Selasa, April 23, 2013
19
PEKANBARU-(IDB) : Para penerbang Skadron Udara 12 “Black Panther” Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) Pekanbaru melaksanakan latihan pengeboman menggunakan pesawat tempur Hawk 100/200 dengan sasaran darat dan laut, Selasa (23/4).

Latihan dipimpin oleh Danskadron Udara 12, Letkol Pnb A. Yani Amrullah tersebut direncanakan berlangsung selama tiga hari dengan sasaran darat di Air Weapon Range (AWR) Siabu dan laut di Selat Pulau Rupat.

Pada kesempatan tersebut Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Andyawan. MP, S.IP mengatakan bahwa pelaksanaan latihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan para penerbang dalam melaksanakan Bombing baik untuk sasaran yang ada di darat maupun untuk sasaran di laut.

Pelaksanaan latihan pengeboman ini menggunakan Bom Latih Asap (BLA) pada hari pertama, sedangkan pada hari kedua para penerbang pesawat Hawk 100/200 menggunaakan Bom MK 82 live, hal tersebut dimaksudkan pada pelaksanaan bombing menggunakan MK 82 Live pada hari berikutnya dapat mencapai target ketepatan maupun daya hancur yang diharapkan, harap Danlanud.

Pada latihan bombing ini melibatkan satu orang perwira penerbang sebagai Range Safety Officer (RSO) di darat yang akan memberikan informasi kepada para penerbang di Cockpit tentang target ataupun sasaran termasuk mengamankan wilayah yang dijadikan sasaran pengeboman dan didukung satu tim Demolisi dari Depo 60 Lanud Iswahjudi Madiun.




Sumber : TNI AU

19 komentar:

  1. buat ngbom ikan ya pak ?? malu atau takut mengakui ini pesawat kuno masih bagus T-50 golden eagle, jatuhin aja pak pesawatnya biar dibelikan yang baru hahaha

    BalasHapus
  2. Pesawat salah pilh ya ini, Hawk 100 & 200.
    Perawatannya mahal, manuver tempurnya kurang.

    BalasHapus
  3. lumayan buat ngebom ente mah gan

    BalasHapus
  4. Ini pesawat hasil dikte dari inggris bangsat, selain hawk ada juga scorpion, itu bau korupsinya cetar membahana wkwkwkwkwk.

    Untuk yang sekarang diakui lebih uptodate, sukhoi, leopard, astros, Manpads, dari dulu alutsista kok beli ecek-ecek

    BalasHapus
  5. kalo yg di angkut senjata yg mumpuni ya lumayan buat cadangan toh masih layak juga... soalnya jumlah pesawat juga khan masih minim blm bisa naikin dagu blm saat nya...

    BalasHapus
  6. Walaupun jet tempur hawk 100/200 belinya hasil markup (setara F18 hornet) harganya,tetapi jangan lecehkan pesawat tersebut bro... Sebagai jet latih tempur serang ringan,hawk sangat cocok buat bantuan tembakan serta pertahanan udara jarak dekat(sesuai kelasnya yang Light fighter),juga pesawat tersebut digunakan banyak negara sebelum T50 terbang. Masalah mahal harga perawatan karena harga sukucadang terkait dengan nilai tukar mata uang.

    BalasHapus
  7. hehehe...yub betul bro... pilot2 sukhoi TNI AU ya awalnya pakai pesawat ini untuk latihan,soal suku cadang yang mahal ya wajar aja...wong barang antik
    menciptakan 16 pilot yang handal 10 X lebih susah dari pada membeli 1 skuadron sukhoi, pilot yang handal adalah aset berharga untuk TNI AU , ente bayangin aja gan hanya untuk mencapai 1000 jam terbang,ongkos yang harus dikeluarkan hampir setara dengan jet tempur tersebut, apalagi jet keluaran rusky yang terkenal boros biaya operasionalnya.. maju terus TNI AU

    BalasHapus
  8. @ano 19:29 & ano 20:07, mengapa kalian melecehkan dan menghina?
    Tahukah kalian bahwa jenis pesawat ini yang dulu pernah me-lock F-18nya Aussie diatas pulau Roti.

    Pertanyaan berikut: adakah/pernahkah pilot dipermukaan bumi, dengan pesawat sejenis dan dalam keadaan tak bersahabat berani melakukan hal diatas selain pilot TNI-AU?

    BalasHapus
  9. Maksud ano2 d atas mungkin Hanya mengingatkan, Hawk ini di beli seharga F 18, Scorpionnya seharga Chalenger oleh keluarga U know Who.

    BalasHapus
  10. habis semua kalo mau beli apa2 kudu liwat komisi 1,so pasti harus ada komisi dulu buat meloloskan pembelian....
    anak Tk juga tau.....

    BalasHapus
  11. Jgn senewen dulu kalo ada yg komen minor, ya
    Itu adalah kritik membangun. Terbukti itu pesawat mahal, harga beli dan biaya perawatan juga sangat mahal tidal sebanding dg penampilan tempurnya. Kalah jjauh dengan pesawat tua yg pernah dimiliki TNI -AU sebe lumnya yakni A-4 Skyhawk.
    Semuanya resiko, blm tentu T-50 Eagle nanti sesuai dg requirement yg do tentukan karena blm "battle proven".
    Harus di ingat bahwa pembelian alutsista sarat dg kepentingan bisnis sebagai hal yg utama baru. menyusul politik Dan seterusnya.


    BalasHapus
  12. proses pembelian pesawat ini buat apa di bahas, di beli nya juga di jaman masa lalu ngapain masih di bahas2 yg coment di sini juga mungkin dulu pada masih bayi pas ne pesawat di beli trus sekarang sok2 protes ya udah telat nasi udah jadi bubur ayam bray..

    BalasHapus
  13. @ano 01:24
    Kita harus pandai-2 membedakan bagaimana mengkritik dan bagaimana mencibir.

    BalasHapus
  14. NATSIR SUDAH MENJADI TUKANG BUBUR
    Malu berak, sesak di jalan.
    Habis kumis, cukur dibuang
    Tua-tua keladi, udah tua jadi biang keladi

    Bagai kacang lupa atomnya
    Ada udang dibalik Tepung Kentucky
    Bagai buah Simalakama, tidak dimakan Ibu mati, dimakan Bapak kimpoi lagi
    Jangan ada janda diantara kita

    Wong ompong nyaring bunyinya
    Buruk rupa, cermin pun disalahkan
    Uang cucuran masyarakat jatuhnya ke DPR juga
    Sambil menyelam minumnya tetap teh botol Sosro

    silahkan diartikan sendiri ...dan Bebas mengartikannya tidak dipungut biaya
    hehehehe

    BalasHapus
  15. He..he...he...pintar bersajak gurindam duabelas nih, kaya bekas presiden pks, tifatul sembiring.

    BalasHapus
  16. itu bukan pantun
    Sajak sindiran sarkasme

    BalasHapus
  17. Bukan sarkasme tapi sajak satire.
    Sarkasme = Kasar.
    Satire= Sindiran.

    BalasHapus