Kamis, Januari 03, 2013
11
JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio mengungkapkan TNI AL perlu melakukan penyesuaian untuk menjawab perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan sulit diprediksi seperti yang terjadi saat ini. Menurutnya, kondisi ini berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan tugas dan pembangunan TNI AL. Karenanya TNI AL terus berupaya untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF) alat utama sistem senjata (alutsista).

Kondisi yang dimaksud Marsetio seperti perkembangan situasi kawasan regional tentang Laut China Selatan, penyelesaian wilayah perbatasan yang berpotensi konflik, dan situasi kondisi nasional terkait perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Marsetio yang baru saja dilantik menjadi KSAL berkomitmen melanjutkan kebijakan yang telah digariskan oleh KSAL yang lama Laksamana TNI Soeparno sesuai visi TNI AL, Panglima TNI dan arahan Presiden SBY.

"Terwujudnya TNI AL yang handal dan disegani sesuai dengan perkembangan strategis dan kebijakan komando atas. Prioritas pembangunan TNI AL guna mendukung TNI AL yang handal dan disegani, antara lain, meneruskan validasi organisasi, modernisasi alutsista melalui pengadaan, revitalisasi, rematerialisasi, relokasi dan penghapusan guna mencapai percepatan Minimum Essential Force (MEF),"kata Marsetio dalam acara Pisah Sambut Kepala Staf Angkatan Laut di Mabes TNI AL Jakarta, Rabu (2/01).

Dalam mewujudkan MEF dilakukan melalui peningkatan kemampuan mobilitas TNI AL, peningkatan kemampuan satuan tempur (stiking force) dan penyiapan pasukan siaga (standby force). "Untuk penanganan bencana alam, tugas-tugas perdamaian dunia dan keadaan darurat lainnya,"ujarnya.

Pembangunan MEF ini diimplementasikan dalam tiga renstra hingga tahun 2024 dengan proyeksi pada pencapaian MEF yang mencakup organisasi, personel dan alutsista sesuai dengan alokasi anggaran pertahanan. Sementara percepatan pencapaian MEF di bidang alutsista diprioritaskan pada penggantian alutsista yang kondisinya tidak layak pakai, serta pemenuhan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas-tugas mendesak.




Sumber : Jurnas

11 komentar:

  1. Perbanyak dan perkuat kapal perang termasuk pesawat/helikopter pendukung tempur TNI - AL, minimal kapal selam punya 45, masing2 armada punya 10 kapal selam kelas kilo dan 5 kapal selam kelas nuklir/kelas berat, pasti semua negara terdekat segan dan gentar by PE KA IE

    BalasHapus
  2. Kok kayak mborong jajan pasar,

    BalasHapus
  3. Nek duwite okeh yo di brong...tpi nek ra duwe duwet di cicil bae.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang tukang kredit nih kayaknya, semua bisa dicicil nganti mencicil yo bapake......

      Hapus
  4. Gimana mau di segani pak KSAL?? Klo beli mainannya yang ecek-ecek mulu.
    Di jaman sukarno angkatan laut, udara, dan darat kita begitu kokoh mesikipun ada barang rongsok bekas soviet..
    Seharusnya kita meneruskan yg sudah ada BUKAN merubah semua yg sudah ada!!
    Tapi sekarang?? kapal penjelajah aja kita nggak punya..
    Lagi-Lagi Negara ini cuma bisa bertahan tanpa bisa menyerang balik. Denger-denger LCS 2013 bakal pecah ya pak??
    Makan tuh embel2 TEOETE bikin muak aje..
    Banyak Ilmuan di negara ini yg di sia-siakan. Tapi di pergunakan dengan bangsa lain. Siap-siap gulung tiker cina vs japan, dan amerika..
    NOTE: jujur gue kAsian liat tentara dinegara ini. Cuma di jadiin robot buat perang tanpa pengamanan yg kuat untuk melindungi dirinya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama hayat dikandung badan maka perubahan selalu menyertai, duuuuulllluuuuu jaman Bung Karno yang kita cintai pandai memanfaatkan kondisi politik dunia, maka pesawat Hercules C-130B 10 unit di dapat tanpa beli, peralatan perang dari Rusia beli murah, pabrik baja Krakatau Steel nggak bayar, rumah sakit lpersahabatan di rawamangun nggak bayar, stadion Gelora Bung Karno Senayan nggak mbayar, bikin jalan By Pass di Jakarta nggak ngeluarin duit, bikin roket Kartika nggak ngeluarin duit,bahkan sampai sekarang peralatan perang jaman Bung Karno masih aktif dan effektif di pakai ;Roket Katyusya, Tank PT -76,BTR 50, Truck "Zil".
      begitu diganti jaman mas Harto berubah drastis, semua harus beli ya gpp wong kita kuat uutttang, dimana utang itu sampai sekarang makin menumpuk karena diantaranya kesalahan sampean sendiri yang tunduk patuh sama perintah dan arahan mas Harto. Coba kalau sampean berani menetang pasti sudah dikarungi sama pasukan hitam, atau masih mending dibuang ke pulau Buru. Giman???

      Hapus
    2. wooooy baca !! pahami dulu komen ane gan.. Jangan di telan mentah-mentah di situ ada kekawatiran perkembangan konflik di lcs yg sewaktu2 bisa pecah krena ada campur tangan as dri masalah perbatasan, hutang, promo senjata, ladang minyak dll

      dibuang ke p.Buru gak masalah gan. alam sudah tau apa yg dibutuhkan manusia kalau pun harus di bunuh cuma tuhan yg menentukan hidup dan mati.
      Hmm..umur ente brapa tahun gan??
      Kata siapa buat fasilitas negara serba gratis??
      Toh sukarno juga ngutang sama rusia waktu trikora..
      Karna dia gak dpt dukungan dari pihak barat.
      Tapi gak sebodoh suharto yg lebih haus akan pujian dan tahta dari pihak barat..
      Ente mukin lupa di tragedi 98 dimana kekuasaanya hancur masih bisakah dia menculik??
      Inget DARI RAKYAT KEMBALI KE RAKYAT.
      DI ATAS RAKYAT TUHAN LAH YANG MENENTUKAN..

      Tlg liat lagi note yg sudah di kasih tanda TENTARA JUGA MANUSIA BUKAN ROBOT YG SIAP MATI KAPAN SAJA. By. Suara rakyat

      Hapus
  5. Terlalu malu2 buat pertahanan negara. Tetangga selalu ingin beli yang jauh mumpuni dari yg Indonesia punya.

    BalasHapus
  6. yo alon-alon ning kelakon..dudu kelonan...

    BalasHapus
  7. Kalau dibilang TNI cuma beli yang "ecek-ecek" itu terlalu "sarkastis" dan menunjukkan Anda tidak faham "teknologi" apalagi aspek "manuisa" tentaranya. Kita ini tidak sedang "berperang", tidak masalah kalau kita tidak mampu membeli alutsista "sebanyak" dan lebih canggih negara jiran. Yang penting apa yang kita beli itu dalam rangka "penguasaan" teknologi yang pada gilirannya akan menjadikan kita mandiri dalam pengadaan/produksi alutsista. jangan lupa prajurit kita itu digembleng untuk tangguh dan tidak terlalu mengandalkan pada kecanggihan peralatan. jangan sampe seperi beberapa prajurit Singapura yang kerepotan dengan keterbatasan sumber daya (karena biasa serba cukup makanan dll.) ketika latihan bersama di Cipatat - Bandung Jabar.

    BalasHapus