ARC-(IDB) : FGM-148 Javelin merupakan rudal antitank berpemandu sekali pakai
pertama yang diterima oleh 75th Ranger Regiment, US Special Forces, dan
kesatuan khusus Tier 1 didalam USSOCOM. Dengan sifatnya yang unik,
Javelin merupakan penambahan dan bukannya penggantian terhadap roket
antitank seperti RAWS.
Rudal yang dikembangkan dalam proyek AAWS-M (Andvanced Anti-Tank Weapon System-Medium) pada tahun 1986 ini mengantarkan militer AS kedalam generasi ketiga rudal antitank yang memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan pendahulunya seperti TOW maupun M47 Dragon. Satu fitur yang bermanfaat adalah fitur soft launch, dimana rudal akan meluncur keluar tabung hanya dengan propelan pendorong, dan baru menyalakan motor roketnya pada jarak 1 meter dari titik luncur, sehingga Javelin bisa ditembakkan dengan aman dari dalam bangunan.
Didesain dengan hululedak tandem HEAT, Javelin didesain untuk mampu mengalahkan MBT, bahkan yang dilengkapi dengan lapisan ERA generasi pertama sekalipun. Javelin memiliki kemampuan untuk melakukan serangan top attack, dimana rudal akan menanjak terlebih dahulu sampai ke ketinggian 160 meter, terbang mendatar, lalu menukik tepat keatas sasaran.
Rudal yang dikembangkan dalam proyek AAWS-M (Andvanced Anti-Tank Weapon System-Medium) pada tahun 1986 ini mengantarkan militer AS kedalam generasi ketiga rudal antitank yang memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan pendahulunya seperti TOW maupun M47 Dragon. Satu fitur yang bermanfaat adalah fitur soft launch, dimana rudal akan meluncur keluar tabung hanya dengan propelan pendorong, dan baru menyalakan motor roketnya pada jarak 1 meter dari titik luncur, sehingga Javelin bisa ditembakkan dengan aman dari dalam bangunan.
Didesain dengan hululedak tandem HEAT, Javelin didesain untuk mampu mengalahkan MBT, bahkan yang dilengkapi dengan lapisan ERA generasi pertama sekalipun. Javelin memiliki kemampuan untuk melakukan serangan top attack, dimana rudal akan menanjak terlebih dahulu sampai ke ketinggian 160 meter, terbang mendatar, lalu menukik tepat keatas sasaran.
Profil terbang misil ini dikendalikan secara autopilot dimana
misil menyesuaikan jarak, arah, kecepatan dan simpangan angin berkat
keempat sirip yang bisa diatur sudut-sudut kemiringannya. Serangan top
attack memiliki probabilita tinggi untuk melumpuhkan MBT karena bagian
atas MBT biasanya memiliki proteksi yang lebih tipis dibandingkan dengan
bagian frontal atau samping. Apabila diinginkan, Javelin juga bisa
diluncurkan dalam moda direct attack, dimana rudal akan menanjak sedikit
lalu meluncur langsung ke sasarannya, cocok untuk menghajar fortifikasi
atau ranpur yang berada pada jarak dekat.
Kemampuan
Javelin untuk meluncur secara pintar ini adalah berkat sistem pemandu
pintar yang tersimpan pada modul CLU (Command Launch Unit) yang bisa
dilepaskan dari tabung peluncurnya. CLU yang merupakan passive infra red
sight memiliki tiga macam magnifikasi yaitu day field of view (4x),
Wide Field of Fiew (thermal, 4x), Narrow Field of View (9x), dan
akhirnya Seeker Field of View (9x).
Saat memasuki mode SFV, secara
otomatis CLU mengirimkan input data jarak pada misil ke Launch Tube
Assembly yang menjadi rumah bagi misil sehingga sasaran sudah mulai bisa
dikunci, rudal ditembakkan dan penembak segera beralih begitu rudal
meluncur keluar karena Javelin menganut sistem fire and forget.
Satu hal
yang menjadi keunggulan Javelin adalah CLU yang memiliki fitur setingan
kontras dan kecerlangan sehingga nyaman digunakan, masih ditambah lagi
dengan unit pendingin yang mendinginkan sensor sehingga pengenalan
termal pada objek sasaran dapat dilakukan CLU secara lebih baik
dibandingkan dengan optik NOD monocular yang menjadi standar pasukan AS.
CLU pun hanya ditenagai dengan satu baterai litium BA-5590U yang juga
sekali pakai sehingga terhindar dari problem baterai drop. Banyak
personil yang melepas CLU dan menggunakannya sebagai teropong observasi,
sehingga boleh dibilang CLU saat ini adalah teropong malam infantri
terbaik dalam AD AS.
75th
Ranger sebagai kesatuan pertama dalam AD AS menerima Javelin mulai 1996
dan mengalokasikannya ke 3rd Battalion/75th Ranger Regiment.
Rudal ini
terbukti mampu memberikan daya tembak berlipat ganda yang memberikan
kemenangan menentukan bagi pasukan yang kekuatannya lebih kecil.
Dalam
salah satu kontak tembak dalam operasi Iraqi Freedom, Satu tim Ranger
yang melaksanakan misi patrol pengintaian dengan Humvee di sebelah barat
Irak melihat dua buah tank, kemungkinan T-55, yang bersembunyi dalam
posisi dug-up (dilindungi bunker pasir sehingga hanya kubah yang
nampak). Posisi Ranger lebih unggul karena mereka ada diatas bukit, dan
pasukan Irak belum mengetahui keberadaan mereka.
Tim tersebut, yang beranggotakan Sgt. Jason Witmer, Cpl. Jeremy Mumma, Spc. Matthew Pickell, dan Spc. Michael Kithcart memutuskan bahwa mereka mengambil kesempatan dengan mencoba menghancurkan tank tersebut dengan Javelin yang mereka bawa. Dari jarak 1.800 meter, Cpl. Mumma yang menjadi penembak mengunci salah satu tank dengan Javelinnya, meluncurkan rudal, dan segera berganti ke tabung kedua bahkan sebelum rudal menghantam sasarannya. Tank kedua juga dikunci, dan tidak punya kesempatan bereaksi dan meledak tak lama setelah tank pertama dihancurkan.
Tim tersebut, yang beranggotakan Sgt. Jason Witmer, Cpl. Jeremy Mumma, Spc. Matthew Pickell, dan Spc. Michael Kithcart memutuskan bahwa mereka mengambil kesempatan dengan mencoba menghancurkan tank tersebut dengan Javelin yang mereka bawa. Dari jarak 1.800 meter, Cpl. Mumma yang menjadi penembak mengunci salah satu tank dengan Javelinnya, meluncurkan rudal, dan segera berganti ke tabung kedua bahkan sebelum rudal menghantam sasarannya. Tank kedua juga dikunci, dan tidak punya kesempatan bereaksi dan meledak tak lama setelah tank pertama dihancurkan.
Pada tahun 2003, dalam pertempuran Debecka Pass ODA (Operational
Detachment Alpha/ A-Team) 391 dan 392 bertahan dari serangan Divisi
ke-34 Irak yang dilengkapi dengan T-55 dan ranpur MT-LB dengan
mengandalkan Javelin. Dengan menembakkan selusin Javelin, ODA 391 dan
392 mampu bertahan dan bahkan menghancurkan sejumlah tank dan ranpur
dengan hit ratio diatas 80%.
Dengan keputusan TNI untuk mempertimbangkan
pembelian FGM-148 Javelin yang kita harapkan akan terwujud, maka TNI-AD
akan menjadi salah satu negara yang mengoperasikan rudal berpemandu
terbaik yang ada saat ini, dipadukan dengan sistem roket pintar NLAW
yang dibuat oleh Thales Defense.
FGM-148 Javelin
FGM-148 Javelin
Pabrikan : Texas Instrument/ Raytheon/ Lockheed Martin
Desain : Juni 1989
Bobot : 22,3 kg (misil 11,8kg)
Panjang : 1,2m
Jarak efektif : 75-500m
Hululedak : HEAT (High Explosive Anti Tank)
Desain : Juni 1989
Bobot : 22,3 kg (misil 11,8kg)
Panjang : 1,2m
Jarak efektif : 75-500m
Hululedak : HEAT (High Explosive Anti Tank)
Sumber : ARC
Jarak efektifnya terlalu riskan,sangat dekat sama musuh
BalasHapushttp://en.m.wikipedia.org/wiki/FGM-148_Javelin salah tulis itu...benernya 2500 m max (kurang angka 2)...kalo di wikipedia
BalasHapus