Selasa, Oktober 14, 2014
0
JKGR-(IDB) : Keinginan untuk menjadikan TNI menjadi angkatan udara yang kuat dan disegani ternyata sudah sejak lama dikumandangkan oleh para pendiri bangsa ini. Keinginan ini jelas tercermin dalam pidato presiden RI kesatu salaku laksamana tertinggi udara pada hari peringatan 5 tahun AURI (sekarang TNI AU) 9 april 1951. “Beliau mengatakan jika angkatan perang kita hendak berdiri setaraf, setinggi dan sederajat dengan angkatan perang dumia internasional, maka kita harus mempunyai angkatan udara yang sebaik-baiknya”.


Makna dari penggalang pidato ini menandakan bahwa para pendiri bangsa sudah melihat jauh ke depan ketika terjadi perang di masa depan, maka kekuatan udara menjadi faktor penentu perang walaupun ibu dari semua perang adalah perang darat. Kekuatan udara yang kuat terbukti dengan beberapa perang yang terjadi di abad 21 era modern dan digital ini bagaimana AS mendominasi perang ketika terjadi perang teluk II dan invasi ke Irak, serta perang arab israel (perang yong kipur) yang menunjukkan kekuatan udara menjadi faktor penentu jalannya kemenangan.


Membangun dan memiliki sebuah angkatan udara yang kuat memang hukumnya wajib serta menjadi keharusan bagi bangsa sebesar Indonesia ini. Mari kita bernostalgia kembali mengenang sejarah bahwa kita bangsa Indonesia pernah menjadi kekuatan udara terkuat di belahan bumi selatan.


Pada awal tahun 1950-an kekuatan AU terdiri atas 25 pengebom B-25 mitchell skuadron udara 1. 29 pesawat C-41 dakota dan 30 pemburu P51 mustang di lanud halim perdana kusuma (waku itu lanud cilitan) 22 fluster di skuadron udara 4 lanud Atang Sanjaya bogor (waktu itu lanud semplak) dan PBY-50 catalina di skadron udara 5 lanud abdulrachaman saleh malang (waktu itu lanud bugis). Untuk pesawat latih terdapat 62 pesawat latih L-4J piper cup dan 46 pengebom latih BT-13 valiant serta 74 AT-16 harvard di lanud husein sastranegara (waktu itu lanud andir).


Selanjutnya pada periode 1960-an secara cepat dibangun skadron-skadron baru antara lain, skadron 6 dengan 41 helikopter Mi-4, Skadron 7 dengan 28 bell 204B, bell-47G dan S-61 serta skadron 8 dengan sembilan helikopter raksasa Mi-6 lanud atang senjaya. Kekuatan peswat tempur meliputi. Skadron 11 dengan 49 MiG-17, 30 MIG -15 serta 10 MIG 19 (skadron 12) di pangkalan udara kemayoran jakarta, skadron 14 dengan 30 MIG-21 di lanud iswahyudi. Untuk angkutan udara terdapat skadron 17 dengan 3 C-140 jetssta, 21 il -14 avia, C47, tujuh L 401/402 cessna dan skadron 31 dengan C – 130 B Hercules di lanud halim perdana kusuma, skadron 31 enam An-12B antonov di lanud huesein bandung. Untuk bagian pesawat pembom ditempatkan di skadron 21 dengan il-28 beagle di lanud kemayoran, skadron 41 dengan 14 Tu badger dan skadron 41 dengan 12 Tu 16/KS di lanud iswahyudi.


Dengan kekuatan udara yang ideal pada saaat itu siapa yang berani mengusik sang garuda?


Menjaga Langit Nusantara
 

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Berdasarkan posisi geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas: Utara – Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan. Selatan – Negara Australia, Samudera Hindia. Barat – Samudera Hindia. Timur – Negara Papua Nugini, Timor Leste, Samudera Pasifik. Dibuthkan kerja keras untuk menjaga langit dirgantara ibu pertiwi dari gangguan Negara asing. Pada tahun 1960-an mungkin tidak begitu sulit AURI untuk melaksanakan tugas pokoknya mengawal langit dirgantara nasional. Pada masa itu, pengebom Tu 16 bisa terbang dari madiun ke Darwin untuk kemudian terus ke Andaman dan mendarat di medan, sebuah aksi show of force yang luar biasa mengagumkan.


Lain Dulu Lain Sekarang
 

Celakanya dunia tidak pernah berdamai dengan kelemahan, situasi dimana AU kita banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan yang dimanfaatkan oleh sejumlah Negara tetangga untuk merongrong kedaultan kita. Aksi-aksi penerbangan gelap dan pelanggaran wilayah udara tidak mampu kita tangkal secara maksimal. Dahulunya kita adalah Negara dengan kekuatan udara yang diperhitungkan sekarang menjelma menjadi kekuatan udara di bawah rata-rata Negara asean yang mengakibatkan penurunan drastis kekuatan tempur udara kita. Implikasinya Negara tetangga kita tidak lagi memandang Indonesia menjadi Negara yang harus ditakuti dan disegani. Indonesia dianggap seperti garuda tanpa sayap dan macan tanpa taring inilah fakta yang harus kita semua cermati bersama. Beberapa kasus seperti amblat, lepasnya sipadan-ligitan, yang terakhir kasus pembangunan mercusar tanjung datuk dan perongrongan lain oleh Negara tetangga harus kita sikapi dengan serius jika kita tidak mau kecelongan untuk yang ke sekian kalinya.


TNI AU Membangun Lagi Kekuatan Udara
 
Menghadapi kenyataan dan kelemahan menurunnya kekuatan tempur TNI AU tidak boleh berputus asa, sebaliknya tanpa malu dan harus berani mengakui kelemahan dan kekurangann yang ada sebagai pemicu untuk membangun kekuatan tempur TNI AU menjadi lebih bertaji dan bertaring. Sebagai salah satu komponen pertahanan negara, TNI Angkatan Udara terus tumbuh berkembang seiring dengan dinamika pembangunan nasional dan perkembangan lingkungan strategis. Maka kebijakan yang ditempuh TNI Angkatan Udara yakni “Minimum Essensial Force” yang merupakan jawaban tepat untuk dilaksanakan. Harus diakui bahwa kekuatan militer yang tangguh dari sebuah negara merupakan detterent power untuk mencegah serangan dari musuh atau calon musuh. Oleh karena itu kita kagum dengan upaya Kabinet Indonesia Bersatu Jilid-II di bawah Presiden SBY yang memutuskan meningkatkan kemampuan militer (TNI) dalam konsep MEF yang akan dilaksanakan melalui rencana strategis 5 tahunan.


TNI Angkatan Udara akan terus menambah jumlah alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimilikinya, bahkan ada 102 alutsista baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014. Alutsista baru tersebut meliputi pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500. TNI AU juga akan melengkapi alutsista modern, seperti radar pertahanan udara, peluru kendali jarak sedang, dan pesawat tanpa awak.


SU 35 Calon Penjaga Langit Nusantara
 

Sukhoi SU-35
SU 35
TNI Angkatan udara memang harus selalu berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan dan peralatan militer canggih, serta mampu menjawab tantang di lingkungan regional yang akan memanas pada masa depan. Suasana kawasan yang panas akan konflik kepentingan dan penjarahan sumber daya alam ini jelas terlihat di kawasan regional, seperti bagaimana pada Bulan April 2014 yang lalu, tetangga selatan tempat peenerima suaka politik, Australia mengumumkan rencana pembelian 58 F-35 A Joint Strike Fighter buatan Lockheed Martin senilai $11.6 Miliar. Pesanan ini merupakan pesananan tahap kedua Australia dimana sebelumnya di tahun 2009, mereka juga sudah memesan 14 unit F-35 A JSF. Dengan kedua tahap pemesanan ini, maka Australia akan memiliki 72 F-35 A JSF yang diharapkan sudah full operasional pada tahun 2023.


Kondisi serupa tidak jauh berbeda dengan tetangga kita negara tempat menampung koruptor dan kekayaannya Singapura juga sudah menunjukkan minat yang sangat besar untuk mengakusisi varian F-35 JSF. Walapun ketertarikan ini belum dilanjutkan dengan pemesanan, namun berbagai sumber berita menyebutkan bahwa Singapura sejak tahun 2011 sudah melakukan study terhadap F-35B varian yang sama dengan Corps Marinir Amerika. Maka pada beberapa tahun kedepan lagi Indonesia akan dikepung dengan pesawat pesawat generasi kelima. Belum lagi sengketa laut china selatan memanaskan perseteruan di antara tiongkok dan negara-negara asean yang saling tunpang tindih mengklaim waliayah yang kaya akan sumber alam, apabila konflik terbuka terjadi di palagan laut china selatan tentu akan berimplikasi pada wilayah kita khususnya natuna dan kemungkinan kita terseret panasnya palagan LCS terbuka lebar.


SU 35 Tentu para warjagers dan sebagaian military fans boy sangat familiar dan mengidolakan pesawat tempur buatan rusia ini. Pesawat tempur multi peran Sukhoi Su-35 dibangun oleh Komsomolsk-na-Amure Aviation Production Association (KnAAPO) Rusia, merupakan versi modern dari Su-27. Pesawat yang sangat bermanuver ini mampu terbang dengan kecepatan 2,25 Mach (2.756 km/jam). Su-35 saat ini digunakan oleh Angkatan Udara Rusia. Su-35 didukung oleh dua mesin turbofan Saturn 117S dengan all-axis thrust-vector control (TVC) nozzles. Dengan afterburner, masing-masing mesinnya menghasilkan daya dorong 142 kN. Dengan bahan bakar penuh, Su-35 mampu terbang lebih dari 3.600 km Selain itu, pesawat tempur Su-35 ini dilengkapi dengan radar Irbis-E PESA yang disebut salah satu radar pesawat tempur tercanggih dari Rusia karena mampu mencari dan mendeteksi banyak sasaran baik di udara, darat dan permukaan laut dari jarak yang sangat jauh. Beberapa sumber menyebutkan bahwa radar Irbis-E PESA yang terpasang di Su-35 ini mampu mendeteksi pesawat tempur “siluman” F-35 dari jarak yang cukup jauh sehingga memliki efek gentar yang cukup tinggi jika berhadapan dengan pesawat tempur generasi ke 5 seperti F-35 dan F-22 sekalipun.


Untuk masalah persenjataan, jangan ditanya mengadposi mazhab rusia strooong karena tercatat Su-35 ini memiliki kemampuan untuk menggotong senjata seperti R-77, R-27, R-73, KH-29, KH-31, KH-59, Bomp pintar, dan berbagai jenis senjata lainnya. sebagian senjata ini sudah dimiliki oleh Indonesia.


Su-35 Merupakan jawaban dari dinamika geopolitik di kawasan. Dengan memiliki Su-35 maka TNI AU akan memberikan efek gentar yang sangat luar biasa di kawasan dengan kemampuan radar yang canggih, combat radius yang sangat jauh, kemampuan super manufer dan banyaknya senjata yang bisa digotong menjadikan pesawat tempur Su-35 menjadi mimpi buruk bagi para calon musug yang akan mengganggu kedaulatan wilayah Indonesia. Dengan kata lain akuisisi Su-35 merupakan kebangkitan kekuatan udara kita yang sejak lama mati suri dihiasi dengan pespur barat yang rawan akan embargo. Mengakuisisi Su-35 adalah pilihan yang cerdas karena memiliki banyak kelebihan yang akan sangat bermanfaat bagi modernisasi Militer Indonesia. Hal ini akan membuat kekuatan alutsista TNI menjadi meningkat secara significant. Kebangkitan kekuatan udara raksasa jilid dua sudah didepan mata semoga IFX dapat bersanding dengan Su-35 menjadi ujung tombak menjaga kedaulatan pertahanan wilayah udara Indonesia.


Kesimpulan
 

Sejarah mencatat di era Soekarno kita menjelma menjadi angkatan udara yang paling tangguh di belahan bumi bagian selatan. Dan ketangguhan kekuatan tempur itu lambat laun hanya menjadi seperti mitos atau legenda pasca jatuhnya bung karno dan kini sang garuda perlahan telah mengepak sayapnya untuk melindungi langit nusantara dari segala ancaman yang mengganggu. Sang garuda perlahan tapi pastk mengembalikan panji-panji kekuatan yang dulu pernah tersohor di bumi bagian selatan. Harapan kami putra bangsa semoga di era pemerintahn pak Jokowi-JK kepak sayap sang garuda dapat menjangkau seluruh langit nusantara. Modernisasi angkatan udara menjadi sangat penting dan krusial, akuisi pespur su-35 1-2 skadron bukan hal yang tidak mungkin bagi indonesia dan merupakan jawaban atas tantangan dikawsan yang bisa saja kita dihajar dari 4 mata angin.


Selalu ada secercah harapan yang menanti, akan masa depan yang gemilang dari negara kita tercinta ini. Sikap skeptis dan pesimistis tentunya harus dibuang jauh-jauh. Dengan potensi ekonomi kita yang menunjukan kenaikan positif dari tahun ketahun, serta potensi SDM yang ulet dan dapat diandalkan ditambah SDA kita yang melimpah. Mestinya hanya masalah waktu sajalah untuk kita kembali mempunyai sebuah AU yang kuat dan disegani oleh negara-negara di kawasan. Sejarah pernah mencatat AURI pernah menjadi pemain kunci di kawasan, angkatan udara dari dulu sampai sekarang memiliki penerbang2 hebat dijamannya. Dan sejarah juga pernah membuktikan sang garuda pernah menjadi penguasa dirgantara di kawasan. Sukhoi Su-35, Siapa yang tidak gentar?.






Sumber : JKGR

0 komentar:

Posting Komentar