JKGR-(IDB) : TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar
semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah
keterbatasan anggaran dan dominasi kapal tua yang mereka miliki. Alhasil
ditemukan sebuah proyeksi yang dianggap mumpuni, walau dalam
keterbatasan anggaran.
Saat ini TNI AL terus menguji coba kemampuan rudal yakhont berdaya
jangkau 300 km di frigate KRI Van Speijk Class. Rudal Yakhont ini baru
dipasang di satu KRI Van Speijk Class, KRI Oswald Siahaan.
Dalam ujicoba pertama, rudal yakhont sedikit oveshot dari sasaran.
Setelah dilakukan evaluasi, satu tahun kemudian dilakukan ujitembak yang
kedua. Hasilnya sangat memuaskan. Banyak yang tidak mengangka, satu
tembakan yakhont langsung menenggelamkan KRI Teluk Berau. Hal ini
menyebabkan rudal exocet, C-705 dan Torpedo SUT, tidak jadi diujicoba,
karena target langsung tenggelam setelah dihantam Yakhont.
Dengan suksesnya ujicoba ini, semua Frigate KRI Van Speijk class akan
dilengkapi rudal yakhont yang dipesan Indonesia ke Rusia sebanyak 50
unit .
Heli OTHT
KRI kelas Van Speijk juga akan dilengkapi helikopter over the
horizon target (OTHT) untuk memandu rudal yakhont menuju sasaran yang
berada di luar cakrawala. Jarak pandang visual ataupun kemampuan radar
hanya 20 hingga 40 kilometer karena pengaruh lengkungan bumi.
Dengan datangnya helikopter OTHT nanti, masih diperlukan ujicoba
rudal yakhont untuk sasaran bergerak, sekaligus menguji moda mid course
update dari rudal yakhont. Helikopter itu akan menjadi datalink antara
kapal dan rudal, sehingga kapal petembak bisa terus mengupdate arah
rudal menuju sasaran.
Helikopter OTHT mutlak dibutuhkan kapal perang open sea. Dengan
adanya datalink antara kapal dan helikopter, maka kemampuan penginderaan
kapal perang akan bertambah menjadi ratusan kilometer.
Selain bisa menembak sasaran dari jauh, dia juga bisa mendeteksi
ancaman musuh secara dini, seperti ancaman rudal jarak jauh ataupun
pesawat tempur.
Jika rudal yakhont dan sistem datalink Frigate KRI Van Speijk
class sudah bekerja dengan baik, maka kemampuan sistem persenjataan
anti-udara perlu ditingkatkan.
Dengan demikian ke depannya TNI AL akan memposisikan frigate KRI Van
Speijk Class sebagai sebagai kekuatan strategis TNI AL di lautan.
Kualitas Kapal Perang
Untuk urusan kualitas kapal perang, TNI AL mengandalkan armada:
Korvet Sigma Class, Frigate PKR 10514, dan Light Frigat Nakhoda Ragam
Class. Kapal kapal perang ini akan dilengkapi peralatan militer
mutakhir, antara lain mengusung Exocet Block Block III dari Perancis,
Stingray dari Inggris, serta piranti perang elektronik terbaru.
Karena jumlah kapal frigate dan korvet Indonesia masih sedikit
dibandingkan luas laut Indonesia, maka dibutuhkan banyak kapal kecil/
fast boat namun mampu bertempur melawan kapal yang lebih besar.
Posisi ini ditempati oleh berbagai kapal cepat rudal yang mengusung
missile C-705 China Kapal-kapal ini antara lain: KCR 40 seperti
Clurit Class, KCR 60, Trimaran Class, Mandau class, Todak Class dan
sebagainya. Rudal-rudal jenis Harpoon maupun C-802 akan digantikan rudal
C-705 produksi bersama China dan Indonesia.
Dengan demikian frigate Van Speijk Class akan berfungsi sebagai kapal
perang laut bebas/ ocean target untuk sasaran jarak jauh. Sementara
untuk littoral target atau anti-access tactic, dibebankan kepada Kapal
Cepat Rudal C-705.
Adapun Korvet Sigma Class, Frigate PKR 10514 dan Light Frigate
Nakhoda Ragam Class, akan berada diantara ocean target dan litoral
target.
Missile C-705
Rudal C-705 dianggap tepat untuk dipasang
di kapal-kapal cepat rudal (KCR), yang jumlahnya memang sedang
diperbanyak oleh TNI AL. Dari segi ukuran rudal ini lebih kecil dari
rudal C-802, namun teknologi C-705 lebih mutahir.
Berkat bobot hulu ledak C-705 sebesar 110 kilogram, membuat kapal
patroli cepat TNI AL yang relatif kecil (250-300 ton) ,memiliki
kemampuan menghancurkan kapal yang lebih besar (up to 1500 ton) .
Selain itu, harga rudal C-705 jauh lebih murah dibandingkan rudal
Exocet dan sejenisnya. Dengan harga yang lebih murah ini, TNI AL
memiliki anggaran yang mencukupi untuk memiliki rudal C-705 dalam jumlah
banyak. Hal ini bisa terjadi karena rudal C-705 sebagian akan
diproduksi di Indonesia.
Rudal C-705 |
Rudal C-705 memiliki jangkauan 75-80 kilometer. Jika ditambah roket
booster jangkauan terdongkrak hingga 170 Km, sehingga bisa juga
disebut rudal lintas cakrawala (over the horizon target) atau memiliki
kemampuan tempur di open sea/ ocean target.
Kemampuan armada kapal cepat rudal ini akan semakin maut, dengan
hadirnya KCR jenis Trimaran yang sedang dibangun kembali, setelah
terjadinya tragedi terbakarnya KRI Klewang yang berkemampuan stealth.
Untuk urusan kapal selam, TNI AL telah meng-overhaul dan retrofit
KRI Cakra serta Nanggala di Korea Selatan. PT. PAL Indonesia juga
bekerjasama dengan DSME Daewoo dalam pelatihan 200 insinyur Indonesia.
Selama tiga hingga empat tahun, mereka akan berada di Korea Selatan
untuk terlibat dalam pembangunan 3 kapal selam Changbogo.
Dua kapal
selam akan dibangun di Korea Selatan, sekaligus proses alih teknologi.
Satu kapal selam lainnya dibangun di PT PAL Indonesia.
Sumber : JKGR
MANTAAAAAAAAAAAFFF''''....MAJU TERUS INDONESIA'
BalasHapusALUR CERITANYA SIH BAGUS...MUDAH2AN TEREALISASI
BalasHapusMakin garang aja TNI AL neh...moga tetap jaya....
BalasHapusBRAVO INDONESIA
#bettay 2011#
Setuju sama mas yang komen soal alur ceritanya bagus... Yah semoga kuantitasnya cepat nambah, dan juga kualitas senjata dan datalink nya dipercepat. karena harap harap cemas, maklum, sisatu sisi kebutuhan ndak bisa di tunda lagi, tp anggaran harus berbagi dengan matra lain yang juga menuntut modernisasi cepat.
BalasHapusSemoga kondisi ekonomi kita bisa tumbuh lbh cepat lagi supaya dephan dapet jatah lebih lagi. dan... Semoga gak ada korupsi :)
merdeka...
BalasHapusmajulah indonesiaku
BalasHapusmohon maaf bos ! saya lebih hawatir sekali kalau dana untuk pembelian alutsista di korupsi oleh oleh!!!! terutama yang paling curiga adalah TNI AU. mohon lebih ketat bossss menjaga lumbung dananya soalnya banyak yang ngincer
BalasHapusAS Siap Kirim Pasukan untuk Memerdekakan Papua
BalasHapusAsing akan tetap melibatkan diri dengan urusan Papua. Itulah yang menjadi perhatian Hariyadi Wirawan ketika diwawancarai itoday, Senin (20/2).
Asing terlibat karena persoalan Papua tidak pernah selesai, tutur pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia ini.
Bendera Bintang Kejora
(Foto: Istimewa / itoday.co.id)
Menurutnya, apa yang terjadi di Papua sekarang, jelas mengikuti skenario kemerdekaan Kosovo, yang berhasil memerdekakan dirinya dengan bantuan lembaga internasional. Hal ini terlihat dengan didaftarkannya kemerdekaan Papua Barat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) minggu lalu.
Jika asing melihat masalah Papua sebagai sebuah isu internasional yang hangat, dan menganggap Indonesia tidak peduli. Maka kesempatan Papua untuk merdeka akan semakin besar, jelasnya.
Hariyadi mengingatkan, keberadaan AS di Darwin, Australia, walau sebenarnya adalah untuk membendung Cina, tetapi jika masalah Papua semakin memanas, dan memperoleh pengakuan lembaga internasional sebagai sebuah negara merdeka, maka pangkalan AS di Darwin akan menjadi pangkalan yang bersifat multifungsi.
AS akan mengerahkan pasukannya di Darwin guna melindungi Papua, jika Indonesia nantinya menolak kemerdekaan Papua yang disahkan PBB secara sepihak, kata Hariyadi.
Apa yang dikatakan Hariyadi mengenai ancaman pangkalan AS di Darwin memang tidak bisa dianggap enteng. Sebab posisi Darwin sangat untuk mendukung posisi AS di ASEAN dan Laut Cina Selatan, atas Cina dan Rusia.
Tidak hanya itu, posisi Darwin juga memudahkan AS untuk mengirimkan pasukannya dengan menggunakan kapal selam dan kapal induk, ke berbagai belahan dunia, khususnya Asia Pasifik.
Bagi Hariyadi, alasan mengapa masalah Papua tidak pernah selesai, karena pemerintah selalu menggunakan cara represif dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Sedangkan cara pendekatan lainnya kurang maksimal, sebab tim yang dibentuk selalu saja tidak bekerja dengan semestinya.
INDONESIA TANAH AIR DAN TEMAPAT LAHIR BETA...
BalasHapusDI BUAI DEI BESARKAN BUNDA...
HINGGA TEMPAT AKHIR MENUTUP MATA...
RAWE-RAWE RANTAS' MALANG-MALANG KUTUNG' AKU SELALU BERSAMAMU INDONESIAKU"