JAKARTA-(IDB) : Pembelian tiga kapal selam dari Korea Selatan tidak bermanfaat bagi pertahanan maritim Indonesia karena jenisnya tidak mempunyai efek deterrence bagi negara tetangga.
Demikian dikatakan Mantan KSAL Laksamana (Purn) Slamet Soebijanto kepada itoday, Selasa (17/1).
Menurut Slamet, pembelian kapal selam teknologinya harus lebih tinggi dari kepunyaan negara tetangga. "Sekarang ini, kapal selam negara tetangga yang paling berbahaya dari Australia, harusnya Indonesia beli kapal selam yang tingkatannya sama atau melebihi dari Australia itu," kata Slamet.
Kata Slamet, negara Korea tidak mempunyai pengalaman dalam memproduksi kapal selam yang mempunyai teknologi canggih. "Saya kira membeli kapal selam dari Korea Selatan kurang tepat dan menghamburkan anggaran negara," paparnya.
Slamet mengusulkan, Indonesia lebih baik membeli kapal selam dari Rusia karena dari segi teknologi sangat baik serta diberi suku cadang dalam perawatannya. "Kalau kita membeli kapal selam Rusia pasti tuntas, disediakan suku cadang. Hal ini berbeda dengan AS, yang motifnya lebih bisnis, misalnya kita membeli produk A, tetapi AS sudah tidak memproduksi lagi suku cadangnya dan kita harus membeli produk barunya," jelas Slamet.
Ia juga mempertanyakan, Komisi I DPR tidak kritis terhadap pemerintah yang telah membeli tiga kapal selam dari Korea tersebut. "Mereka yang duduk di komisi I itu bukan mewakili rakyat, tetapi partai, harusnya mereka memikirkan pertahanan secara serius," pungkasnya.
Demikian dikatakan Mantan KSAL Laksamana (Purn) Slamet Soebijanto kepada itoday, Selasa (17/1).
Menurut Slamet, pembelian kapal selam teknologinya harus lebih tinggi dari kepunyaan negara tetangga. "Sekarang ini, kapal selam negara tetangga yang paling berbahaya dari Australia, harusnya Indonesia beli kapal selam yang tingkatannya sama atau melebihi dari Australia itu," kata Slamet.
Kata Slamet, negara Korea tidak mempunyai pengalaman dalam memproduksi kapal selam yang mempunyai teknologi canggih. "Saya kira membeli kapal selam dari Korea Selatan kurang tepat dan menghamburkan anggaran negara," paparnya.
Slamet mengusulkan, Indonesia lebih baik membeli kapal selam dari Rusia karena dari segi teknologi sangat baik serta diberi suku cadang dalam perawatannya. "Kalau kita membeli kapal selam Rusia pasti tuntas, disediakan suku cadang. Hal ini berbeda dengan AS, yang motifnya lebih bisnis, misalnya kita membeli produk A, tetapi AS sudah tidak memproduksi lagi suku cadangnya dan kita harus membeli produk barunya," jelas Slamet.
Ia juga mempertanyakan, Komisi I DPR tidak kritis terhadap pemerintah yang telah membeli tiga kapal selam dari Korea tersebut. "Mereka yang duduk di komisi I itu bukan mewakili rakyat, tetapi partai, harusnya mereka memikirkan pertahanan secara serius," pungkasnya.
Sumber : Itoday
itu bukan murni teknologi korea tp jerman...
BalasHapussampai saat ini jerman masih dianggap sebagai yg terbaik dlm teknologi kapal selam konvensiaonal (diesel)
bahkan KS U-212 jerman dianggap lebih baik dari lada,kilo class (rusia) ataupun Scorpene (perancis)..
berdasarkan keterangan pembuat KS chang bogo(wikipedia)
KS yg dibuat untuk indonesia adalah U-209/1400 anvanced yg mampu membopong missile..
Saya setuju usulnya Pak Slamet Soebiyanto, berhubung Bapak sudah tidak menjabat lagi jadi sudah dianggap angin lalu, biarpun kita berkoar-koar sampai mulut kita berbusa ...
BalasHapushei Riki,..
BalasHapusTahukah anda kalau CBG itu bahkan BELUM PERNAH ADA sebelumnya !!!
Dan kita adalah Kelinci Percobaan Korsel,..karena Jerman sendiri sampai MARAH karena kita beli Subs ke Negara yang hanya bisa Facelit ! Teknologi apa yang mau di berikan Korsel ke kita..? Sedangkan yg punya teknologi saja ga mau ngasih ( Jerman ).
Berhentilah bermimpi...sampeyan ga tau ya, kalo bongkar battery aja sampe mecahin battery cakra , boro2 buat , repair saja malah ngerusak .