Rabu, Januari 15, 2014
4
Illustration
BEIJING-(IDB) : Pekan lalu, militer China berhasil menyelesaikan uji terbang perdana wahana rudal hipersonik, menurut pejabat di Departemen Pertahanan AS di Pentagon. Dari laman The Free Beacon diakatakan bahwa rudal hipersonik China ini ditujukan untuk mengirimkan hulu ledak nuklir dengan menembus sistem-sistem pertahanan rudal.

Rudal hipersonik bisa menjadi lompatan besar bagi China sebagaimana upayanya dalam memodernisasi teknologi militer untuk penggunaan senjata nuklir dan konvensional strategis. Mengutip pernyataan seorang pejabat AS, The Free Beacon melaporkan bahwa "Wahana (rudal) hipersonik baru (China) telah terdeteksi dengan kecepatan yang sangat tinggi saat uji terbang di atas China."


Menurut laporan itu, wahana rudal hipersonik China itu dirancang untuk melepaskan diri dari salah satu rudal balistik antar benua (ICBM) yang dimiliki China saat ini di ketinggian dekat ruang angkasa dan kemudian turun menyerang target di kecepatan 10 kali kecepatan suara.


Laporan The Free Beacon juga mengutip pernyataan Mark Stokes, seorang mantan perwira Angkatan Udara AS yang sudah familiar dengan sistem senjata strategis China, yang mengklaim bahwa China tengah bekerja pada dua program untuk wahana rudal hipersonik, termasuk yang ditujukan untuk penggunaan jarak jauh. Laporan itu juga mengklaim bahwa China juga mengembangkan wahana hipersonik bermesin scramjet yang bisa lepas landas secara otonom atau diluncurkan dari pesawat pembom.


Para analis menyimpulkan bahwa rudal hipersonik akan menjadi tantangan besar bagi sistem pertahanan rudal AS yang terdiri dari sistem pencegat jarak jauh, pencegat jarak menengah (laut) dan pencegat darat, dan pencegat yang dirancang untuk memukul rudal yang masuk dekat dengan target.
Perhatian dunia kini lebih fokus pada sistem serangan global semacam ini, yang memungkinan AS atau negara-negara pengembang rudal hipersonik lainnya menyerang wilayah manapun di dunia hanya dalam hitungan jam.
Teknologi rudal hipersonik menjadi topik utama dari banyaknya penelitian dan pengembangan rudal di Amerika Serikat, Rusia, China, dan India. Saat ini, rekor rudal jelajah tercepat dipegang oleh rudal BrahMos yang merupakan hasil pengembangan bersama Rusia dengan India.

Teknologi hipersonik menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan rudal konvensional atau supersonik, seperti pengiriman hulu ledak lebih cepat, meningkatkan survivabilitas dari sistem pertahanan rudal, dan ketepatan dalam menargetkan sasaran. Secara teknis kecepatan hipersonik didefinisikan adalah antara kisaran Mach 5 hingga Mach 10 atau 6.179 km per jam hingga 12.359 km per jam.


Amerika Serikat saat ini juga tengah mengembangkan rudal hipersonik untuk peluncuran dari permukaan dan udara. Perhatian dunia kini lebih fokus pada sistem serangan global semacam ini, yang memungkinan AS atau negara-negara pengembang rudal hipersonik lainnya menyerang wilayah manapun di dunia hanya dalam hitungan jam.


Dan baru-baru ini, muncul pemberitaan bahwa pengembangan senjata serangan global AS telah mendorong Rusia untuk mengembangkan kembali ICBM rel. Akhirnya, uji coba wahana rudal hipersonik China ini tampaknya merupakan upaya China untuk mengejar ketertinggalannya dalam kemampuan serangan global.



Sumber : Artileri

4 komentar:

  1. Ini baru keren ada hasilnyaa bukan omdo.dana besar hasil nol.kemana itu dana dana anggaran kok gak ada hasilnya

    BalasHapus
  2. luar biasa kecepatannya bisa 10 march, siapapun tdk ada yg bisa lepas dari rudal ini dan tdk ada pula rudal pencegat yg bisa mengunggulinya.

    BalasHapus
  3. Hadeh mulai tu ngembangin rudal diatas supersonic, alias hipersonic. Kenapa sesama manusia kok gemar saling bunuh dg jumlah jutaan manusia sekali ledak. Harus ada peraturan baru bagi PBB agar semua negara tidak membuat hulu ledak nuklir untuk kehancuran umat manusia. Cobalah dipikir lagi, kenapa militer tidak ngembangkan nuklir untuk menembak meteor yang jatuh ke bumi saja. Ini sangat penting bagi keselamatan umat manusia. Teknologi di satu sisi dapat menghancurkan, namun di sisi lain dapat pula menyelamatkan. Tolong deh, anda2 yang punya sumbangsih pemikiran cerdas, keinginan saya ini diutarakan kepada para pengambil keputusan di negara2 besar yang maju dan yang tidak punya otak. peace selalu

    BalasHapus
  4. Smg senjata2 yg lethal hny cukup untuk civis para bellum di tangan manusia yg msh humanis, bukan perusak yg destruktif bg dunia.

    BalasHapus