WASHINTON-(IDB) : Menurut pemberitaan yang beredar baru-baru ini, Moskow dan Beijing akan
segera mencapai kesepakatan untuk penjualan pesawat tempur generasi 4++ Sukhoi Su-35
ke China pada tahun ini. Su-35 akan memberikan kemampuan lebih bagi
China dalam memproyeksikan kekuatan militernya di Asia dan Asia
Tenggara. Jika kesepakatan dicapai, pembelian Su-35 oleh China akan
memberi dampak langsung pada sengketa teritorial di Laut Cina Timur dan
Laut Cina Selatan.
Su-35, dikombinasikan dengan kekuatan rudal balistik dan senjata canggih China lainnya akan menghadirkan kekuatan yang dalam, kemampuan berlapis untuk mendukung klaim China sekaligus membuat negara lain enggan melakukan intervensi jika China lebih memilih jalan konflik untuk menyelesaikan masalah.
Mengapa Taiwan masuk ke dalam situasi ini? China berencana membeli Sukhoi Su-35, artinya akan menempatkan seluruh Taiwan masuk dalam lingkup jaringan pertahanan udara China. Sebuah situasi taktis yang tidak menguntungkan bagi Taiwan. Radar canggih Su-35 akan mampu menangkap 145 jet tempur F-16A/B dan 126 jet tempur tua buatan dalam negeri Taiwan di jarak 400 kilometer. Kesepakatan pembelian Su-35 oleh China ini menimbulkan perdebatan di Washington mengenai apa maksud dan ambisi Beijing di balik modernisasi militernya yang luar biasa.
Taiwan saat ini menerbangkan F-16A/B dan tengah menghadapi penurunan signifikan dalam hal kemampuan pertahanan udara. Sebuah hasil studi Pentagon mengenai kekuatan udara Taiwan merekomendasikan Amerika Serikat menjual jet tempur canggih F-35 kepada Taiwan. Ini menandakan pemerintah AS tahun betul bahwa F-35 sangat dibutuhkan Taiwan, namun tentu saja tidak semudah itu, proses penjualan harus melalui pemikiran yang matang dan komprehensif tentang situasi Taiwan bagi Pentagon. Dibawah Taiwan Relations Act, untuk menghadirkan pertahanan yang memadai AS berkewajiban untuk memasok Taiwan dengan semua senjata yang diperlukan. Jadi, bisa jadi permintaan Taiwan untuk F-35 AS tidak perlu lagi dipertanyakan, karena ini sudah sesuai dengan arah kebijakan AS.
Meskipun hubungan AS dengan Taiwan saat ini telah jauh lebih kuat, khususnya hubungan militer, namun hingga kini Taiwan masih menghadapi situasi genting. Hal ini terkait pengumuman Beijing yang memperjauh Zona Identifikasi Pertahanan Udara di Laut Cina timur, ditambah lagi dengan meningkatnya ketegangan atas sengketa maritim dan teritorial di Laut Cina Selatan.
Mengapa AS harus peduli? Karena hubungan antara Amerika Serikat dan Taiwan adalah landasan kebijakan luar negerinya di wilayah tersebut. Taiwan memiliki peran untuk berkecimpung dalam memelihara perdamaian global, dan AS harus terus membantu Taiwan dalam membentuk kemampuan pencegahan yang efektif. Memang tidak dipungkiri, beberapa bukti menunjukkan bahwa penjualan senjata AS telah meningkatkan stabilitas di selat dan sekaligus memberikan Taipei rasa aman dari ancaman serangan yang bisa saja dilancarkan China.
Selain itu, Taiwan memainkan peran penting dalam strategi rebalancing Gedung Putih. Poros pemerintahan Obama ke Asia ditujukan untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan di wilayah tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa Washington dan Beijing harus menemukan cara agar bisa bekerjasama dalam isu-isu kepentingan bersama, dan sedapat mungkin menghindari masalah kompetitif atau konfrontatif. Karena kedekatan dan pengetahuannya mengenai China, Taiwan dalam hal ini secara otomatis masuk dalam 'radar' AS untuk membantu upayanya. Daripada takut hubungan bilateral AS dengan China rusak, AS tentu akan melakukannya dengan mengambil keuntungan dari kemitraannya dengan Taiwan.
Kebangkitan militer China dianggap oleh banyak pengamat mengganggu keseimbangan kekuatan di Pasifik. Menjadikan F-35 yang mungkin disediakan AS untuk Angkatan Udara Taiwan sebagai penyeimbang dan untuk menjalankan misi secara efektif bukan hanya untuk saat ini, tapi juga di masa mendatang. Tingkat kepercayaan tinggi Taiwan dalam hubungannya dengan AS dianggap bisa menjadi kunci perdamaian dan keamanan di Asia Timur, dan ini menunjukkan bahwa Taiwan butuh jet tempur canggih untuk mempertahankan diri. Jika AS ingin mempertahankan status quo-nya dengan Taiwan, maka tentu AS harus segera menyetujui penjualan F-35.
Su-35, dikombinasikan dengan kekuatan rudal balistik dan senjata canggih China lainnya akan menghadirkan kekuatan yang dalam, kemampuan berlapis untuk mendukung klaim China sekaligus membuat negara lain enggan melakukan intervensi jika China lebih memilih jalan konflik untuk menyelesaikan masalah.
Mengapa Taiwan masuk ke dalam situasi ini? China berencana membeli Sukhoi Su-35, artinya akan menempatkan seluruh Taiwan masuk dalam lingkup jaringan pertahanan udara China. Sebuah situasi taktis yang tidak menguntungkan bagi Taiwan. Radar canggih Su-35 akan mampu menangkap 145 jet tempur F-16A/B dan 126 jet tempur tua buatan dalam negeri Taiwan di jarak 400 kilometer. Kesepakatan pembelian Su-35 oleh China ini menimbulkan perdebatan di Washington mengenai apa maksud dan ambisi Beijing di balik modernisasi militernya yang luar biasa.
Taiwan saat ini menerbangkan F-16A/B dan tengah menghadapi penurunan signifikan dalam hal kemampuan pertahanan udara. Sebuah hasil studi Pentagon mengenai kekuatan udara Taiwan merekomendasikan Amerika Serikat menjual jet tempur canggih F-35 kepada Taiwan. Ini menandakan pemerintah AS tahun betul bahwa F-35 sangat dibutuhkan Taiwan, namun tentu saja tidak semudah itu, proses penjualan harus melalui pemikiran yang matang dan komprehensif tentang situasi Taiwan bagi Pentagon. Dibawah Taiwan Relations Act, untuk menghadirkan pertahanan yang memadai AS berkewajiban untuk memasok Taiwan dengan semua senjata yang diperlukan. Jadi, bisa jadi permintaan Taiwan untuk F-35 AS tidak perlu lagi dipertanyakan, karena ini sudah sesuai dengan arah kebijakan AS.
Meskipun hubungan AS dengan Taiwan saat ini telah jauh lebih kuat, khususnya hubungan militer, namun hingga kini Taiwan masih menghadapi situasi genting. Hal ini terkait pengumuman Beijing yang memperjauh Zona Identifikasi Pertahanan Udara di Laut Cina timur, ditambah lagi dengan meningkatnya ketegangan atas sengketa maritim dan teritorial di Laut Cina Selatan.
Mengapa AS harus peduli? Karena hubungan antara Amerika Serikat dan Taiwan adalah landasan kebijakan luar negerinya di wilayah tersebut. Taiwan memiliki peran untuk berkecimpung dalam memelihara perdamaian global, dan AS harus terus membantu Taiwan dalam membentuk kemampuan pencegahan yang efektif. Memang tidak dipungkiri, beberapa bukti menunjukkan bahwa penjualan senjata AS telah meningkatkan stabilitas di selat dan sekaligus memberikan Taipei rasa aman dari ancaman serangan yang bisa saja dilancarkan China.
Selain itu, Taiwan memainkan peran penting dalam strategi rebalancing Gedung Putih. Poros pemerintahan Obama ke Asia ditujukan untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan di wilayah tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa Washington dan Beijing harus menemukan cara agar bisa bekerjasama dalam isu-isu kepentingan bersama, dan sedapat mungkin menghindari masalah kompetitif atau konfrontatif. Karena kedekatan dan pengetahuannya mengenai China, Taiwan dalam hal ini secara otomatis masuk dalam 'radar' AS untuk membantu upayanya. Daripada takut hubungan bilateral AS dengan China rusak, AS tentu akan melakukannya dengan mengambil keuntungan dari kemitraannya dengan Taiwan.
Kebangkitan militer China dianggap oleh banyak pengamat mengganggu keseimbangan kekuatan di Pasifik. Menjadikan F-35 yang mungkin disediakan AS untuk Angkatan Udara Taiwan sebagai penyeimbang dan untuk menjalankan misi secara efektif bukan hanya untuk saat ini, tapi juga di masa mendatang. Tingkat kepercayaan tinggi Taiwan dalam hubungannya dengan AS dianggap bisa menjadi kunci perdamaian dan keamanan di Asia Timur, dan ini menunjukkan bahwa Taiwan butuh jet tempur canggih untuk mempertahankan diri. Jika AS ingin mempertahankan status quo-nya dengan Taiwan, maka tentu AS harus segera menyetujui penjualan F-35.
Sumber : Artileri
penyeimbang SU 35 yg akan dibeli china dr rusia,taiwan beli F35 dr AS, gmn ya duel
BalasHapusSU35 VS F35 sama2 generasi ke V
SU 35 adalah generasi 4.5
HapusKabarnya walau SU 35 memang bukan generasi 5, tp radarnya mampu menjejak F 35 yg katanya siluman, sehingga bisa melumpuhkannya dari jarak jauh.
HapusKan katanya.. udah ada buktinya belom??.. di pake perang aja belom su35
Hapusmaaf bung.. Blm ada yg menyatakan SU 35 adalah generasi 5 baru anda saja barusan..
BalasHapusSu 35 memang memiliki teknologi radar dan persenjatan yg hampir mengungguli F22 raptor. Tp su 35 blm trmasuk pesawat stealth yg merupakan syarat mutlak genre 5.
taiwan yg negaranya kecil saja f 16 nya smpai ratusan bagaimana negara yg kita cintai ini?
BalasHapusrasuah
HapusYah wajarlah mereka ratusan kan mereka ga pernah di embargo sama AS. Dan negara negara yg dekat AS pasti di kasih diskon lebih di bandingan negara kita yang jelas bukan teman AS
BalasHapusTaiwan memang negaranya kecil,mkn seluas pulau bali/setengah pulau jawa. Tp militer terutama au nya luar biasa. 150 F16 a/b,60 mirage 2000 V,+100 idv chingkuo plus rudal skysword buatan lokal sekelas sparrow,blm lagi sisa stok cadangan F5 tiger +100,merupakan jawaban taiwan atas ancaman cina,sama aja dg korsel vs korut. 2 bersaudara ini sdh lama berseteru dan pernah terjadi perang secara terbuka. Beda dg indonesia,au nya ga kuat alias mlempem. 1 skadron sukhoi dan kelak mkn ditambah lg yg versi 35 1/2 skadron,3 skadron F16,3skadron hawk,1skadron T50,1skadron tucano dll,ni hanya layak jagain jawa -bali aja,menurutku 5 skadron heavy fighter,10 skadron medium fighter,serta 10 skadron light fighter udah lumayan ampuh buat ngejaga NKRI walaupun ancaman perang tu bisa dibilang hampir ga ada.
BalasHapusDuitnya ditilep.
Hapusforum diskusi di blog ini kurang berisi, semua pada beragumen tapi gak ada pembahasan yang mendasar dan tanpa ulasan yang bisa di jadikan rumus... yah cuma sekedar kira-kira.
BalasHapusSetuju bung ano..
HapusAS pun sadar bahwa Su 35 memang sangat berbahaya, hingga mesti mengantisipasinya dengan menyiapkan F35 bagi Taiwan sebagai lawan tanding yang kurang lebih agak sepadan, meski dari performa mesin Su 35 lebih mendominasi..
BalasHapusjika terjadi konflik AS lebih memungkinkan akan menyerang sarang-sarang Flanker di darat daripada berhadapan di udara, untuk itulah AS kembali membuka program SR-72 serta upgrade sistem senjata nuklirnya...
bagi Indonesia yang sebentar lagi akan terkepung oleh F35 singapura dan Australia, sudah sangat tepat apabila panglima TNI mengemukakan untuk segera mengakuisi Su 35, karena memang faktanya pihak barat belum punya pesawat yang benar-benar mampu berhadapan dengannya...
Boss tau dr mana pesawat barat blom mampu lawan su 35. lah itu pesawat su35 aja baru mau produksi buat au rusia skrg aja msh cm prototipe doank buat pameran dan belom stealth. Gmna mau lawan peswat barat gen 5 yg udah stealth smua..ibarat jagoan jago brantem dan bawa senjata lengkap tp buta coy...
HapusHihi. aku geli ngeliat kekuatan taiwan yang cuman negara kecil tapi jika dibandingin dg Indo menjadi benar2 timpang. Negara kita itu gak masuk akal itu armada tempur yang cuma 24 f-16(yang baru akan hadir),12 F-16 yang sudah ada, 16 sukoi beberapa gelintir, 16 Golden eagle, dan bbrpa pesawat latih. hihi dagelan Srimulat ni eee, atau OVJ? Tolong deh jendral kita beli lagi sementara ini 2 skuadron Su 35 dan 1 Skuadron F-35 seperti yang kemarin ditawarkan Obama. hehe. Apa sih yang gak bisa obama tawarkan ke Indonesia. Dia masih ingat tanah air yang membesarkan dia kan . ? kwkwkwk. Apache juga sudah dibungkus karena obama juga kan. hihih
BalasHapuskalo menurut ane, sebaiknya untuk alutsista yang strategis jangan beli dari barat, kalau yang level medium/light ga masalah, soalnya rawan embargo. dan sekeliling kita adalah sekutu US tentu akan sangat berbahaya bila kita mempunyai senjata strategis kayak yang tetangga miliki. kelak senjata tetangga memborbardir kita tapi senjata kita justru grounded karena embargo. semoga tidak akan terjadi perang sampai kapanpun. tapi..... untuk mencegah terjadinya peperangan justru harus memperkuat peralatanperang....
Hapuskalau indonesia blanja alutsista besar2n pasti kwasan asia tenggara akan terjadi perlombaan senjata,tktnya indonesia akn nyerang tetangga,bda ma taiwan,mw pya peswt byk tpi kan negara tetangga jd gk kwtr taiwn bakal nyerang
BalasHapusIni akal2anya AS utk mengancamCina, Taiwan di ajukan agar kedua negara ancur dan setelah setengah mati baru AS sok jagoan menhabisi serta narik cepek dulu spt pak ogah. Salam NKRI...
BalasHapus