Jumat, Mei 31, 2013
12
KUALA LUMPUR-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan pemerintah Malaysia mempunyai minat yang besar terhadap pesawat angkut jenis CN295 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) mengingat pesawat ini sangat bersaing terutama di regional Asean.

"Kehadiran Panglima Angkatan Udara, pilot, perwira lainnya termasuk dari pihak kepolisian Malaysia menunjukkan mereka mempunyai minat yang besar untuk mengadakan observasi terhadap pesawat CN295," kata Sjafrie disela-sela penerbangan promosi pesawat angkut militer CN295 di Bandara Subang, Malaysia, Jumat.

Sebelumnya, kata Sjafrie, dia sudah bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Malaysia yang menanggapi positif untuk melakukan observasi terhadap pesawat CN295.

"Ini merupakan langkah awal yang baik untuk hubungan dua negara bertetangga sesama Asean," ungkapnya.

Wamenham tidak bisa memastikan berapa banyak CN295 yang diminati oleh Malaysia, namun tentunya itu tergantung dari kebutuhan dan kemampuan pendanaannya.

Selain Malaysia, lanjut Sjafrie, negara-negara Asean yang dikunjungi seperti Filipina, Brunei Darussalam, Thailand dan Myanmar memberikan respon positif terhadap pesawat yang beberapa bagiannya telah dibuat di dalam negeri.

"Dari perjalanan saya ke sejumlah negara Asean mereka memberi respon positif. Di Filipina kita juga ikut dalam tender terbatas, di Thailand, Myanmar ataupun Vietnam potensinya juga bagus," ungkap dia.

Mengenai pendanaan, kata Sjafrie, bukan merupakan halangan sebab PT DI memiliki kemampuan yang baik di bidangnya sehingga perbankan siap untuk mendukung pendanaannya.

"Soal dana bukanlah sulit sebab kapasitas PT DI cukup bagus, bahkan produknya tembus pasar dunia. Seperti bagian sayap pesawat buatan PT DI ini juga telah diekspor ke Sevilla, Spanyol serta ke 14 negara," kata Sjafrie.

Sementara itu, Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan bahwa pihaknya saat ini fokus untuk memenuhi permintaan TNI dan setelah itu baru untuk konsumen mancanegara.

"Diharapkan setahun ini, permintaan TNI itu bisa diselesaikan dan selanjutnya untuk memenuhi permintaan negara tetangga," kata Budi dengan menjelaskan PT DI mampu membuat pesawat CN235 dan CN295 sekitar 6 sampai 12 pesawat per tahun.

Ia menjelaskan Malaysia telah memiliki delapan pesawat CN235 yakni enam pesawat pengangkut militer dan dua untuk VIP.

"Sudah lama Malaysia memiliki pesawat CN235 dan masih terawat dengan baik," ungkapnya.

Dalam promosi CN295 di Bandara Subang itu tampak hadir Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno beserta jajarannya, Panglima Tentara Udara Malaysia Dato Rodzali Bin Daud, Duta Besar Spanyol untuk Malaysia serta sejumlah pilot dan pejabat kepolisian setempat.







Sumber : Antara

12 komentar:

  1. Sunday, April 21, 2013

    SGPV (Second Generation Patrol Vessel) / LCS (Littoral Combat Ship) for Royal Malaysian Navy - Gowind Combat Corvettes
     

    In October 2010, Boustead Holding Berhad received LOI for 6 SGPV (Second Generation Patrol Vessel). Competitors for new Royal Malaysian Navy SGPV is SIGMA ships from Damen firm (Dutch) & MEKO 100 OPV from TKMS Germany & Gowind LCS from DCNS France.

    Gowind LCS from DCNS finally chose as the new SGPV/LCS for Royal Malaysian Navy. Gowind family of ships designed with some common system & design elements with design scales from inshore patrol needs to heavy corvette / light frigate designs.
    Gowind shaped design for stealth with single central mast which replaces several sensors masts to provide improved radar cross-section signature & 360-degree view for radars & other sensors.
    Propulsion system was based on Combine Diesel & Diesel (CODAD) without exhaust chimney to emit infra-red plumes by channelling exhaust into the water jets system.
    Water jets system create better maneauverability in shallow waters & continue to high-speed performance.

    Royal Malaysian Navy Gowind design was Gowind Combat Corvettes / Light Frigates.


    Royal Malaysia Navy Gowind design has become combat frigates / full frigate which grown to 3,000 tonne weights. Gowind LCS will be built entirely in Malaysia.
    DCNS will act as design authority where the basic design work done in France.
    It was fitted with TMX/EO Mk2 Fire control radars with compact topside X-band/ Ku-band radar. Also fitted was TMEO Mk2 long-range electro-optical surveillance system with scalable electro-optical sensor fit (including IR camera, TV camera & laser range-finder) and able to track steeply attacking target even in rough seas using 3rd axis approach to rotation.


    Specification:

    Length - 111m
    Breadth - 16m
    Full load displacement - about 3,000 tonnes
    Maximum speed - 28 knots
    Crew - 106
    Range - 5,000nm
    Endurance - 21 days
    Full helicopter hangar - Super Lynx 300 Naval Helicopter / EC AS350 / Fennec / EC 725

    Key Sensors
    SETIS Combat Management - Thales SMART-S Mk2 3D multi-beam radar
    Rheinmetall TMEO Mk2 - TMX/EO radar / electro-optical tracking & fire control system
    Thales Captas family for hull sonar & ASW (Anti-Submarine Warfare) suite with towed array sonar
    Notes: SETIS Combat Management System consists of anti-surface, anti submarines warfare & can perform intelligence gathering, land attack & special operations.


    Weapon Array

    12 vertical launch cells, mounted behind the main gun is DCNS Sylver Cells family most likely.

    BAE 57mm Mk3 Naval Gun with stealth cuppola
    MBDA VL-MICA air defense missiles & their ACL container in Sylver cells
    8 of MBDA MM40 Exocet Block III anti-ship missiles mounted topside
    2 of MSI remotely operated 30mm guns on top of the heli hangar

    AirPower

    BalasHapus
  2. Hore,,,

    http://tinyurl.com/terpaksa-kaya

    BalasHapus
  3. pamer nih malon beli gowind, jgn lupa C295 dibeli juga yah

    BalasHapus
  4. Hati hati lon, ntr lw d kibulin lagi, kyk bli pswat kornet sma asu wkwkwkwk...

    BalasHapus
  5. Jgan smpek kyak kpal selam yg kmren ea lon..tu perut si najib tambah buncit..wkwkwk

    BalasHapus
  6. awas nanti CN295 dijiplak malingsia

    BalasHapus
  7. 31 May 2013

    Wartawan Pakistan: Pesawat Israel dan Turki Angkut Teroris ke Suriah

    ISLAMABAD:(DM) - Anasir-anasir Wahabi dan anggota Al Qaeda diangkut ke perbatasan Suriah dengan menggunakan pesawat-pesawat Turki.

    Alalam (29/5) melaporkan, Zubair Khan, wartawan surat kabar Pakistan mengatakan, Turki menggali kuburannya sendiri dengan mengikuti langkah Salafi garis keras Arab Saudi.

    Jurnalis Pakistan itu menulis, "Saudi dan Amerika Serikat saling bekerjasama mendukung kelompok Takfiri Salafi dengan maksud agar tercipta pemerintahan garis keras di Suriah. Turki sama halnya dengan Pakistan, ia berhadapan dengan masa depan yang suram. Pasalnya tidak lama lagi, kelompok Salafi Takfiri akan  memulai proyek luas pengkafiran, kerusuhan dan kejahatan anti-Muslim Sunni, Sufi dan Syiah serta kelompok lainnya di Turki. Terutama kelompok Alawi Turki yang 25 persen dari total jumlah penduduk Turki didominasi oleh mereka, akan mengalami nasib serupa dengan Muslim Syiah Pakistan, mereka akan terseret ke dalam krisis dan pembantaian."


    "Sudah tiba saatnya rakyat Turki memprotes pemerintahan Ankara untuk berhenti mendukung kelompok Salafi Takfiri di Suriah," katanya.

    Pemerintah, khususnya militer Pakistan juga, kata Khan, harus segera menghentikan pengiriman para Salafi Takfiri dan gerombolan Wahabi, Deobandi ke Suriah lewat Turki.

    Menurut keterangan Khan, jalur penerbangan Turki digunakan untuk memindahkan anasir-anasir Al Qeda Pakistan ke perbatasan Suriah. Para teroris yang berasal dari wilayah Waziristan, Pakistan itu diangkut ke perbatasan Turki-Suriah, provinsi Hatay dalam pesawat dengan nomor penerbangan 709 Airbus pada tanggal 10 September 2012. Pesawat itu dikabarkan berhenti untuk sementara di Istanbul.

    Lebih lanjut Khan menjelaskan, "Badan intelijen Turki memindahkan 93 teroris Taliban dan Al Qaeda dari Waziristan ke provinsi Hatay dekat perbatasan Suriah. Ke 93 orang itu adalah anasir Al Qaeda yang berasal dari Saudi, Kuwait, Yaman, Afghanistan dan warga Arab Pakistan."

    Berita yang lebih mencengangkan, katanya adalah, para Salafi garis keras Pakistan menggunakan pesawat-pesawat rezim Israel, El Al agar mendapat pelayanan yang lebih baik.

    (IRIB Indonesia/HS)

    BalasHapus
  8. Lanjut terus abang jendral safri idola ku!!! Kami pemandu sorak pemerintah tetap mendukung!!!! Ada yg ngoceh harus nya orang perbankan ikut tuk kasih kredit eksport!!!! Tunjukin jendral siapa aja yg ikut rombongan!!! Jangan2 cuma group tukang ngoceh gak jelas yg gak di ajak ikut!!! Jadi ngambek!!

    BalasHapus
  9. Mudah 2 han tulus tidak seperti biasa nya jualan pesawat buatan pt nortanio ,"sapi perah ,mereka kadang ketewa ketawa terbahak bahak kegirangan pembeli mulai berdatangan ,kalau mau bangkrut utang segudang mereka lari tunggang langgang ,seperti biasanya mereka lihai sekali jebolan orde baru ,rakyat bayar kontan ,barang pun menghilang entah kapan datang ? F16 ,kfx submarine ,baru kemaren curug pesan pesawat langsung datang dan langsung di sita kejangsaan di sidak gak tahunya order dari tahun 2010 ,negara bayar kontan duwit di putar dyluuu pantesan rupiah terjun bebas bukan tampa sebap ada yg jadi pahlawan di lingkungan istana para penjilat bantu barat dengan untung besarrr wowwwww

    BalasHapus
  10. Jual yg banyak pesawatnya pak, uangnya msk kemana ya ? masuk ke makelar sikit,dan buat bagi2 yg ikut dalam robongan.

    BalasHapus
  11. Kalo sdh pensiun atawa purna jgn disebut Jendral lagi atau ditulis Jendral (Purn) atau disebut / di panggil nama saja, kecuali kalo ano 07.50 kemaren yg pengen nyebut Jendral se umur hidup gpp, maklum katrok.
    He...he...he....kecian sdh purnawirawan bukan Jendral lagi, sdh mulai sepuh nggak mampu lagi kayak masih muda dulu, masih disebut-sebut Jendral, dasar katrok memalukan korps PP2A. !!!!

    BalasHapus
  12. Aduuuh2 kang boler biarkan saja para ano seperti itu! Toh jendral sudirman sudah almarhum jg kalo sebut namanya tetep jend sudirman gak pake purnawir atau almarhum! Ulah di tanggapi atuh kang boler!!!

    BalasHapus