Kamis, Mei 05, 2011
0
JAKARTA-(IDB) : Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) saat ini tengah menggodok rencananya untuk membuat satelit telekomunikasi yang bisa digunakan untuk pemerintah.

Hal ini diungkap oleh Prof. Dr. Engkos Koswara N., M.Sc, Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi, Komunikasi dan Transportasi, Kementrian Riset dan Teknologi saat berbincang dengan detikINET di sela acara ASEAN Workshop to Draft The Implementation Plans of Commite in Science and Technology (COST) Flagship Programmes.

Menurutnya, saat ini pihaknya tengah menggodok rencana pembuatan satelit telekomunikasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Biaya komunikasi yang terlalu mahal menjadi landasan pembuatan satelit tersebut.

"Kita sudah ngobrol dengan tim ITB. Kebutuhannya mendesak karena komunikasi di kita terlalu mahal," katanya saat ditemui di Novotel Bandung, Jalan Cihampelas, Selasa (3/5/2011).

Engkos menambahkan, selama ini biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk komunikasi sangat besar. Besarnya biaya ini dikarenakan harus menyewa bandwith.

"Informasinya, untuk Jardiknas saja perlu Rp 200 jutaan buat sewa bandwith. Kalau kita punya sendiri pasti lebih murah karena tidak perlu bayar sewa ke luar," katanya mencontohkan.

Keseriusan Kemenristek dalam membuat satelit ini pun dibuktikan oleh Engkos dengan menggandeng pihak-pihak yang terkait. Khususnya instansi pemerintah yang membutuhkan akses komunikasi.

"Minggu depan saya akan bicara dengan pihak lain yang berkepentingan. Seperti Migas, Hankam, Diknas, Dinkes, TNI dan Polri. Mereka ini kan juga membutuhkan. Ayo kita sama-sama duduk bareng, membicarakan ini," katanya.

Selain Kemenristek, LAPAN juga tengah menyiapkan satelit. Namun satelit ini adalah satelit terestrial. "LAPAN juga lagi buat. Tapi satelit terestrial. Mudah-mudahan sih ada komunikasinya juga. Jadi kan bisa membantu," harapnya.

Di masa lalu, Indonesia termasuk sebagai negara yang mampu memproduksi satelit. Bahkan menempati posisi nomer 3 di Asia yang mampu membuat satelit.

"Dulu kita nomer tiga loh. Sekarang kenapa ngga bisa? Bisa dan harus bisa terealisasi satelit ini," katanya saat ditanya kemungkinan keberhasilan proyek ini.

Sumber: Detik

0 komentar:

Posting Komentar