PAPUA-(IDB) : Satu terduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) tewas dalam insiden baku tembak antara kelompok tersebut dan aparat Tentara Nasional Indonesia di sekitar Lapangan Terbang Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Rabu, 17 September 2014, pukul 12.30 WIT. Insiden ini juga menyebabkan satu orang luka berat.
Menurut Panglima Komando Daerah XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Christian Zebua, setelah baku tembak reda, anak buahnya tidak melakukan pengejaran. Mereka mencoba menutup akses jalan keluar-masuk OPM dari dan ke wilayah Pirime. "Diduga yang terlibat baku tembak dengan anggota kami itu kelompok OPM yang pernah menembak dua anggota polisi di Lanny Jaya beberapa bulan lalu," katanya.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Arh Rikas Hidayatullah menambahkan, kelompok OPM tersebut diduga anak buah Puron Okiman Wenda. "Saat ini situasi Lanny Jaya sudah kondusif. Kami mendapat barang bukti satu buah pucuk senjata api revolver," katanya.
Baku tembak antara OPM dan TNI ataupun polisi di Lanny Jaya sudah sering terjadi. Bahkan Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom pernah mengatakan kontak senjata itu telah menyebabkan 30 orang tewas.
Aparat keamanan dan pemerintah daerah, kata dia, telah berusaha meredam aksi serupa agar tak terjadi lagi. Namun sejauh ini upaya tersebut belum berhasil. Bahkan, menurut Befa, OPM di wilayahnya sering meminta uang kepada dia.
"Saya pernah beri mereka (OPM) uang sekitar Rp 20-30 juta. Tapi mereka minta lagi dengan besaran yang terus meningkat. Saya tak lagi memberikan, sebab takutnya uang itu dibelikan senjata atau amunisi," kata Befa beberapa waktu lalu.
Menurut Panglima Komando Daerah XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Christian Zebua, setelah baku tembak reda, anak buahnya tidak melakukan pengejaran. Mereka mencoba menutup akses jalan keluar-masuk OPM dari dan ke wilayah Pirime. "Diduga yang terlibat baku tembak dengan anggota kami itu kelompok OPM yang pernah menembak dua anggota polisi di Lanny Jaya beberapa bulan lalu," katanya.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Arh Rikas Hidayatullah menambahkan, kelompok OPM tersebut diduga anak buah Puron Okiman Wenda. "Saat ini situasi Lanny Jaya sudah kondusif. Kami mendapat barang bukti satu buah pucuk senjata api revolver," katanya.
Baku tembak antara OPM dan TNI ataupun polisi di Lanny Jaya sudah sering terjadi. Bahkan Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom pernah mengatakan kontak senjata itu telah menyebabkan 30 orang tewas.
Aparat keamanan dan pemerintah daerah, kata dia, telah berusaha meredam aksi serupa agar tak terjadi lagi. Namun sejauh ini upaya tersebut belum berhasil. Bahkan, menurut Befa, OPM di wilayahnya sering meminta uang kepada dia.
"Saya pernah beri mereka (OPM) uang sekitar Rp 20-30 juta. Tapi mereka minta lagi dengan besaran yang terus meningkat. Saya tak lagi memberikan, sebab takutnya uang itu dibelikan senjata atau amunisi," kata Befa beberapa waktu lalu.
Kodam Kerahkan Satu SSK Ke Lanny Jaya
Kodam XVII/Cenderawasih mengerahkan pasukan sebanyak satu satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 100 orang guna membantu Polres Lanny Jaya, Papua, menghadapi kelompok sipil bersenjata.
"Jadi ada satu SSK yang diterjunkan ke sana. Itu hanya bersifat mem-back up polisi dalam penegakkan hukum," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Rikas Hidayatullah di Jayapura, Sabtu.
Ia menegaskan bahwa satu SSK prajurit TNI Kodam Cenderawasih berada di Lanny Jaya untuk membantu polisi, bukan hal lainnya.
"Intinya seperti yang dikatakan Bapak Panglima Cenderawasih, bahwa kami akan mendukung polisi dalam waktu yang belum ditetapkan sampai kondisi Lanny Jaya aman dan kondusif, itu juga disampaikan oleh Pak Kapolda Papua," katanya.
Rikas mengatakan, peristiwa kontak tembak pada tiga hari lalu yang mengakibatkan tewasnya satu orang dari Gerakan Sipil Bersenjata (GSB) itu terjadi di tempat atau medan yang sulit yakni di Pirime, Kabupaten Lanny Jaya.
"Kami tidak bisa serta-merta melakukan pengecekan yang tertembak itu. Karena TNI-Polri tidak mau gegabah tapi bukti ada darah di lapangan itu jelas. Saya mohon kesabaran mengenai peristiwa itu, karena pihak mereka (GSB), juga langsung membawa rekan mereka itu," katanya.
Mengenai penjelasan Panglima Cenderawasih tentang 50-an senjata api yang berhasil diterima atau didapatkan oleh prajuirt kodam, Rikas membenarkan hal itu.
"Jadi senjata api itu ada yang standar militer dan rakitan yang kami dapatkan dan juga diserahkan oleh GSB atau OPM seperti di Manokwari Selatan, Papua Barat pada 16 Agustus lalu, lalu di Arso 14, Kabupaten Keerom tiga hari lalu. Sisanya yang kami gelar beberapa waktu lalu, totalnya 50-an lebih," katanya.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende mengatakan anggota yang digelar di Lanny Jaya bertambah yakni mencapai 530 orang yang berasal dari anggota Polri dan TNI.
Pengerahan ratusan orang aparat gabungan itu untuk melaksanakan tugas penegakkan hukum terhadap Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) pimpinan Porum Wenda dan Enden Wanimbo yang kerap kali meneror warga setempat dan menembaki TNI-Polri.
"Sudah mulai digelar operasi penegakan hukum terhadap KSB di Lanny Jaya yang melibatkan TNI," kata Irjen Yotje.
"Jadi ada satu SSK yang diterjunkan ke sana. Itu hanya bersifat mem-back up polisi dalam penegakkan hukum," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Rikas Hidayatullah di Jayapura, Sabtu.
Ia menegaskan bahwa satu SSK prajurit TNI Kodam Cenderawasih berada di Lanny Jaya untuk membantu polisi, bukan hal lainnya.
"Intinya seperti yang dikatakan Bapak Panglima Cenderawasih, bahwa kami akan mendukung polisi dalam waktu yang belum ditetapkan sampai kondisi Lanny Jaya aman dan kondusif, itu juga disampaikan oleh Pak Kapolda Papua," katanya.
Rikas mengatakan, peristiwa kontak tembak pada tiga hari lalu yang mengakibatkan tewasnya satu orang dari Gerakan Sipil Bersenjata (GSB) itu terjadi di tempat atau medan yang sulit yakni di Pirime, Kabupaten Lanny Jaya.
"Kami tidak bisa serta-merta melakukan pengecekan yang tertembak itu. Karena TNI-Polri tidak mau gegabah tapi bukti ada darah di lapangan itu jelas. Saya mohon kesabaran mengenai peristiwa itu, karena pihak mereka (GSB), juga langsung membawa rekan mereka itu," katanya.
Mengenai penjelasan Panglima Cenderawasih tentang 50-an senjata api yang berhasil diterima atau didapatkan oleh prajuirt kodam, Rikas membenarkan hal itu.
"Jadi senjata api itu ada yang standar militer dan rakitan yang kami dapatkan dan juga diserahkan oleh GSB atau OPM seperti di Manokwari Selatan, Papua Barat pada 16 Agustus lalu, lalu di Arso 14, Kabupaten Keerom tiga hari lalu. Sisanya yang kami gelar beberapa waktu lalu, totalnya 50-an lebih," katanya.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende mengatakan anggota yang digelar di Lanny Jaya bertambah yakni mencapai 530 orang yang berasal dari anggota Polri dan TNI.
Pengerahan ratusan orang aparat gabungan itu untuk melaksanakan tugas penegakkan hukum terhadap Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) pimpinan Porum Wenda dan Enden Wanimbo yang kerap kali meneror warga setempat dan menembaki TNI-Polri.
"Sudah mulai digelar operasi penegakan hukum terhadap KSB di Lanny Jaya yang melibatkan TNI," kata Irjen Yotje.
Sumber : Tempo
0 komentar:
Posting Komentar