BEIJING-(IDB) : Juru bicara Delegasi dan Direktur Kantor
Bidang Luar Negeri Kementerian Pertahanan China, Mayor Jenderal Guan You
Fei, memaparkan penyebab anggaran pertahanan negaranya terus meningkat
dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, dia menegaskan adanya kenaikan anggaran tersebut seharusnya tidak perlu membuat khawatir beberapa negara tetangga, seperti Taiwan dan Jepang.
Alasan pertama, tugas yang kini dihadapi China lebih berfokus di kawasan Somalia. Menurut harian The Guardian akhir Juni lalu, China kembali membuka Kedutaan Besar mereka di Ibu Kota Mogadishu setelah 23 tahun ditutup.
Pembukaan Kedubes itu menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, dimulai per 1 Juli 2014. China sempat menutup Kedubesnya karena adanya perang sipil di Somalia tahun 1991 silam.
"Alasan kedua, kini kami tengah memfokuskan untuk melakukan penarikan secara besar-besaran di Libya. Ketiga, kerjasama kami di bidang pertahanan dengan beberapa negara sedang mengalami peningkatan," ujar Guan, Rabu 23 Juli 2014.
Selain itu, lanjut Guan, faktor ekonomi turut berpengaruh.
"Kami sangat beruntung karena tengah mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat. Ini sesuatu yang tidak dialami oleh negara-negara di kawasan Eropa. Dengan adanya kenaikan anggaran pertahanan, tentu kami berharap bisa meningkatkan kesejahteraan perwira militer," kata Guan.
Ke depan, lanjut Guan, setiap ada kenaikan anggaran di bidang pertahanan maka akan dituangkan di dalam buku putih.
Menurut kantor berita Reuters kenaikan anggaran pertahanan China tahun ini mencapai 12,2 persen menjadi 808,23 miliar Yuan. Meningkatnya anggaran pertahanan ini sempat membuat khawatir beberapa negara tetangganya.
Namun, China menegaskan mereka tidak perlu merasa seperti itu, karena sejak awal China telah berkomitmen untuk menyelesaikan konflik sengketa di Laut China Timur dan Laut China Selatan melalui jalur diplomasi dan bukan militer.
Namun, dia menegaskan adanya kenaikan anggaran tersebut seharusnya tidak perlu membuat khawatir beberapa negara tetangga, seperti Taiwan dan Jepang.
Alasan pertama, tugas yang kini dihadapi China lebih berfokus di kawasan Somalia. Menurut harian The Guardian akhir Juni lalu, China kembali membuka Kedutaan Besar mereka di Ibu Kota Mogadishu setelah 23 tahun ditutup.
Pembukaan Kedubes itu menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, dimulai per 1 Juli 2014. China sempat menutup Kedubesnya karena adanya perang sipil di Somalia tahun 1991 silam.
"Alasan kedua, kini kami tengah memfokuskan untuk melakukan penarikan secara besar-besaran di Libya. Ketiga, kerjasama kami di bidang pertahanan dengan beberapa negara sedang mengalami peningkatan," ujar Guan, Rabu 23 Juli 2014.
Selain itu, lanjut Guan, faktor ekonomi turut berpengaruh.
"Kami sangat beruntung karena tengah mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat. Ini sesuatu yang tidak dialami oleh negara-negara di kawasan Eropa. Dengan adanya kenaikan anggaran pertahanan, tentu kami berharap bisa meningkatkan kesejahteraan perwira militer," kata Guan.
Ke depan, lanjut Guan, setiap ada kenaikan anggaran di bidang pertahanan maka akan dituangkan di dalam buku putih.
Menurut kantor berita Reuters kenaikan anggaran pertahanan China tahun ini mencapai 12,2 persen menjadi 808,23 miliar Yuan. Meningkatnya anggaran pertahanan ini sempat membuat khawatir beberapa negara tetangganya.
Namun, China menegaskan mereka tidak perlu merasa seperti itu, karena sejak awal China telah berkomitmen untuk menyelesaikan konflik sengketa di Laut China Timur dan Laut China Selatan melalui jalur diplomasi dan bukan militer.
Sumber : Vivanews
0 komentar:
Posting Komentar