Rabu, Mei 15, 2013
6
Uji coba rudal Iran
Uji coba rudal balistik Iran
TEHRAN-(IDB) : Angkatan Laut Iran akan menerima rudal jelajah baru dengan jangkauan lebih dari 300 kilometer, direktur Organisasi Aerospace Kementerian Pertahanan Iran mengungkapkan pada hari Minggu, 12 Mei 2013. "Rudal-rudal baru ini super canggih dan sudah ditingkatkan presisinya," ujar Brigadir Jenderal Mehdi Farahi seperti yang dikutip Press TV.

Pada akhir April lalu, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan rencananya untuk mengungkapkan rudal balistik dan rudal jelajah baru serta berbagai prestasi militer lainnya yang dicapai oleh Iran dalam lima bulan ke depan.

Iran sebelumnya telah berhasil menguji tembakkan rudal balistik jarak menengah dari pantai ke laut di Teluk Persia serta tiga rudal permukaan-ke-permukaan baru yang diproduksi dalam negeri. Ini merupakan uji tembak rudal Naze'at 10 dan Fajr 5 saat latihan militer pada pertengahan Maret lalu. Fajr 5 adalah roket artileri jarak jauh, dengan jangkauan maksimum 75 kilometer, sedangkan Naze'at 10 adalah rudal balistik jarak menengah yang mampu memukul sasaran dalam radius 100 hingga 300 kilometer.

Para pejabat militer Iran telah berulang kali menekankan bahwa semua uji coba dan pelatihan angkatan bersenjata Iran hanya ditujukan untuk tujuan pencegahan dan pertahanan diri.

Penembakan rudal Naze'at 10
Penembakan Rudal Naze'at 10
Pada tanggal 10 Februari, Iran berhasil menguji coba rudal udara-ke-udara "Fakour" dan pada tanggal 31 Desember 2012 juga berhasil menguji coba rudal permukaan-ke-udara Ra'd (guntur), Press TV melaporkan.

Pada bulan Juli tahun lalu, Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi mengumunkan kemajuan dalam pengembangan dan pembuatan sistem rudal pertahanan udara canggih yang mirip dengan sistem rudal pertahanan udara S-300 Rusia. 

Pejabat militer Iran mengatakan bahwa sistem rudal pertahanan udara yang disebut dengan Bavar (kepercayaan) 373 tersebut lebih kuat dan lebih modern daripada sistem S-300 Rusia. Dan akhirnya pada April lalu sistem pertahanan udara ini resmi diluncurkan.

Kontrak senilai US$800 juta untuk memasok sistem rudal ke Iran ditandatangani bersama Rusia pada akhir tahun 2007, di mana Rusia memasok lima batalyon S-300PMU-1 ke Teheran. Namun pada tanggal 22 September 2010, Presiden Rusia berikutnya yaitu Dmitry Medvedev menandatangani sebuah dekrit yang mengakhiri kontrak dengan Iran karena terganjal Resolusi Dewan Keamanan PBB 1929, yang melarang pasokan senjata konvensional ke Iran termasuk rudal dan sistem rudal, tank, helikopter serang, pesawat tempur dan kapal perang. 






Sumber : Artileri

6 komentar:

  1. Prestasi pecapaian teknology tingkat tinggi oleh ilmuwan Iran.
    Hasil pengucilan yg dilakukan oleh AS cs, memicu niat dan tekad untuk tetap dpt bangkit dg landasan nasionalisme tinggi serta kesederhanaan sikap dan tindak menjadikan Iran disegani lawan maupun kawan saat ini dan yad.
    Mungkinkah hal tsb juga dpt menjadi inspirasi bagi Indonesia??????

    BalasHapus
  2. BAGAI MANA DENGAN C-705 NYA INDONESIA-CINA,...??? KELAUT KAH''

    BalasHapus
  3. Kang Bole.. sudah sepatutnya mas jd inspirasi dan acuan industri peroketan indonesia. sebenarnya russian juga gak pelit pelit amat tuh ngasi ToT..kalo toh belinya gak ketengan. Semoga pemimpin yang berikutnya bisa merangkul russia lebih erat lagi untuk bisa diajak produksi bersama roket jarak sedang dan jauh.

    BalasHapus
  4. hanya pemimpin yg brani, tegas dan ngak takut d dikte negara lain yg sangup membuat perubhan.
    tpi klau peminpinya masih penakut jangan terlalu berharap bro negara kita bisa menjadi negara hebat, karna kita masih d dikte negara
    lain.........

    BalasHapus
  5. Tks, sebenarnya Russia sdh lebih dari 8 tahun melakukan pendekatan dan penjajagan untuk kerjasama di bidang yg ditulis oleh staf Wapres RI.
    Namun sayang sd skrg tidak ada respons yg dpt dipakai trigger oleh Pem.
    Justru beberapa Pemda di luar Jawa yg memulai kerjasama dg Russia di antaranya Kaltim dg proyek Jl. KA walau baru beberapa ratus Km, dan Sulteng yg mencoba kerjasama di bidang budi daya potensi perikanan dg fabrikasi / Canning sbg hasil olahan lautnya.
    Sekedar usul, paling urgent ya peningkatan tanur tinggi KS sehingga mampu memproduksi High Tensile Steel, plus pabrikasi "Pellet" sbg bahan baku besi baja.
    Berikutnya adalah pemanfaatan SDA di salah satu pulau di kita yg sdh sejak lama di incar untuk di eksplorasi oleh pihak asing, mengingat SDA di pulau tsb mempunyai nilai strategis tinggi untuk pembuatan senjata dan secara ekonomis dpt dipakai sbg sumber devisa negara.
    Dg 2 usulan saya itu saja Indonesia dpt mematahkan dominasi asing dan ketergantungan dlm pemenuhan industri dasar.
    Namun Bung spt biasa nanti pasti keluar komen yg kocak perihal usulan sy, apalagi dg nick name "Boleroes11".

    BalasHapus
  6. Iran di gencet tambah maju,Indonesia di gencet ya gepeng...

    BalasHapus