laut yaitu kapal perang. Berdasarkan berbagai keunggulan tersebut
Penerbangan Angkatan Laut mampu diproyeksikan untuk mengemban berbagai
penugasan seperti pengintaian, patroli laut, peperangan antikapal
permukaan, peperangan antikapal selam, serta bantuan tembakan udara,
penerjunan pasukan pendarat dalam operasi amfibi, dan lain sebagainya.
Di akhir
amanatnya, Kasal menekankan agar ke depan, jajaran penerbangan TNI
Angkatan Laut perlu terus meningkatkan kemampuan, agar mampu menghadapi
dan mengantisipasi derasnya arus dinamika perkembangan lingkungan
strategis. ”Tingkatkan kesiapan dan kemampuan pesawat udara serta
profesionalisme pengawak Penerbangan TNI Angkatan Laut, agar mampu
mengawal garis depan perairan yurisdiksi nasional Indonesia,” tegasnya.
Dalam
upacara peringatan juga ditampilkan demo pertahanan pangkalan yang
melibatkan dua buah pesawat tempur F 16 milik TNI Angkatan Udara,
prajurit Korps Marinir (Batalion Taifib dan Zeni), prajurit Komando
Pasukan Katak (Kopaska), prajurit TNI Angkatan Darat (Arhanudse-VIII),
dan ditutup dengan defile pasukan.
Sumber : TNI AL
cn-235 apa cn-295 ???
BalasHapusCN 235 MPA UNTUK TNI AL,CN 295 UNTUK ANGKUT PERSONEL
BalasHapusMaaf terputus CN 235 mpa untuk patroli maritim TNI AL,sdgkan CN295 utk TNI AU angkut personel dan logistik kelas medium. Doain aja kelak ada penambahan CN 295 ASW buat TNI AL dan CN 295 AEW buat TNI AU.
BalasHapusDisatu sisi diperkuat disisi lain di perlemah karena yg me-deliver material tidak bertanggung jawab lagi.
BalasHapusDg alasan "obsolute" maka si pembeli di hadapkan hanya pada satu pilhan yg memang sudah direncanakan sebelumnya yakni ;
" Buang yang lama dan belilah produk saya yg baru, lebih canggih, bla...bla...bla......"
Itu, yg sekarang terjadi di semua pengadaan dan pembelian material yg ada kandungan sofware dan integrasi sistem.
Ibarat kita saban bulan di recoki dg munculnya material "gadget" yg baru yg fiturnya, bla....bla....bla.....sedangkan material kita yg lama apabila rusak sudah tergolong material "Junk", nggak usah diperbaiki lagi beli yg baru, titik.
Material "gadget" sih, masih ada kemampuan untuk beli baru, kalau material yg bersifat strategis dan menggunakan integrasi sistim di alutsista sedang jaminan after sales service penjual atau pembuat sudah habis???
Sedang kalau terjadi mal function sistem mencari suku cadangnya "obsolute" lalu apa yg harus kita perbuat............ya sistim itu di buang dan beli yg baru.
Disini kemenangan bisnis pembuat sistim serta penjual, dan kelemahan pembeli yg dikondisikan oleh pembuat dan penjual sistim agar selalu tergantung dg produk mereka.
Di blog ini yg muncul selalu hal-hal yg serba "wah" yg ingin dibeli ingin dimiliki alutsista yg keren habis, yg muaahaaalll, yang selalu "sophisticited" yg kemampuannya melebihi alutsista standard, tapi jarang yg membicarakan wacana kewaspadaan thd "trick" pembuat atau penjual material alutsista bahwa mereka memasang "trap" yg membuat kita gelagapan kalau terjadi trouble ringan, menengah apalagi panjang terus menerus yg akibatnya merugikan "readiness" material alutsista yg canggih sistimnya tersebut yg sudah di beli dg susah payah, muaaahal dan hanya menguntungkan segelintir manusia yg apabila sdh pensioon, menghindar terhadap kebijakan yg pernah di buatnya dan mencari kambing hitam.
Dan kambing hitamnya sdh nggak susah dicari karena stocknya sdh ada yakni gerombolan pemandu sorak anggota PP2A yg"nengnyar" = seneng barang anyar = senang barang baru"
Senang beli barang dg harga mahal, karena anggota PP2A ter"obsesi" dg "wah" terimbas dg "demonstration effect" dan seneng pejabat - pejabatnya "ngutil"..........
Ini, Boleroes11" heh, opo abamu. He.....he........he........
Maaf om bole,apa maksud sampean tu beli CN235 yg versi ASW/AEW,bukan yang CN 295? Apa sdh dibikin ta om yg model AEW/ASW? Kan sama2 dibikin di PTDI om bole?!
BalasHapusMana komen mu booooleeeeerrrr
BalasHapus