Rabu, November 28, 2012
9
TEHRAN-(IDB) : Komandan Angkatan Laut Republik Islam Iran Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan, Tehran telah mencapai swasembada di sektor pertahanan dan dapat memenuhi kebutuhan di sektor ini.

"Sejak awal Revolusi Islam, kami belajar untuk tidak meminta bantuan dari negara lain dan mandiri dalam memenuhi tuntutan-tuntutan kami," kata Sayyari pada Rabu (28/11) dalam upacara peluncuran dua versi kapal selam kelas ringan, Ghadir, yang telah di upgrade dan peresmian kapal berpeluru kendali Sina-7.


Ia menambahkan, berkat Revolusi Islam, kami memperoleh pengetahuan untuk memproduksi kapal selam, bahkan tidak ada yang percaya bahwa kami mampu memproduksi kapal perusak yang dapat mengangkut helikopter dan rudal di Laut Oman dan perairan internasional. Padahal, kemampuan untuk memproduksi kapal perusak dan selam merupakan tugas yang amat sulit.


"Departemen Pertahanan Iran saat ini mampu memenuhi tuntutan pertahanan negara, terutama di sektor angkatan laut," tandasnya.


Kapal selam Ghadir pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007. Kapal berbobot 120 ton ini mampu melaksanakan misi jangka panjang di laut




Seiring dengan peluncuran kapal selam yang telah di upgrade tersebut, Iran juga meluncurkan kapal berpeluru kendali Sina-7.

Iran dalam beberapa tahun terakhir telah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada di sektor peralatan militer dan sistem-sistem penting lainnya.


Tehran selama ini telah meluncurkan berbagai kelas yang berbeda dari kapal selam canggih termasuk Fateh, Ghadir, Qaem dan Nahang. Meski demikian, Iran berulang kali meyakinkan negara-negara lain, khususnya negara tetangga bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, kerena doktrin pertahanan negara ini didasarkan pada pencegahan. 

Iran akan Kirim Armada AL Ke-23 ke Perairan Internasional

Armada Angkatan Laut Republik Islam Iran ke-23 akan dikirim ke utara Samudera Hindia dan Laut Merah dan dilaporkan akan berlabuh di pantai Sudan dalam beberapa hari mendatang.

Laksamana Sayid Mahmoud Mousavi, Wakil Komandan Angkatan Laut Iran bidang Operasi pada Rabu (28/11) kepada Fars News mengatakan, armada yang terdiri dari kapal perusak Jamaran dan kapal logistik Bushehr itu akan berlabuh di pantai Sudan dalam beberapa hari mendatang.
 
Ia menambahkan, kunjungan tersebut berfungsi untuk mengirim pesan perdamaian dan persahabatan kepada negara-negara sahabat.
 
"Misi ini juga dilakukan sejalan dengan pengumuman kesiapan angkatan laut negara kita untuk melaksanakan misi di perairan internasional dan pembentukan keamanan di kawasan dan rute-rute penghubung. Tujuan ini akan tercapai dengan bantuan dari negara-negara di kawasan itu," ujarnya.

Sebelumnya, armada Angkatan Laut Iran ke-22, yang terdiri dari kapal perusak dan logistik, berlabuh di pelabuhan Port Sudan di timur laut negara itu.

Sejak tahun lalu Angkatan Laut Iran telah meningkatkan kehadirannya di perairan internasional. Hal itu sejalan dengan upaya internasional untuk memerangi pembajakan. Meski demikian, Tehran menegaskan bahwa kehadiran angkatan lautnya di perairan intrnasional dimaksudkan untuk menyampaikan pesan perdamaian dan persahabatan ke negara-negara regional.





Sumber : Irib

9 komentar:

  1. Terbukti dengan nyata di Iran, bahwa salah satu keberhasilan mereka disamping penguasaan teknology dan pengelolaan sumber daya yang benar pimpinan negara patuh dan menghormati para Ulama dan hasilnya memang luar biasa. Satu pihak berdo'a dengan hati yang bersih, di lain pihak penyelenggara negara menjalankan dengan penuh amanah dan bertanggung jawab.

    BalasHapus
  2. @bambang w: beda sekali dengan negara yg katanya sama2 banyak penganut islam-nya, amanah buat para wakil dan penyelenggara negara entah dijalankan dengan benar apa tidak ya?

    BalasHapus
  3. Iran bisa bikin kapal selam 120 ton (tentu ada alih teknologi dari negara lain). Indonesia sekarang mempersiapkan diri bikin kapal selam 1400 ton (alih teknologi dari jerman-korsel). Amanah sedang dijalankan.

    Sepertinya di Iran kasus korupsinya tidak sebanyak Indonesia, tapi itu karena di Iran nggak ada pers yang berani melawan ulama2x untuk "Mengupas Tuntas" korupsi seperti media2x di Indonesia yang berani dan gamblang. Jadi rakyat Iran sebenarnya tidak pernah tahu, seberapa parah sebenarnya kasus korupsi di negaranya.

    Rumput Iran memang hijau, tapi TIDAK lebih hijau dari rumput NKRI.

    BalasHapus
  4. kalau di iran ada yg berani korupsi,dijamin bakal gk punya tangan dia. La wong dapat nobel,terus dicium artis barat.itu artis iran dapat bonus hukuman cambuk.. Wkwk..

    BalasHapus
  5. kalau dinegara kita..gak janji lah yauuu,muslim ktp terbanyak di nusantara,wong pengadaan al quran yg suci aja di korup?dana haji kemana aja semua?dana pembelaan tki diluar negeri kemana???korup memang indah...kita ini banyak koar maju,tapi nyatanya???selevel zimbabwe mungkin??wakakakakak

    BalasHapus
  6. korupsi di indo mudah sekali dikenali. Korupsi itu bukan orang melainkan sudah sistem, itu berarti beberapa orang bersama2 melakukan korupsi. Bila merekrut bawahan syaratnya hrs mau korupsi, bila melakukan negosiasi dgn pihak lain syaratnya hrs ada dana yg bisa mereka ambil.

    BalasHapus
  7. harus ada yg bisa memecah sistem korup tsb dan memasukan sistem bersih, yg kuat. Jika sistem yg bersih bisa bertahan, maka sistem korup akan hilang.

    BalasHapus
  8. Betul tuh belum tentu juga gak ada kolusi dan dijamin bersih...kalo kepepet kan kadang bisa nabrak2 juga (walau nggak mesti nyangkut korupsi)...seperti beli rudal TOW amerika waktu kepepet perang Iran-Iraq...masalahnya di Iran memang disitu cuma ada satu suara....

    BalasHapus