Minggu, Januari 05, 2014
15
JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara menyambut tahun 2014 dengan semangat. Sebab, pada tahun ini, TNI AU bakal menerima belasan tenaga baru berupa beberapa jenis pesawat terbang. "Ada pesawat tempur jet, pesawat tempur baling-baling, dan pesawat angkut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat dihubungi Tempo, Sabtu, 4 Januari 2014.

Dari jajaran pesawat tempur jet, ada F-16 blok 24 yang merupakan hibah dari Amerika Serikat. Sebelum Oktober 2014, TNI AU bakal menerima delapan dari 24 unit pesawat hibah itu. Nantinya, pesawat tempur jet ini harus menjalani perbaikan sistem avionik sebelum digunakan oleh Skadron 16, Pekanbaru, Riau.

Secara bertahap, TNI AU juga bakal menerima pesawat tempur bermesin jet T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan. Dari satu skuadron atau 16 unit pesawat yang dipesan, baru delapan unit yang akan dikirim. Rencananya, TNI AU akan melatih pilot tempur menggunakan pesawat ini, menggantikan pesawat Hawk 100/200.

Untuk pesawat tempur ringan atau bermesin piston atau baling-baling, akan datang pesawat Super Tucano buatan pabrik Embraer asal Brasil. Dari 16 unit yang dipesan, baru empat pesawat yang sudah tiba di Tanah Air. "Jumlah Super Tucano yang datang tahun ini saya tak hafal, setidaknya dua pesawat bakal hadir tahun ini." Pesawat ini menjadi tulang punggung TNI AU dalam melakukan misi antigerilya menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang sudah dipensiunkan tahun lalu.

Selain itu, TNI AU juga bakal menerima satu pesawat jenis angkut C-130 Hercules dari Australia. Pesawat ini juga bakal menambah kekuatan armada angkut TNI AU. "Rencananya datang bulan Juli nanti."

Sesuai rencana, Angkatan Udara juga bakal menerima beberapa pesawat terbang tanpa awak dari Filipina tahun ini. Pesawat tanpa awak bakal menghuni skuadron khusus surveillance di Pontianak, Kalimantan Barat. "Saya belum dengar pasti kapan datangnya, tapi sesuai rencana strategis tahun ini," kata Hadi. "Diharapkan pesawat-pesawat ini mampu mendongkrak MEF (minimum essential forces) dari tahun 2013 yang sebesar 28,7 persen."



Sumber : Tempo

15 komentar:

  1. Beli UAV koq dari philipine.... apakah layak & teknologinya lebih canggih dari UAV buatan LAPAN seperti PUNA wulung atau UAV buatan perusahaan swasta di indonesia??
    Lebih baik KEMENHAN beli produk anak bangsa sendiri supaya pengembangan produk kita bisa lebih maju, daripada produk tanggung philipine... atau kalo mau yg canggih, sekalian tambah aja pembelian UAV Heron israel supaya lengkap 1 squadron..

    BalasHapus
    Balasan
    1. UAV yg di beli dari philipine itu aslinya dari israel mas. Philipine mana bs bikin UAV

      Hapus
    2. Philipina juga mampu membuat UAV, sebelum tutup tahu 2013, sdh di pamerkan.

      Hapus
    3. UAV Philipina sdh battle proven di banding UAV buatan LAPAN & BPPT.
      Kalau UAV buatan Philipina lebih canggih, suaranya lembut di banding UAV dlm negeri yg bising.
      Dan,.........masih proto type terus. Agar uang proyek jalan terus. Kelakuan......

      Hapus
    4. yg philipina buat kemaren itu spesifikasi nya msh di bawah UAV wulung yg indonesia buat,, bisa baru bisa terbang cuma 3 s/d 7km aja,, smntara wulung sdh bisa 200km jangkauan terbang nya. selama 4 jam.. apa mungkin indonesia beli UAV itu???
      UAV yg di beli indonesia itu spesipikasi di atas UAV wulung, yaitu UAV HERON , milik israel, hanya karena indonesia tidak ada diplomasi dengan israel jadi indonesia menggunakan diplomasi philipina utk membeli UAV ini,, makanya baca juga berita 2 sebelum nya,,

      Hapus
    5. Broker UAV Heron waktu itu singapore mas... bukan philipine..

      Hapus
    6. Kalau dak salah mas agan...yang dari singapore itu kelas searcher...sebagai pengintai tapi kita memilih heron lewat filipina karena tipikal ini salah satu fungsinya bisa mengusung rudal anti tank hellfire terlepas dari unsur intainya..

      Hapus
  2. jumlah pesanan 16 jet tempurT50 yg sudah diterimakan ke TNIAU itu udah mencapai 12 pswt- jadi bukan 8 sprti tertuliz di ataz- ingat: dlm prinsip dagang' data keluar masuk barang musti otentik- sebab menyangkut untung rugi- he he

    BalasHapus
  3. halaah buat apa beli senjata buang2 uang klo nggak nambah2 utang aja,lg an mo perang ma siape jg,mending tu duit buat kesejahteraan rakyat,dasar pejabat ada aja cara buat ngutil uang rakyat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg komentar koplak ini... kalo gak abg atau lsm asing antek amerika..

      Hapus
    2. Anonim 17.31....
      Kalau komentar itu dipikir pakai akal....kalau bloon...tolong Jangan dividing sendiri itu kebodohanmu....harap dibagikan kpd yang lain....dasar dungu....

      Hapus
  4. memang betul RI harus terus menambah persenjataan sebanyak mungkin- sebab negara lain malah lebih besar lagi borong senjatanya- sprti australia dg F35 ingin menguasai tanah papua yg kaya energi-singaporn terus2an beli senjata tuk ekspansi wilayah ke RI- maka sebab itu** RI harus terus menambah prsenjataan yg dirasa masih kurang dg beli SU35- RUDAL NUKLIR TOPOLM

    BalasHapus
  5. Tehnologi Philippines belum mampu; nama Philippines sebetulnya hanya untuk numpang lewat Yang sebenarnya adalah dari Israel; canggih dan mumpuni

    BalasHapus
  6. mantabbb ntar lagi payung nya ya pak

    BalasHapus