Jumat, Februari 01, 2013
8
MANILA-(IDB) : Filipina akan membeli 12 jet tempur FA-50 Golden Eagle Korea Selatan untuk memperkuat militernya. Demikian dikatakan juru bicara pemerintah, Rabu (30/1), di tengah-tengah peningkatan ketegangan laut dengan China. Pesawat FA-50 itu akan merupakan jet tempur pertama yang digunakan Angkatan Udara Filipina sejak pesawat tempur F-5 buatan Amerika Serikat tidak digunakan lagi.

Demikian dijelaskan Juru Bicara Presiden Benigno Aquino, Edwin Lacierda. "Kami tidak memiliki jet tempur sekarang yang dapat digunakan. Karena itu, kami perlu meningkatkan kemampuan udara. Ini bagian dari proses memodernisasi perangkat keras militer kami," kata dia kepada wartawan.

Lacierda mengatakan jet-jet itu akan digunakan untuk pelatihan, pencegatan, dan penanggulangan bencana, dan akan menggunakan kamera udara untuk menyurvei daerah-daerah. Ia menegaskan pembelian yang direncanakan itu tidak ditujukan terhadap satu negara kendatipun keteganganketegangan baru dengan China menyangkut saling klaim wilayah maritim di Laut China Selatan.




Sumber : KoranJakarta

8 komentar:

  1. hawk mk 53 dganti t50 golden eagle... itu khan pesawat training knpa gk beli versi combat juga...??? kalo hawk mk 53 pensiun padahal msh ada hawk 100/200..?? brarti pespur ringan kita gak ada back upnya donk? mas roes tak tunggu jawabane...yo...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begini untuk Philipina, mungkin saat ini tataran ancaman yg akan datang cukup dihadapi dg peswt setungkat T-50 Eagle, sehingga paralel dg anggaran yg tersedia ya itu pilihannya. Kalau TNI -AU kita bahwa jenjang pendidikan penerbang setelah melewati peslat dasar, peslat medium, lalu meningkat ke peslat advance T-50Eagle, dan keputusan tsb juga setelah mengadakan kajian sebelumnya termasuk komisinya.
      Kalau saya akan memilih Peslat lanjut pengganti MK-53 yaitu L-159 buatan Aerovodochody Cheko, mengapa peslat tsb sudah dikatagorikan kpd pespur walau belum optimal banyaknya bomb yg dpt dibawa. Mungkin, pertimbangannya adlh dengan kombinasi Shukoi -27/30 MK sebagai multi role kmdn ada Super Tucano sbg peswt Coin, dg dmk sdh tidak diperlukan lagi peswt pembom spt pd masa thn 1960-an kita mempunyai pesawat pembom B-25/26 dan TU - 16 / KS dan Recce. Jaman berubah, kondisi keuangan dan skala prioritas menghadapi ancaman juga telah berubah, apapun kita harus tetap bangga bahwa TNI -AU kita tetap diharapka sebagai Sayap Tanah Air " Swa Bhuana Phaksa"

      Hapus
  2. kalo yg pesawat latih T-50, FA-50 bisa buat fighter jg kok, jadi ini versi tempurnya

    BalasHapus
  3. L-159 termasuk lumayan bagus tapi penuh masalah pemasaran (lahir pada era perubahan peta geopolitik), beruntung ada pesanan dari Iraq sehingga pabriknya gak jadi tutup.
    Pemakai sangat terbatas, sudah berkali-2 ditawarkan ke NKRI tapi rupanya korsel lebih luwes dalam hal barter dengan kita (telah membeli dan kita deliver satu swadron CN235 madein bandung).
    T-50 rancang bangun dan isian teknoligi lebih baru, design filosofinya lebih meniru F-18 dan F-16.

    BalasHapus
  4. Aerovodochody sebenarnya sudah mau collaps pd waktu era produksi peslat L- 39 "Albatross" bukan L- 159. Banyak yg membatalkan pesanan.
    Untuk itu, mereka berharap Indonesia mau membeli dg iming-iming tambahan 5(lima) unit engine cuma2 dan harganya fantastis cuma 1(satu) juta $ per unit untuk 32 (tigapuluh dua) unit pesawat.
    PresDirnya Aerovodochody Mr. Chalupnik waktu itu saya yg escort ke mana-mana selama di Jakarta. Namun kita tidak jadi membeli malah begitu presentasi di Thailand, belum demo terbang langsung disepakati pembeliannya. Kalau di bandingkan dg Hawk Mk-53 BaE, L-39 itu lebih bagus, suara mesin tidak bising, performance terbangnya yahud deh, pada waktu demo di Jakarta dipiloti oleh test flight dari Israel sebab avioniknya memakai sistim gado2 antara Timur dan Barat kemudian terkenal dg avionik "Cupido". Perihal L-159 saya tidak mengikuti, namun saya membaca bahwa L-159 dibuat untuk keperluan tempur ringan, dan bukan pesawat latih lanjut yg juga dpt dipakai tempur.
    Kalau dibandingkan dg T-50 Eagle tentu akan sangat berbeda dari aspek air frame, avionik, dan enginenya, mengingat filosofi engineering dan pemakaiannya.

    BalasHapus
  5. perasaan negeri Benigno nie anjing Om sam tapi kok payah bgt.gitu kok nantang om panda...
    apa gak jadi cicak lawan buaya....

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. gimana perbandingan antara FA.50 dengan YAK.130?

    FA 50 & YAK 130 sama-sama bisa di jadikan pesawat latih, dan keduanya juga bisa di jadikan armada tempur, selisih harga keduanya kalo saya baca dari beberapa artikel pun tidak jauh berbeda meski sedikit lebih mahal YAK 130. tapi kemampuan FA 50 jauh di bawah YAK 130, gak perlu bahas masalah avionik nya.. dari segi kecepatan dan manuver pun YAK jauh lebih unggul dari FA 50 ( itu yang saya baca dari beberapa artikel ) kenapa dengan selisih harga yang tidak begitu besar kita tetep pilih T-50, kenapa gak minimal FA 50 nya... atau sekalian YAK 130

    BalasHapus