ANKARA-(IDB) : Angkatan Darat Turki sedang dalam masa penantian untuk menerima helikopter serang pertama buatan dalam negeri "T-129 ATAK."
Berbicara saat pameran pertahanan IDEF 2013 di Istanbul, perwakilan
pabrik helikopter ini mengatakan bahwa Angkatan Darat Turki akan
menerima pengiriman helikopter pertama dalam beberapa minggu ke depan.
Empat helikopter serang T-129A sekarang siap untuk secara resmi
diserahkan kepada Angkatan Darat dan awalnya akan digunakan untuk
melatih para pilot dan staf pemeliharaan. Selain empat helikopter ini,
tiga helikopter lainnya saat ini tengah menjalani uji coba.
Turkish Aerospace Industries (TAI), kontraktor utama program helikopter
serang ini, telah meningkatkan produksi helikopter T-129 menjadi satu
helikopter per bulan, dan produksi akan terus meningkat hingga total
pengiriman 59 helikopter selesai pada 2018.
Dua prototipe telah diproduksi dan akan dijadikan sebagai bahan
penelitian untuk berbagai kemungkinan pilihan upgrade. Secara total,
program helikopter serang ini telah mencapai 2500 jam terbang.
T-129, adalah helikopter serang dengan dukungan termasuk roket, senjata
dan perlengkapan peperangan elektronik terintegrasi. Pengembangan terus
dilakukan pada helikopter ini. Akhirnya muncul T-129B yang dilengkapi
dengan integrasi rudal Cirit dan UMTAS. T-129B yang pertama akan memulai
uji kualifikasi pada pertengahan 2013 nanti dan produksi penuhnya
dijadwalkan akan dimulai pada 2014. Untuk tes IR-guided UMTAS
dijadwalkan berlangsung pada bulan Juli.
T-129 ATAK |
Karakteristik Umum T-129 ATAK
|
|
Kru
|
2 (Pilot dan
co-pilot/gunner)
|
Panjang
|
13,45 m
|
Diameter rotor
|
11,9 m
|
Tinggi
|
3,4 m
|
Maksimal lepas landas
|
5 t
|
Mesin
|
2 × LHTEC CTS800-4A turboshaft (masing-masing 1,361 shp)
|
Sistem rotor
|
5 blade (pisau/baling) di
rotor utama
|
Performa
|
|
Kecepatan
|
269 km/jam
|
Jangkauan
|
561 km
|
Service ceiling
|
6, 096 km
|
Rate of climb
|
14 m/dtk
|
Persenjataan
|
|
Senjata
|
1x20 mm kanon tipe gatling
tiga laras (500 rounds)
|
Roket
|
4 pods dengan
-
38x81
mm roket tanpa bimbingan (unguided)
-
76x70
mm roket tanpa bimbingan
-
12,7
mm pod senapan mesin
|
Rudal
|
-
8× AGM-114 Hellfire, BGM-71 TOW, Hydra 70,
Spike-ER, UMTAS, rudal Roketsan
Cirit anti-tank dan anti-lapis baja, dan Sura D/Snora
- 4-8× AIM-92 Stinger atau Mistral atau rudal anti-pesawat AIM-9 Sidewinder
|
Sebenarnya T-129 ini bukan murni desain Turki. TAI bekerjasama dengan
pabrikan helikopter Agusta Westland (Inggris-Italia). Ini lebih kepada
versi turunan dari Agusta A129 Mangusta. Dilihat dari tampilan, kedua
heli ini hampir tidak memiliki perbedaan.
Sumber : Artileri
bagaimana dengan KFX/IFX,...'''ngiris rasanya kalau baca beritanya.
BalasHapusBerikut Rincian Pembelian Dari TNI AD ( KASAD )
BalasHapusUSD 1,4 miliar dengan daftar permintaan Pemerintah Indonesia antara lain:
8 AH-64D APACHE Block III LONGBOW Attack Helicopters
19 T-700-GE-701D Engines (16 installed and 3 spares),
9 Modernized Target Acquisition and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensors,
4 AN/APG-78 Fire Control Radars (FCR) with Radar Electronics Units (Longbow Component),
4 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers,
10 AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) with 5th Sensor and Improved Countermeasure Dispenser,
10 AN/AVR-2B Laser Detecting Sets,
10 AN/APR-39A(V)4 Radar Signal Detecting Sets,
24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21),
32 M299A1 HELLFIRE Missile Launchers, and
140 HELLFIRE AGM-114R3 Missiles.
Ini hanya sebatas draft aja..untuk kepastianya gimana.. masih jadi rahasia negara.. ^_^
Kemahalan.
BalasHapusUntuk kerjasama industri pertahanan, mana yg lebih baik, korsel atau turki, mas ano2?...
BalasHapusKlo saya, mengingat prog. kfx dan ks cbg yg ternyata bermasalah, kedepan, krjsm dg turki adlh pilihan bagus, selain hrs tetap terus memburu dan menekan komitmen korsel... RI harus terus menekan Korsel, klo perlu sampe' penyet.
Untuk kerjasama industri perthanan semestinya di kaji terlebih dahulu pd seluruh aspek. Dg dmk, antara yg ngajak dan yg di ajak akan mendptkan manfaat ganda.
BalasHapusMengingat faktor bisnis dlm konteks ini merupakan faktor utama, tentu untuk sementara adalah kegiatan "Harkan " level IV atau Har Depo, me rupakan pilihan konkrit karena dari kegiatan ini kita akan mendptkan ilmu plus yaitu modifikasi dan ini adlh proses ToT yg sebenarnya tanpa harus membeli banyak material senjata.
Namun sayang dlm pelaksanaan kontrak pengadaan / pembelian clausul perihal tsb di dispute bahkan program ILS yg sebenarnya dpt dimassukan dlm kontrak tdk pernah ada. Mengapa ?....... Rahasia itu mosok dibuka telanjang..........
Silakan komen!!!
Bung Yulius sistim pengadaan dan pembelian yg selalu tdk disertai dg "ILS" sebenarnya sangat merugikan kita 5 tahun yad. Pdhal dg "ILS" kita terjamin minimal 5 thn disamping paling tidak anggota dpt sertifikasi.
BalasHapusILS = Integrated Logistik Support.
OHHH....GANDIWA KAPAN KAMU AKAN LAHIRRR....???????
BalasHapusKalau dibandingkan negara kita dengan negara Turki,negara kita lebih maju,tetapi kenapa alutsista produk dlm negri turki bisa cepat maju,ketimbang negara kita ya ?
BalasHapusSama-sama dari Negara Muslim, ya tentu saya pilih Turky, kayaknya lebih pasti daripada dengan negara operasi plastik Korsel yang ecek-ecek... bentar lagi kena bencana besar thu negeri dengan wajah plastikkk... hati2 saja thu Menhan dengan KFX ama Cangbogok nyaaaa. Allah nggak ridho dengan negara wajah plastik entuuu...
BalasHapusSaya mahh...nungguin GANDIWA buatan PTDI terwujud. Kapan ya terwujud?????
BalasHapusayo gandiwa segera menyusul....
BalasHapusminta ote-ote sama Turki pasti di kasi buat bereskan gandiwa...
turki mulai heli nya dg membuat sub sistem sendiri. ketika semua siap, dia inggal cari platform, mangusta. jadi tidak perlu mengembangkan pesawat dari awal--yg tentunya biaya dan resiko sgt tinggi. KFX?? akan lebih baik bila di kembangkan dari platform yg sdh ada, f-16 atau t-50. biar nggak berresiko. F-15 saja bisa di stealth kan dg silent eagle...
BalasHapus