Senin, Maret 05, 2012
0
KOARMATIM-(IDB) : Perjalanan panjang dari Republik  Marshall menuju Hawai USA, memaksa KRI Dewaruci  melawan derasnya terjangan ombak lautan Pasific, kencangnya angin seakan-akan menghentikan laju kecepatan kapal sehingga persediaan bahan bakar menipis, itu terjadi pada hari Kamis (23/2)  di tengah samudera pasifik sebelum sampai di persinggahan  Pangkalam  US Navy di Pearl Harbour Hawai.

Keputusan  cepat sang komandan untuk  segera menghubungi Pangkalan US Navy di Pearl  Harbour Hawai  adalah langkah tepat untuk meminta bantuan  BBM  dimana sebelumnya sudah di koordinasikan dengan Mabes TNI AL dan Pangarmatim.   Pearl Harbour segera mengirim   kapal perang  USS Reuben James-57 untuk membentu KRI DWR  sedang dalam kesulitan.

Namun tidak semudah itu untuk  mengisi BBM di KRI yang berada di laut lepas seperti samudra pasifik karena  kerasnya angin, gelombang besar yang selalu datang secara tiba-tiba. Dari US Navy di putuskan agar KRI DWR segera menuju Pulau terdekat di Jonshon Atall  untuk lokasi transfer bahan bakar. Dari pulai ini KRI DWR  masih butuh waktu 6 hari untuk sampai di Hawai dengan cepat kapal 5 knot.

Hari Jumat (23/2) tepar jam 09.00 waktu setempat  atau  Sabtu  04.00 dini hari pada posisi  16 ͦ  . 42’ 12” U dan 169 ͦ  32’ 05’’B  KRI DWR lego di dekat  Pulau  Jonshson Atall  sebuah gugusan karang yang tidak terbaca di peta.  Pangkalan Pearl Harbour pun kemudian mengirim  peta lokasi dimana BBM akan di suplay. Dipilihnya lokasi ini adalah karena tidak mungkin di Samudera  Pasifik dilakukan  pengisian BBM. Tempat ini merupakan yang terbaik karena ada sedikit perlindungan akan kuatnya arus dan gelombang dan perubahan cuaca sewaktu-waktu.

Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P)  Haris Bayuseta yang sudah berpengalaman di  kapal layar ini  pada saat  krisis BBM sebenarnya sudah mengeluarkan berbagai jurus andalannya dalam manuvra kapal  layar,  menggunakan kecepatan arah angin  agar tetap bisa berjalan   namun sia-sia karena  arah angin selalu berubah-ubah dan  jarak yang harus ditempuhpun tidak sesuai dengan  kapasitas bahan bakar yang tersedia di kapal yang hanya mampu untuk berlayar 14 hari, sedangkan kapal ini sudah berlayar 12 hari dan jarak yang ditempuh ke Pearl Harbour dengan cepat kapal 5 knot masih  membutuhkan waktu 6 hari lagi.

Langkah awal yang dilakukan oleh USS  Reuben James. 57 mengirimkan personil satu team ke KRI DWR melalui sekoci karet guna melihat dari dekat kondisi kapal. Sesampainya di kapal langsung koordinasi dengan komandan serta perwira lainnya  . Perwira USS Reuben James 57 memutuskan untuk mengirim BBM lewat selang langsung ke tengki mengingat kondisi  kapal yang pipinya tidak sesuai dengan ukuran slang.

Di posisi inlah kapal  negara   super power USA  mengirimkan USS  Reuben James 57 dengan komandan CDR Daniel  W Valavcho untuk mensuplay bahan bakar   HSD 15.000 liter dengan  selang panjang  yang langsung dimasukkan ke dalam tangki BBM yang terletak di bawah  Ruang Kadet. Disamping HSD juga di suplay tambahan air tawar di tangki di bawah ruang Bintara /  Tamtama. Sejumlah BBM tersebut diperkirakan akan sampai menuju  Pangkalan US Navy di Pearl Harbour Hawai. USS Reuben James dalam kondisi mesin siap untuk mengikuti halu  KRI DWR yang sewaktu-waktu berputar mengikuti arus sehingga proses pengisian bahan bakar tidak terganggu mengingat kapal ini untuk manuver lebih mudah dari pada KRI Dewaruci.

USS Reuben James 57 kapal freget  dengan personil yang profesional menurunkan  sekoci karet untuk mengirimkan tambahan  air minum  125 dos karton dan bahan basah / konserven untuk kekuatan Prajurit KRI selama 1 hari.

Seusai pengisian BBM ke dua langsung melanjutkan perjalanannya, prajurit  kapal latih  Kadet Akademi TNI AL pun melambaikan tangan sebagai ucapan terimakasih kepada USS  Reuben James 57, dan merekapun menjawabnya. Selamat berlayar dan bertemu di Pearl  Harbour.

Sumber : Koarmatim

0 komentar:

Posting Komentar