Rabu, Januari 29, 2014
13
MANILA-(IDB) : Tepat pukul 17.00 waktu Filipina Kesepakatan antara PT PAL INDONESIA (Persero) dengan kementerian pertahanan (Department of National Defence) Filipina telah disepakati dalam pembuatan 2 unit Strategic Sealift Vessel (SSV). 

Penunjukkan ini merupakan hasil pemenangan tender PT PAL INDONESIA (Persero) pada proses lelang yang juga diikuti oleh beberapa perusahaan galangan kapal di dunia. 

Setelah melaksanakan uji adminstrasi, teknis dan komersiil oleh panitya lelang pada akhir tahun 2013, maka PAL INDONESIA mendapatkan kepercayaan sebagai pelaksana pekerjaan proyek pembangunan Kapal SSV ini. 

Pada penandatanganan kontrak yang dilakukan di Manila Filipina ini, PT PAL INDONESIA (Persero) dihadiri langsung oleh Direktur Utama M Firmansyah Arifin dan didampingi Direktur Perencanaan & Pengembangan Usaha Eko Prasetyanto, Direktur Keuangan Imam Sulistiyanto, Kadiv Desain Gonot H, Kadiv Treasury Arif Cahyana, Kadiv Bisnis M. Agus Budiyanto dan Staf khusus Bid. Hukum Dirut Bambang Hardiyanto yang dihadiri juga oleh Perwakilan Duta Besar Indonesia Untuk Filipina.
 
Dalam kontrak tersebut pihak Philippine berharap dengan melihat pengalaman PT PAL INDONESIA (Persero) pembangunan ini dapat terlaksana dengan segera dan tanpa halangan. Proyek ini merupakan  proyek prestisus yang merupakan pembuktian PT PAL INDONESIA (Persero) mampu berkompetisi dialam proses tender Internasional. Proyek pertama di awal tahun 2014 ini, sebagai bentuk tanggungjawab yang besar terhadap pertumbuhan PAL INDONESIA menyongsong era yang baru.

Pada kesempatan ini, PAL INDONESIA mendapatkan tanggung jawab baru selain tugas dari Kementerian Pertahanan Nasional sebagai Lead Integrator proyek Alutsista. Proyek ini akan menjadi titik penentu PT PAL INDONESIA (Persero) dalam menghasilkan produknya selain STAR-50, yang telah berlayar di Laut Internasiona. 

Dan proyek ini merupakan ekspor pertama kapal perang yang terjadi sepanjang sejarah PAL INDONESIA berdiri. Maka hal ini seharusnya membuat kepercayaan diri Insan PAL INDONESIA untuk terus meningkatkan kompetensinya kembali dalam persaingan industri galangan maritim.

Selain itu, proyek SSV pesanan Filipina ini juga akan menjadi tonggak kebesaran PAL INDONESIA dalam mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. 

Kebesaran ini telah dimulai dengan proses pembangunan beberapa kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, diantaranya kapal Kawal Cepat Rudal (KCR-60), Perusak Kawal Rudal (PKR-105) dan Kapal Selam. Selain dari proyek tersebut PAL INDONESIA juga berpengalaman dalam memproduksi kapal patroli cepat dan inilah yang menjadi cikal bakal kepercayaan user dalam memesan kapal. 

Sementara itu kapal pesanan Filipina ini merupakan peningkatan/upgrade dari kapal jenis pengangkut yang pernah diproduksi oleh PT PAL INDONESIA (Persero) yakni Landing Platform Dock (LPD-125). SSV pesanan Filipina ini memiliki kapasitas panjang kapal 123 meter, lebar 21,8 meter dan berkapasitas 7.000 Ton. Kapal ini mampu menampung 649 orang baik terdiri dari awak kapal, pasukan dan penumpang. Dan kapal ini mampu melaju hingga kecepatan 16 Knots, dengan mesin pendorong 2 X 3.000BHP.




Sumber : BUMN

13 komentar:

  1. Buktikan pada Dunia bahwa kebangkitan Inhan Indonesia telah dimulai... :-)

    *Ayam Jantan dari Timur

    BalasHapus
  2. Wow Philipina sdh mulai belanja alat utama senjata dalam persiapan menghadapi eskalasi konflik di south china sea. Vietnam sdh dr awal belanja besar, tinggal malingsia yg adem ayem. Apa malingsia sdh tdk punya dana buat beli military asset? mau beli ini, mau beli itu tp tdk ada yg realisasi. Buat BUMN Strategis Indonesia jgn harap dpt jual senjata besar ke malingsia selama anggaran belanja malingsia 1/3 habis utk bayar utang luar negeri. Mending bidik pasar senjata ke amerika selatan dan afrika utara aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang benar saat ini malaysia sedang menghadapi krisis keuangan,mengingat bunga dan hutang mereka yg amat besar sehingga harga"barang meroket tajam dan gaji 800RM hanya bisa membeli lauk kangkung ( sungguh miris melihat nya ) jgn kan mau belanja alusista yg lain",membeli corvete dr brunai saja mereka tak mampu sehingga saat ini mereka hanya fokus pada pengupgradetan alusista yg lama dan berlindung pada liga persekutuan mereka.

      Hapus
  3. Nah ini dia Industri pertahanan indonesia yang mulai dilirik dunia selain PT PINDAD dan PT DI, ayo PT PAL mulai dari tetangga kita ajak berbisnis dan membangun kepercayaan. maju terus INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA.

    BalasHapus
  4. Saya heran mengapa kita bisa lebih akrab dengan Filipina yaa?
    padahal kita lebih serumpun dengan Malaysia ,,, Filipina memang serumpun juga dengan kita tetapi hanya dengan bagian Sulawesi Utara ,,, apa sebabnya? ada ano-ano yang bisa memberi sedikit pencerahan mengenai kejanggalan ini ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin karena senasib dengan indonesia sbg bangsa pengirim tkw ke luar negeri. he he... mungkin lho pak bos.

      Hapus
    2. Mungkin juga karena kita sama2 pernah dikuasai pemimpin otoriter dan menjadi sarang korupsi. Atau mungkin juga karena ada Maribeth, Denpasar Moon...! Hehehe! Very nice relationship bro...

      Hapus
    3. Iya terimakasih,,,
      dari komentar 5 ano, tentang Malaysia dan Filipina, ternyata memang benar bangsaku bangsa Indonesia itu tidak mengenal SARA sebenarnya,,, bangsaku itu mempunyai jiwa yang fair,,, siapa yang baik pada kita kita juga akan baik pada mereka,,, bigitu juga sebaliknya !
      Wah memang nggak salah saya bangga pada bangsa saya sendiri ! tidur enak deh gw !

      Hapus
  5. bknya ga mau jual ke malaysia..tp dianya yang gengdi make produk kapal perang buatan PT PAL..

    BalasHapus
  6. :>) :>) buat serumpun (f) (f) (f)

    BalasHapus
  7. Indonesia mau jual peralatan dan perlengkapan militer ke malaysia jg perlu mikr dua kalii. Sekarang mereka mau beli ini itu ada uang atau tidak? beli AShM buat kapal perang TLDM aja tdk mampu, dan terus itu peremajaan satu kapal perang saja sampai 7 tahun! kesian...kesian...
    Selama anggaran kerajaan malaysia habis utk bayar utang luar negeri dan utk subsidi rakyat yg malas kerja; mending Indonesia jual komodo, anoa, CN 235, CN 295, SS2, LPD, dll ke Vietnam or Philipina. Cash and Carry...ada uang ada barang.

    BalasHapus
  8. Ini kebangkita Indonesia, menjadi macan Asia mngkin sudah tidak dalam impian lagi. Ada ramalan yang mengatakan kelak menjadi negara maju. Ramalan jawa kuno jaman baheula. Pembuka Gapuraning jaman adalah sudah disebutkan. Tolong deh buat yang pinter buatin keputusan dan pinter membuat sesuatu, tolong deh di-didik juga Otomotiv Indonesia, BPPT juga harus mendidik otomotiv kita agar bisa setara dengan industri perang kita. Karena otomotiv juga ujung tombak dalam membuat ekonomi negara kita maju dan menjadi negara maju. tolong deh BPPT tolong dech. please deh

    BalasHapus