Selasa, April 16, 2013
17
JAKARTA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI  Arief Rudianto, S.E., yang diwakili Asisten Operasi (Asops) Pangarmabar  Kolonel Laut (P) R. Achmad Rivai, S.E., M.M.,  membuka Latihan Bersama (Latma) dengan sandi Pandu 13/13 antara TNI Angkatan Laut dengan Republic Singapure Navy (RSN) di Gedung Nanggala Markas Komando (Mako) Koarmabar Jalan Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Senin (15/4).
Pangarmabar Laksda TNI  Arief Rudianto, S.E., dalam sambutannya yang dibacakan Asops Pangarmabar mengatakan, Latma dengan sandi Pandu 13/13 dimaksudkan guna meningkatkan kerja sama antara Satuan Komando Pasukan Katak  (Satkopaska) Koarmabar dan Detasemen Intelijen (Denintel) Koarmabar dengan Naval Diving Unit (NDU) dan Naval Intelligence Departement (NID) RSN, yang bertujuan untuk menciptakan kesamaan persepsi dalam meningkatkan keterampilan, kemampuan dan pengetahuan teknik maupun taktik serta menambah pengalaman operasi bersama.

Lebih lanjut Pangarmabar mengatakan, secara keseluruhan Latma Pandu 13/13 tersebut menuntut kesiapan fisik yang prima serta kemampuan untuk dapat melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan latihan.

Diakhir sambutannya Pangarmabar mengingatkan, perlunya tindakan purba jaga yang cermat dan hati-hati, untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerugian yang tidak diinginkan baik personel maupun material dengan melaksanakan semua standar prosedur latihan secara cermat dan benar, sehingga program zero accident dapat tercapai.

Latma Pandu 13/13 tersebut melibatkan personel dari Satkopaska Koarmabar, Denintel Koarmabar, NDU dan NID RSN yang dilaksanakan selama 14 hari mulai tanggal 15 sampai dengan 28 April 2013.

Upacara pembukaan Latma Pandu 13/13 tersebut, diikuti para pelaku latma dari Satkopaska Koarmabar, Denintel Koarmabar, NDU dan NID RSN.





Sumber : Koarmabar

17 komentar:

  1. Saya kok jijik ya liat jenderal2x kita perut buncit2x gitu. Memalukan. Perut buncit bukan postur militer yang profesional. Apapun pangkatnya dia.

    Kalo perut buncit diperbolehkan di TNI kenapa nggak sekalian aja rambut gondrong, atau jenggot kambing bagi jenderal yang religius.

    BalasHapus
    Balasan
    1. faktor usia x..perutmu gendut g..

      Hapus
  2. Harusnya sekali kali latihanya diwilayah singapur biar kopaska bisa sekalian memata matai markas pasukan elit singapur tsb.

    BalasHapus
  3. Hha namanya juga eyang makmur jadi jangan heran klo prutnya buncit buncit. Ups Becanda deng :D

    BalasHapus
  4. Btw kok nama latianny 13/13 itu apa mksutny y?kok angka sial smua?2013 kah?

    BalasHapus
  5. @ano 09.09 jenggot kambing gimana, itu sunnah Rasul bos, gak usah ke arah sara, suka gak suka itu relatif, protes masalah perut jangan ke arah jenggot segala,

    BalasHapus
  6. Perasaan nih tni kalo latihan sama asing pasti di negeri sendiri, sama us lah, sama australia, singapore, maling, dan brunei selalu si indo, awas loh,...... Mata2 asing bisa mengakses wilayah rahasia kita dan lagi sebenarnya malah org2 asing ini yg belajar ke kita soal teknik perang, mereka malah mencuri ilmu tentang tehnik kita, hati2 wahai tni

    BalasHapus
  7. sandi 12/13 numgkin kode alam dari bandar togel singapur kalee...xixixixixixi.

    BalasHapus
  8. Waduh, sangar amat soal "Jenggot Kambing"- nya.
    Nggak usyah gitu lah, Jenggotan ya Jenggotan saja, mau Jenggotan boleh nggak Jenggotan ya boleh. Mau Jenggot kaya Unta boleh, klimis janggutnya ya boleh, mau Jenggotnya kayak Kambing boleh, mau Jenggotan kaya orang-orang Timur Tengah monggo, yg penting heppy.
    Saya yg nggak Jenggotan lebat, panjang dan nggembyak kayak orang Timur Tengah diterima dengan baik di Mekkah maupun Medinah kok, nggak ada yang ngelarang tuh?
    Kecuali kalau ada larangan tegas bahwa yg nggak Jenggotan dilarang ke Mekkah atau Madinah itu baru lain. Atau sekarang ada aturan baru, harus Jenggotan, gitu?

    BalasHapus
  9. @Anonim 17 April 2013 06.26...mau jenggotnya kaya kambing, mau jambangnya brewok kaya monyet, mau mukanya klimis kaya babi putih....boleh..yang penting heppy..gitu ya bos?

    bos..bos....klw disama2in sama hewan jelas semua orang itu gak hepy..

    kalimat lu kontradiksi bos,
    kecuali sense lu berlaian dari orang normal,
    klw berlainan dari orang normal disebut tidak normal nama lainya abnormal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inilah indonesiaku. Bisanya cuma debat sok pinter. Kita satu bangsa. Harus bersatu. Jangan tunjukkan kebodohan kita. Ayo bangun indonesia dengan semangat dan persatuan. Maaf saya ngak sekolah. Sya cma cuma TKI. Tapi saya ada prinsip kalau ada orang berbuat pandai dengan kita. Kita tidak akan berbuat bodoh. I love indonesia

      Hapus
  10. Biar Jenggotnya nggombyak, Jenggotnya dikit, Jenggotnya sedeng, yg penting heppy, Jenggot ajah dibuat masalah.
    Yg penting heppy jadi muslim yg taqwa bukan Jenggot.
    Jenggot nggembyak, sedikit, sedeng yg penting heppy, jgn memasalahkan normal nggak normal kayaknya kamu juga abnormal ano 11.08. Puas Masalah Jenggot kayak kambing belum???

    BalasHapus
  11. Jenggot manusia itu macam-macam, tergantung dari "Gen".
    Kalau ada yg nyebut "seperti" jenggot binatang ya nggak perlu marah.
    Jenggotan tidak Jenggotan kan tetap manusia bukan binatang , hanya "seperti" saja nggak perlu " Kebakaran Jenggot".
    Jenggot, Jenggot, Jenggot..............................

    BalasHapus
  12. kambing say "lu lu pada yang nyatut nama gw, bayar royalti dong"...mbeeekkkk

    BalasHapus
  13. masalah jenggot aja kok diperdebatkan
    kurang gawean opo piye ki arek2

    BalasHapus
  14. apa urusannya jenggot kambing sama agama? emangnya jenggot kambing milik agama tertentu? jangan sensi kayak perawan lah. penyanyi amrik bule2x banyak yang pake jenggot kambing. orang cina tua2x yang di desa2x sana juga pake jenggot kambing. makanya gaul bro, dunia itu luas.

    BalasHapus
  15. Sudahi komen jenggot nanti ada yg tersungging dari golongan pecinta jenggot dan bercelana cingkrang serta berdahi hitam, lho.
    Sampai disini saja masalah Jenggot kambing, eh.. Jenggot Unta.....ups keliru,,,,,,,,,

    BalasHapus