Minggu, Desember 02, 2012
4
KALTIM-(IDB) : Dua kompi prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus TNI AD diterjunkan ke hutan belantara Kalimantan Timur, Sabtu (1/12/2012) malam ini. Penerjunan malam dari empat pesawat Hercules TNI AU tersebut dalam rangkaian latihan infiltrasi melalui udara.

Pejabat Penerangan Kopassus Mayor Inf Achmad Munir di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu sore, membenarkan adanya rencana penerjunan para prajurit tersebut.

"Ini dalam rangkaian latihan bersandi Tribuana Cakti XVIII tahun 2012 yang sudah berlangsung beberapa waktu lalu dan puncaknya nanti pada 19 Desember," jelasnya, Sabtu sore.

Para prajurit tersebut dilepas oleh Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI Jaswandi dan para perwira ahli, Asisten Danjen, dan Kabalak. 





Sumber : Kompas

4 komentar:

  1. Tentara biasa aja terjun payung sianghari blm tentu tepat sasaran. Tapi yg ini malah pilih terjun payung malam. Terjunnya di hutan lagi. Betul betul "Hantu Hutan' nih. Salut tuk Kopassus !

    BalasHapus
  2. sesuai dengan keahliannya, kopasus ditugaskan dalam operasi khusus dgn tingkat kesulitan yang tinggi.

    BalasHapus
  3. AS Siap Kirim Pasukan untuk Memerdekakan Papua

    Asing akan tetap melibatkan diri dengan urusan Papua. Itulah yang menjadi perhatian Hariyadi Wirawan ketika diwawancarai itoday, Senin (20/2).

    Asing terlibat karena persoalan Papua tidak pernah selesai, tutur pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia ini.


    Bendera Bintang Kejora
    (Foto: Istimewa / itoday.co.id)

    Menurutnya, apa yang terjadi di Papua sekarang, jelas mengikuti skenario kemerdekaan Kosovo, yang berhasil memerdekakan dirinya dengan bantuan lembaga internasional. Hal ini terlihat dengan didaftarkannya kemerdekaan Papua Barat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) minggu lalu.

    Jika asing melihat masalah Papua sebagai sebuah isu internasional yang hangat, dan menganggap Indonesia tidak peduli. Maka kesempatan Papua untuk merdeka akan semakin besar, jelasnya.

    Hariyadi mengingatkan, keberadaan AS di Darwin, Australia, walau sebenarnya adalah untuk membendung Cina, tetapi jika masalah Papua semakin memanas, dan memperoleh pengakuan lembaga internasional sebagai sebuah negara merdeka, maka pangkalan AS di Darwin akan menjadi pangkalan yang bersifat multifungsi.

    AS akan mengerahkan pasukannya di Darwin guna melindungi Papua, jika Indonesia nantinya menolak kemerdekaan Papua yang disahkan PBB secara sepihak, kata Hariyadi.

    Apa yang dikatakan Hariyadi mengenai ancaman pangkalan AS di Darwin memang tidak bisa dianggap enteng. Sebab posisi Darwin sangat untuk mendukung posisi AS di ASEAN dan Laut Cina Selatan, atas Cina dan Rusia.

    Tidak hanya itu, posisi Darwin juga memudahkan AS untuk mengirimkan pasukannya dengan menggunakan kapal selam dan kapal induk, ke berbagai belahan dunia, khususnya Asia Pasifik.

    Bagi Hariyadi, alasan mengapa masalah Papua tidak pernah selesai, karena pemerintah selalu menggunakan cara represif dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Sedangkan cara pendekatan lainnya kurang maksimal, sebab tim yang dibentuk selalu saja tidak bekerja dengan semestinya.

    BalasHapus
  4. coment bagus tu yg diatas,pemerintah hrus waspada dgn pergolakan dipapua..tindakan tegas tetap hrs dilaksanakan kepada teroris2 dipapua sana.bila perlu kirim densus 88 kepapua,jgn smpai NKRI kehilangan wilayah lgi,ckup timor2..!jgn pernah ada lg tercerai berai negara kita NKRI tercinta.dari Sabang sampai merauke kita smua bersaudara..

    BalasHapus