Rabu, Januari 08, 2014
4
Aksi Pesawat Tempur F-16 Indonesia (photo: Agung "Sharky" Sasongkojati)
Aksi Pesawat Tempur F-16 Indonesia.

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko menargetkan pada tahun 2014 ini, kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) Rencana Strategis I dapat mencapai 40-42 persen. “MEF pada 2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai 40-42 persen,” ujar Panglima TNI usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2014 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, (8/1/2014).


Panglima mengatakan, masyarakat Indonesia bisa melihat bagaimana kekuatan alutsista TNI di tahun 2014, diantaranya adalah sejumlah alutsista yang akan datang pada tahun ini, untuk memperkuat matra darat, laut dan udara.


Pada tahun 2013 indikator TNI cukup terbilang baik di bidang keuangan, karena pencapaian yang diraih wajar tanpa pengecualian (WTP). Begitu pun di bidang operasi, hampir di setiap daerah kondisinya terbilang baik dan kondusif.


“Tentu kondisi kondusif tidak begitu saja muncul. Ada penguatan di bidang intelijen, teritorial, dan lain-lain. Di perbatasan, kami lakukan operasi yang melibatkan TNI AD, AL maupun AU sehingga tidak muncul friksi-friksi masalah di perbatasan,” paparnya.


Mengenai sejumlah peristiwa di Papua yang telah menelan korban prajurit TNI, Panglima sangat menyayangkannya karena pendekatan kesejahteraan sudah dilakukan di Papua dalam bentuk operasi bakti TNI, bukan dalam bentuk operasi militer. “Namun, kelompok bersenjata tetap melakukan langkah-langkah yang tidak baik. Tidak fair kalau TNI diam saja menanggapi tindakan tersebut,” tegas Panglima TNI.


Pada tahun ini TNI menerima alokasi Rp 86 triliun dan sekitar 52 persen digunakan untuk belanja rutin, sementara 48 persen dialokasian untuk anggaran pembangunan. “Prioritas kedua, kesejahteraan prajurit juga perlu kita pikirkan. Kondisi kesejahteraan prajurit masih perlu ditingkatkan. Remunerasi baru 37 persen. Tambahan remunerasi 20 persen cukup baik dan tidak memberatkan,” katanya.


Rapim TNI tahun 2014, yang dianggap sebagai sarana komunikasi, bertukar informasi para Pimpinan agar dicapai satu kesatuan, tindakan serta evaluasi program kerja dan kinerja organisasi TNI dijadwalkan berlangsung selama empat hari mulai tanggal 8 sampai 13 Januari 2014. Rapim juga diarahkan untuk membangun kesatuan persepsi para pimpinan TNI, sehingga pelaksanaan tugas TNI tahun 2014 dapat berjalan sesuai arah kebijakan pimpinan dan dapat mencapai hasil yang optimal.


Pada hari Kedua, Kamis (9/1/2014) Rapim diisi dengan Pengarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada peserta Rapim TNI dan Rakor Polri di Aula STIK, Jakarta. Disamping itu, Menkopolhukam Djoko Suyanto pada kesempatan tersebut juga akan menyampaikan pembekalan kepada seluruh peserta.


Sedangkan hari ketiga, Jumat (10/1/2014), Rapim diisi dengan paparan dan diskusi tentang BPJS oleh Dirut PT Askes, evaluasi pelaksanaan operasi dalam negeri dan luar negeri tahun 2013, operasi pengamanan pengamanan wilayah perbatasan dan daerah rawan dan diakhiri penyampaian pokok-pokok Panglima TNI tahun 2014 serta arah kebijakan program dan anggaran tahun 2014.


Pada hari Senin (13/1/2014) yang merupakan hari terakhir Rapim, akan diisi kegiatan penyampaian dokumen strategis pertahanan negara oleh Dirjen Strahan Kemhan dilanjutkan dengan paparan dan diskusi serta penyerahan hasil diskusi dan diakhiri penutupan Rapim TNI tahun 2014. Ada pun hasil evaluasi Rapim TNI tahun 2013 yang menonjol di antaranya adalah tentang belum terlengkapinya alat utama sistem senjata (alutsista) pengganti dari sebagian alutsista lama, penggelaran kekuatan TNI yang relatif masih bertumpu di Pulau Jawa, serta keterbatasan dukungan anggaran yang belum mencukupi dalam mewujudkan kekuatan pokok minimum TNI.


Pelaksanaan Rapim TNI kali ini, juga diwarnai Static Show Alat Peralatan Pertahanan (Alpalhan) Dalam Negeri yang dipusatkan di lapangan apel Gedung B III Mabes TNI Cilangkap yang diikuti 38 institusi.
F-5 Tiger TNI AU (photo: Eddy Februanto Putra)
F-5 Tiger TNI AU

Bagaimana dengan rencana pembelian pengganti pesawat F-5 ?
 
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tidak akan mengeluarkan anggaran di tahun 2014 untuk membeli sejumlah alat utama sistem pertahanan (alutsista). Hal tersebut dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin. Menurutnya, kemungkinan Kemenhan akan melakukan pengadaan alutsista pada rencana strategis (renstra) 2015-2019.


Dalam rencana strategis tahun 2010-2014 dinyatakan, pada 2014 ini adalah periode menerima alutsista yang telah dibelanjakan Kemenhan atau delivery. Sejauh ini Kemenhan telah belanja alutsista, yakni pada 2010 dan 2011, hal tersebut dianggapnya sudah selesai.


Dia menambahkan, seluruh transaksi belanja alutsista juga sudah selesai, sehingga kenaikan nilai dollar Amerika Serikat (AS) tidak lagi menjadi masalah. “Kenaikan dollar itu terjadi setelah kami membayarkan transaksi dengan rupiah murni pendamping dan masa krusial itu sudah dilewati,” ujar Sjafrie di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (7/1/2014).




Sumber : Jurnas

4 komentar:

  1. Setelah Pemilu, presiden & kabinet berganti,
    apa program pengadaan alutsista akan berlanjut?

    Kunci bagi pihak Barat saat ini adalah menggolkan presiden pilihan mereka,
    kalau yang jadi adalah presiden pilihan Barat, pasti program alutsista akan berhenti !
    Barat akan bermain dengan cara menyumbang dana Pemilu buat calon pilihannya lewat Saudi Arabia, Singapura, perusahaan2 minyak, tambang, Freeport dll,,,

    Waspadalah,,, waspadalah,,, waspadalah !

    BalasHapus
  2. Sangat Yakin Military Procurement Asset di Indonesia Masih jalan mulus. ingat di Indonesia pemilihan presiden dan parlemen itu langsung rakyat tanpa perwakilan. Boro-boro jd antek barat, ada bau-bau barat sedikit aja tdk bakal laku jual citra ke rakyat.
    Pernah anda pikir jika sebaliknya? orang Nasionalis bahkan yg Ultra Nasionalis yg jd presiden? bakal di bully itu negeri jiran yg banyak tingkah.
    ---------------------------------
    Remember the history, Indonesian have the Srivijaya and Majapahit DNA dude.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeah but you should also remember we have a 350 years slave nation DNA also,,,, he he he he he ,,,,

      Hapus
  3. Yeah, but that is 68 years ago dude. Until now australia, malaysia, singapore, and the countries under british commonwelth still a british slave; still a british dog.
    I said that is not their DNA, but that is their DESTINY, their FAITH.
    Ehm...in 7th-14th century south east asian nations also become Indonesian slave under srivijaya and majapahit empire.

    BalasHapus