BATAM-(IDB) : Kasal Laksamana TNI Soeparno mengatakan perairan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat lokasinya yang strategis.
"Batam berbatasan dengan negara tetangga sehingga harus mendapat perhatian khusus dan serius," kata Kasal usai meresmikan Dermaga Pangkalan TNI AL Batam, Jumat.
Ia mengatakan perairan Batam sangat rawan atas berbagai tindak kejahatan dan pertahanan.
Bila tidak dikawal dengan baik, kata dia, maka memungkinkan praktek penyelundupan di perairan Batam.
Nilai strategis Batam yang berada di Selat Malaka juga memberikan perairan Batam rawan tindak kejahatan trans nasional.
"Kepulauan berbatasan memberikan konsekuensi logis kerawanan," kata dia.
Meski begitu, ia mengatakan Batam belum membutuhkan kapal selam untuk mengantisipasi tindak kejahatan.
"Kapal selam belum urgen di Batam. Kapal selam itu untuk perang," kata dia.
Kasal mengatakan pemerintah telah memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan.
"Sudah kontrak dengan Korea Selatan," kata dia.
Diperkirakan kapal selam selesai dirakit pada 2013.
Kasal meresmikan Dermaga Markas Komando Lanal Batam.
Pembangunan dermaga beton beserta jalan dari Mako Lanal ke dermaga memakan dana Rp23 miliar.
Kasal mengatakan pembangunan dermaga di Mako Lanal memiliki nilai strategis tersendiri, mengingat Kota Batam berdekatan dengan negara tetangga. Apalagi Batam merupakan daerah kepulauan di perbatasan yang rawan konflik.
Dermaga sepanjang 50 meter bisa memuat beberapa Kapal Perang Indonesia jenis Rudal Cepat bisa KRI rudal cepat milik Indonesia yang diproduksi di Batam.
Dermaga dan jalan panjang juga memiliki fasilitasi aliran listrik darat dan air darat yang dapat mendukung ketahanan kapal beroperasi.
Diharapkan, pembangunan dermaga dapat membantu kinerja Lanal Batam dalam mengamankan wilayah kesatuan negara RI.
"Batam berbatasan dengan negara tetangga sehingga harus mendapat perhatian khusus dan serius," kata Kasal usai meresmikan Dermaga Pangkalan TNI AL Batam, Jumat.
Ia mengatakan perairan Batam sangat rawan atas berbagai tindak kejahatan dan pertahanan.
Bila tidak dikawal dengan baik, kata dia, maka memungkinkan praktek penyelundupan di perairan Batam.
Nilai strategis Batam yang berada di Selat Malaka juga memberikan perairan Batam rawan tindak kejahatan trans nasional.
"Kepulauan berbatasan memberikan konsekuensi logis kerawanan," kata dia.
Meski begitu, ia mengatakan Batam belum membutuhkan kapal selam untuk mengantisipasi tindak kejahatan.
"Kapal selam belum urgen di Batam. Kapal selam itu untuk perang," kata dia.
Kasal mengatakan pemerintah telah memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan.
"Sudah kontrak dengan Korea Selatan," kata dia.
Diperkirakan kapal selam selesai dirakit pada 2013.
Kasal meresmikan Dermaga Markas Komando Lanal Batam.
Pembangunan dermaga beton beserta jalan dari Mako Lanal ke dermaga memakan dana Rp23 miliar.
Kasal mengatakan pembangunan dermaga di Mako Lanal memiliki nilai strategis tersendiri, mengingat Kota Batam berdekatan dengan negara tetangga. Apalagi Batam merupakan daerah kepulauan di perbatasan yang rawan konflik.
Dermaga sepanjang 50 meter bisa memuat beberapa Kapal Perang Indonesia jenis Rudal Cepat bisa KRI rudal cepat milik Indonesia yang diproduksi di Batam.
Dermaga dan jalan panjang juga memiliki fasilitasi aliran listrik darat dan air darat yang dapat mendukung ketahanan kapal beroperasi.
Diharapkan, pembangunan dermaga dapat membantu kinerja Lanal Batam dalam mengamankan wilayah kesatuan negara RI.
Sumber : Antara
0 komentar:
Posting Komentar