Rabu, Juni 12, 2013
0
MEDAN-(IDB) : Penutupan latihan gabungan bersama Malaysia Indonesia (Latgabma Malindo) yang berlangsung di Medan, Rabu (12/6) siang, diwarnai insiden setelah sejumlah penerjun payung asal negeri jiran ini nyasar saat mendarat.


Bahkan ada penerjun nyasar ke sejumlah tempat di luar Lapangan Benten yang menjadi tempat upacara penutupan.


Awalnya, atraksi tejun payung berjalan normal dan mengundang perhatian warga yang menyaksikan aksi tersebut.


Namun, prosesi penutupan malah berujung insiden karena sejumlah penerjun payung asal Malaysia mendarat jauh dari luar arena dintaranya di Kawasan Pasar Sukarami, pusat perbelanjaan Medan Mal, komplek pertokoan Gaharu dan ada yang mendarat di jalur kereta api Stasiun Besar Medan. Kejadian ini membuat pihak TNI selaku panitia penyelenggara panik.


Sejumlah petugas TNI langsung menjemput para penerjun dan wartawan tidak diperkenankan mewawancarai para penerjun.

Kapolsek Medan Area Kompol Rama S Putra saat dikonfirmasi membenarkan adanya penerjun payung yang nyasar di wilayah hukumnya. “Iya, tadi ada saya dapat kabar,”katanya.

Penyebab Penerjun Nyasar

Belasan personel TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) mendarat jauh dari Lapangan Benteng, Medan yang menjadi lokasi pendaratan. Para penerjun umumnya terdorong ke arah timur dari pusat Kota Medan.

Penyebab melesetnya pendaratan terjun payung para personel TNI dan tentara Malaysia itu diperkirakan karena cuaca tidak mendukung. Sebab menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), penerjunan itu terjadi saat angin bertiup kencang.

"Anginnya memang bertiup kencang, arahnya dari barat," kata Mega Sirait, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Bandara Polonia Medan, Rabu (12/6).

Dia merinci, kecepatan angin di permukaan tanah ketika itu sekitar 13 knot, 11 knot di ketinggian 1.000 dan 2.000 kaki. Di ketinggian 3.000 angin bertiup dengan kecepatan 19 knot. Tiupannya semakin tinggi menjadi 25 knot pada ketinggian 4.000 kaki.

"Lalu, pada 5.000 kaki kecepatannya 33 knot atau sekitar 60 kilometer per jam. Normalnya rata-rata 15 knot," terangnya.

Mega memaparkan, kecepatan angin ini sudah dikoordinasikan dengan pelaksana penerjunan. "Tapi, acara penerjunan itu kan terjadwal, jadi tetap harus dilaksanakan," ujarnya.

Keterangan Mega soal kecepatan angin sejalan dengan pengakuan seorang penerjun yang mendarat di lapangan kompleks perumahan di Jalan Gaharu Medan. "Kecepatan angin tiga puluh knot," ucapnya sambil melipat payung.

Bintara ini bersama belasan personel TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) diketahui mendarat jauh dari Lapangan Benteng, Medan. Para penerjun umumnya terdorong ke arah timur dari pusat Kota Medan. Dua penerjun pertama diketahui mendarat di lapangan perumahan Jalan Gaharu.

Kemudian ada yang mendarat di jalan antara Mal Palladium dan kantor Wali Kota Medan. Selain itu, 2 penerjun didapati mendarat di rel kereta api di Stasiun Besar Kereta Api. Di Jalan Pulau Pinang juga ada penerjun yang mendarat.

Empat penerjun mendarat di lokasi proyek konstruksi di Jalan Jawa. Bahkan ada yang mendarat di gedung belum jadi itu. "Mereka dibantu pekerja bangunan sebelum ambulans datang," kata Dedi Ginting, seorang saksi mata.

Sebelum menggelar upacara penutupan Ladgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 di Lapangan Benteng, para personel menggelar latihan penanggulangan terorisme di Belawan, Lanud Soewondo dan Hotel Arya Duta, Medan.

Latihan gabungan dibuka Jumat (7/6) dan berlangsung hingga Rabu (12/6). Sebelum upacara penutupan, pasukan gabungan ini melakukan simulasi antiterorisme di Hotel Arya Duta.






Sumber : Poskota 

0 komentar:

Posting Komentar