Selasa, November 06, 2012
11
JAKARTA-(IDB) : Kedatangan MBT Leopard 2 Revolution yang penuh misteri akhirnya terkulminasi pada kehadiran sosok monster lapis baja Jerman ini di Kemayoran. 

Proses kedatangannya dipenuhi oleh intrik, trik, dan disinformasi sehingga ARC kesulitan untuk mendeteksi tanggal pasti kemunculannya.

Namun hanya beberapa jam terhitung sejak kehadirannya di Indonesia, ARC bisa mendokumentasikan kehadirannya di Kemayoran, masih diatas trailer dan siap diturunkan. 

Untuk sedikit menyegarkan ingatan pembaca, kami coba ‘bacakan’ paket-paket upgrade yang terpasang di Leopard 2A4. Psssst, menurut info awal, konon Leopard 2 RI yang kita beli paketnya tidak selengkap yang dibawa oleh model demonstrator milik Rheinmetall yang dipamerkan di Kemayoran. Untuk lengkapnya, yuk simak rinciannya berikut:

REVOLUTION BEGUN!

Paket-paket dari sistem Revolution yang akan diterapkan secara lengkap terdiri dari:

( ket: AMAP )
Inti dari perlindungan yang ada pada Revolution adalah lapisan blok komposit AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan IBD (IngenierBüro Deisenroth)-Deisenroth. Konsepnya adalah perlindungan 360o, dimana Leopard 2 Revolution harus bisa dilindungi dari segala sisi. 

IBD Deisenroth membagi sistem AMAP kedalam dua tipe proteksi, yaitu proteksi aktif/hardkill berbasis sensor yaitu AMAP-ADS (Active Defence System) dan proteksi pasif alias proteksi balistik. Bobot keramik nano ini saat dikonfigurasikan menurut standar proteksi NATO STANAG 4569 Level 3 atau 4/ AEP 55 Level 3. Keping AMAP dibangun dan disusun menjadi blok AMAP-B (Ballistic) yang dipasangkan ke side skirt, glacis, dan keseluruhan kubah termasuk sisi atas dan pangkal laras. Uniknya, pemasangan AMAP-B tidak diteruskan sampai ke belakang. Di bagian ini Rheinmetall justru memasang slat armour alias sangkar/teralis pagar yang mampu mengalahkan sumbu piezoelectric dari RPG-7.


 

(ket: slat armour belakang dan ROSY)
FACTCHECK: Pada spyshot yang diambil oleh rekan ARC, terlihat bahwa beberapa bagian (skirt kiri, glacis) sedang dibongkar oleh teknisi Rheinmetall. Kita bisa melihat bahwa lapisan AMAP dipasang dengan rangka tubular sebagai titik sandar pelat luar, dan dipasang dalam segmen-segmen rangka. Antara pelat luar dan dalam terdapat ruang hampa yang amat efektif untuk memencarkan atau mendispersi efek ledakan dari munisi shaped charge. Penulis 100% yakin bahwa Revolution kebal terhadap hantaman munisi sekelas M72 LAW, RPG-7, ataupun AT4.

Selain perlindungan berbahan pasif, untuk Revolution Rheinmetall memasang sistem perlindungan aktif. Yang pertama adalah modul smoke discharger/ jammer  pintar bernama ROSY (Rapid Obscuring System). Pada dasarnya sistem ROSY merupakan gabungan integral antara IR Jammer/ decoy dan pelontar granat asap.

FACTCHECK: Pada demonstrator yang dibawa Rheinmetall ke Indonesia, anda bisa melihat ROSY di tiap sudut kubah. Terlihat modul kamera di sisi bawah, dan diatasnya terdapat pelontar granat asap yang disusun seperti kerang. Pada bagian depan, pelontar granat asapnya tersusun dua lapis.
(ket: SAS)
Untuk seluruh kru disediakan SAS (Situational Awareness System), yang menyediakan pandangan panoramik disekeliling tank berkat keberadaan kamera-kamera SAS. 

Problem deteksi terhadap ancaman jarak sangat dekat, yang biasanya muncul dari infantri yang membawa roket AT, adalah satu problem klasik yang dicoba untuk dipecahkan oleh Rheinmetall. Pembeli bisa mengkonfigurasikan pemasangan SAS, apakah mau memasang 2 atau 4 kamera.

Sebagai senjata sekunder untuk Revolution, Rheinmetall memasangkan sistem Qimek RWS yang memiliki bobot 200kg ke Revolution. Qimek bisa dipasangi berbagai macam senapan mesin, mulai kaliber 7,62mm, 12,7mm, sampai pelontar granat 40mm. Sistemnya sendiri dilengkapi dengan 6 pelontar granat asap otomatis sebagai tambahan, dan dapat dilengkapi sistem optik pilihan pengguna yang dipasang di sisi kanan rumah senjata.


FACTCHECK: Pada demonstrator Leo 2 tersebut, belum terlihat adanya RWS, tempatnya ditutupi dengan kotak. Mungkin saj` belum dipasang, atau ada pertimbangan lainnya sehingga tidak langsung dipasang. Yang jelas kita harus menunggu sampai hari-H pelaksanaan IndoDefense.

(ket: SEOSS)
Tidak lagi harus bergantung pada kendaraan scout untuk mencari target, Rheinmetall membekali Leopard 2 Revolution dengan sistem SEOSS (Stabilized Electro Optical Sighting System) yang distabilisasi pada 2 sumbu. 

Kehadirannya bisa dipergoki dari kubah silinder di sisi atas kubah, sebelah tengah agak ke kiri. Lokasinya lebih dekat ke pintu palka pengisi peluru, walaupun displaynya tetap disalurkan ke posisi komandan SEOSS menggantikan PERI R-17A2 sebagai optik standar. tidak ada resiko terhadap integritas lapisan baja kubah. 

Inti utama dari SEOSS adalah kamera IR Pasif Safir dan laser rangefinder dimana datanya bisa dipasok ke sistem kendali penembakan EMES. Safir memberikan kemampuan deteksi yang cukup jauh berkat fungsi zoom yang dimilikinya, dengan bidang pandang 15o pada jarak 800 meter dan 5o pada jarak 2.500 meter, serta elevasi dan depresi sampai 70o.

FACTCHECK: Pada demonstrator Leopard Ri, silinder SEOSS terlihat jelas berbentuk silinder tebal. Semoga pada varian yang dibeli Indonesia, SEOSS dipertahankan karena dapat menyokong peran hunter-killer antara penembak dan komandan.

Untuk membantu Leo 2 Revolution dalam menyanggong mangsa, Rheinmetall memasangkan APU (Auxillary Power Unit) besar berdaya 17 kW sehingga mesin diesel tidak perlu dinyalakan apabila Revolution sedang mengamati medan. APU tersebut cukup untuk mentenagai perputaran kubah atau sensor Saphir.

 

(Ket: Jendela kotak EMES-15, Fero-Z Auxillary sight, meriam utama, lubang senapan mesin koaksial)
Upgrade terbesar dari sistem Revolution adalah pencangkokan sistem elektrik untuk menggantikan sistem hidro-pneumatik pada sistem kendali penembakan EMES-15 untuk membuatnya lebih andal dan lebih tahan terhadap impak terhadap Revolution. Rheinmetall tidak memberikan perubahan banyak terhadap sistem analog dari EMES-15 dengan alasan biaya, namun pengalaman kru ditingkatkan dengan penambahan interface digital yang memudahkan pengoperasian. Sebagai contoh, pemilihan sistem munisi kini dilakukan melalui display LCD layar sentuh. Berkat sistem kamera baru yang dibenamkan juga untuk penembak, penembak dapat memilih tampilan display, mau layar kamera panoramik yang lebih besar, atau display retikula senjata

Terakhir, berbicara mengenai sistem manajemen pertempuran (BMS-Battlefield management System), Rheinmetall menyediakan sistem koordinasi antar tank sampai pada level Brigade yang kompatibel dengan sistem INIOCHOS. Sistem INIOCHOS yang sudah diadopsi oleh AD Jerman dan Yunani merupakan sistem BMS modular yang dapat menghubungkan tank dengan tank, tank dengan infantri, maupun tank dengan markas brigade, termasuk koneksi langsung dengan Combat Net Radio dan TDMA (Time Division Multiple Access).





Sumber : ARC

11 komentar:

  1. segera curi seluruh teknologi pembuatannya kemudian kembangkan dan produksi sendiri. bravo PT PINDAD bravo TNI AD bravo Republik Indonesia

    BalasHapus
  2. gak usah dicuri, diloby aja terus, pasti dikasih, negara2 kuat lagi gencar mendekati RI.

    BalasHapus
  3. Hem bukanya pembelian ni juga dah termasuk ToT,koreksi kalau salah!
    N sebenernya sdikit kecewa jadinya kalau paket yg d beli RI g lengkap kn kemampuannya jd g maksimal...

    BalasHapus
  4. baru "Katanya", "Konon",,,,
    kata-kata yang tidak bisa dipertanggungjawabkan

    BalasHapus
  5. dikira gampang apa reverse engineering
    belum masalah biaya
    belum masalah waktu
    belum kalo rencananya gugur di kandungan

    klw mw dapet teknologi selain ToT adalah dengan kerjasama pengembangan alutista
    mirip kaya skema KFX-IFX

    BalasHapus
  6. canggih neh tank, tapi user kita perlu adaptasi tingkat menteri neh, maklum tank kita kan jadul masih manual semua. perlu banyak latihan

    BalasHapus
  7. Saya pikir belinya kemungkinan besar tidak lengkap, karena belum buru2 dipakai untuk perang dan juga TNI pasti menginginkan kalau belinya belakangan dengan harapan pemasangannya bisa dilakukan bersama2 dengan PT PINDAD sekaligus bisa transfer ilmu.

    BalasHapus
  8. lol...beli aja mesin tank sama ukraina entar kita bikin rangka body nya dgn inovasi sendiri kita nama kan BADAK,kalo tipe amphibi kita nama kan KUDA NIL...Ok khan nama nama nya..

    BalasHapus
  9. susah amat..... ditiru saja pake kerdus,mesinnya pake mesin bajaj kalo jadi selain menambah kekutan angkatan perang, Jakarta bisa lancar dan bersih karena didaur ulang....hehehehe

    BalasHapus
  10. orang ni bisanya cuman becanda n tiru mainan dari kardus jha...

    BalasHapus
  11. alah . . . alah . . . dasar wong kampung" masa alutsista di samakan dengan sampah'

    BalasHapus