DILLI-(IDB) : Perdana Menteri (PM) Timor Leste mengatakan dirinya terkejut dengan
keputusan pemerintah Australia memerintahkan penggeledahan kantor
pengacara dan whistleblower yang menyediakan bukti-bukti untuk melawan
Australia di Den Haag.
Timor Leste akan mengajukan gugatan pembatalan perjanjian eksplorasi minyak dan gas di Laut Timor senilai $40 milyar ini di Pengadilan arbitrasi Internasional di Den Haag pada Kamis (5/12/2013) .
Timor Leste menuding Australia mengambil keuntungan dalam negosiasi tersebut karena Badan Intelejen Rahasia Australia (ASIS) menyembunyikan alat penyadap di ruang kabinet pemerintah Timor Leste di Dili pada tahun 2004 lalu.
Timor menuding operasi itu diperintahkan oleh Bos ASIS ketika itu David Irvine, yang kini mengepalai Badan Intelejen Lokal Australia (ASIO).
Pada Selasa (3/12/2013), petugas ASIO menggeledah kantor kuasa hukum Timor Leste dalam gugatan ini, Bernard Collaery, di Canberra – yang saat ini berada di Belanda untuk mempersiapkan kasusnya di Pengadilan Arbitrase Internasional. Dihari yang sama ASIO juga menyita paspor mantan agen mata-mata Australia yang akan membeberkan bukti-bukti di pengadilan setelah rumahnya juga digeledah.
Kehadiran whistleblower, mantan Direktur Operasi Teknis ASIS, sebelumnya sosoknya dirahasiakan dan hanya diketahui segelintir pejabat dan pengacara sampai penggerebekan kemarin.
Pada Rabu sore (4/12/2013), PM Timor Leste Xanana Gusmao memberikan pernyataan dan mendesak PM Tony Abbott menjelaskan secara langsung kepada dirinya dan menjamin keamanan dari whistleblower.
"Aksi yang dilakukan oleh pemerintah Australia sangat kontrapoduktif dan tidak kooperatif,” kata Gusmao.
" Menggeledah kantor kuasa hukum kami dan mengambil tindakan agresif terhadap saksi kunci kami adalah tindakan yang tidak ; bermertabat dan tidak dapat diterima.
"Ini adalah perilaku yang tidak layak yang dilakukan seorang teman dekat dan tetangga atau dari sebuah bangsa yang besar seperti Australia."
Kuasa hukum yang kantornya digeledah mengatakan pemerintah Australia berusaha memberangus bukti-bukti dan saksi hukum utama kami” dengan menyita paspornya.
"Apa penilaian pengadilan internasional di Den Haag jika mengetahui masalah ini? kata Collaery.
Collaery juga mengatakan tuduhan kegiatan spionase salam negosiasi dengan ; Timor Leste berlangsung bisa dikategorikan "insider trading".
“Jika praktek ‘insider trading &rsquo itu terjadi di bursa internasional seperti Bridge Street, Collins Street, Wall Street, pelakunya akan dipenjarakan,” kata Collaery kepada Lateline.
Jaksa Agung George Brandis mengkonfirmasi dirinya telah menyetujui penggeledahan tersebut, tetapi membantah aksi itu dilakukan untuk mempengaruhi proses arbitrasi ;di Den Haag.
Program Bantuan 'Kuda Trojan' Australia
Timor Leste mengklaim ASIS telah menggunakan program bantuan Australia sebagai tameng untuk menutupi operasi rahasia mereka dalam mengumpulkan informasi rahasia selama berlangsungnya negosiasi perjanjian eksplorasi minyak dan gas di Timur Leste tahun 2004.
Satu dekade lalu, dibawah program bantuan Australia, gedung pemerintah di Dili diberikan ; bantuan renovasi yang mahal. Namun bantuan itu dituding sebagai semacam kuda Trojan Australia.
Timor Leste mengklaim pada Mei 2004, agen ASIS berpura-pura menjadi pekerja bangunan di proyek renovasi gedung pemerintahan dan menanamkan alat penyadap di dinding ruang kabinet, yang letaknya hanya berjarak dua kantor dari ruangan yang ditempati Perdana Menteri.
Agen ASIS itu ; kembali pada Juli dan Agustus, yang kemungkinan untuk memeriksa sekaligus mempertahankan fungsi dari alat penyadap yang mereka tanam, sebelum akhirnya menyingkirkan semua jejak kegiatan penyadapan tersebut pada Desember, ketika operasi spionase tersebut berakhir.
Sebelummnya PM Tony Abbott menyatakan dirinya mendukung aksi penggeledahan yang dilakukan ASIO, dengan mengatakan badan intelejen tersebut ; sedang melakukan tugasnya menyelamatkan kepentingan Australia.
"Kita tidak bermaksud mengintervensi kasus ini, tapi kita bertindak untuk memastikan kepentingan ; nasional Australia benar-benar terlindungi. Untuk itulah penggeledahan itu dilakukan,” kata Abbott kepada media di Canberra (4/12/2013).
Namun insiden ini menuai kecaman luas. Ketua Partai Hijau, Adam Bandt menyebut ini sebagai tudingan yang sangat mengganggu dan menuntut ; penjelasan resmi dari Jaksa Agung.
Timor Leste akan mengajukan gugatan pembatalan perjanjian eksplorasi minyak dan gas di Laut Timor senilai $40 milyar ini di Pengadilan arbitrasi Internasional di Den Haag pada Kamis (5/12/2013) .
Timor Leste menuding Australia mengambil keuntungan dalam negosiasi tersebut karena Badan Intelejen Rahasia Australia (ASIS) menyembunyikan alat penyadap di ruang kabinet pemerintah Timor Leste di Dili pada tahun 2004 lalu.
Timor menuding operasi itu diperintahkan oleh Bos ASIS ketika itu David Irvine, yang kini mengepalai Badan Intelejen Lokal Australia (ASIO).
Pada Selasa (3/12/2013), petugas ASIO menggeledah kantor kuasa hukum Timor Leste dalam gugatan ini, Bernard Collaery, di Canberra – yang saat ini berada di Belanda untuk mempersiapkan kasusnya di Pengadilan Arbitrase Internasional. Dihari yang sama ASIO juga menyita paspor mantan agen mata-mata Australia yang akan membeberkan bukti-bukti di pengadilan setelah rumahnya juga digeledah.
Kehadiran whistleblower, mantan Direktur Operasi Teknis ASIS, sebelumnya sosoknya dirahasiakan dan hanya diketahui segelintir pejabat dan pengacara sampai penggerebekan kemarin.
Pada Rabu sore (4/12/2013), PM Timor Leste Xanana Gusmao memberikan pernyataan dan mendesak PM Tony Abbott menjelaskan secara langsung kepada dirinya dan menjamin keamanan dari whistleblower.
"Aksi yang dilakukan oleh pemerintah Australia sangat kontrapoduktif dan tidak kooperatif,” kata Gusmao.
" Menggeledah kantor kuasa hukum kami dan mengambil tindakan agresif terhadap saksi kunci kami adalah tindakan yang tidak ; bermertabat dan tidak dapat diterima.
"Ini adalah perilaku yang tidak layak yang dilakukan seorang teman dekat dan tetangga atau dari sebuah bangsa yang besar seperti Australia."
Kuasa hukum yang kantornya digeledah mengatakan pemerintah Australia berusaha memberangus bukti-bukti dan saksi hukum utama kami” dengan menyita paspornya.
"Apa penilaian pengadilan internasional di Den Haag jika mengetahui masalah ini? kata Collaery.
Collaery juga mengatakan tuduhan kegiatan spionase salam negosiasi dengan ; Timor Leste berlangsung bisa dikategorikan "insider trading".
“Jika praktek ‘insider trading &rsquo itu terjadi di bursa internasional seperti Bridge Street, Collins Street, Wall Street, pelakunya akan dipenjarakan,” kata Collaery kepada Lateline.
Jaksa Agung George Brandis mengkonfirmasi dirinya telah menyetujui penggeledahan tersebut, tetapi membantah aksi itu dilakukan untuk mempengaruhi proses arbitrasi ;di Den Haag.
Program Bantuan 'Kuda Trojan' Australia
Timor Leste mengklaim ASIS telah menggunakan program bantuan Australia sebagai tameng untuk menutupi operasi rahasia mereka dalam mengumpulkan informasi rahasia selama berlangsungnya negosiasi perjanjian eksplorasi minyak dan gas di Timur Leste tahun 2004.
Satu dekade lalu, dibawah program bantuan Australia, gedung pemerintah di Dili diberikan ; bantuan renovasi yang mahal. Namun bantuan itu dituding sebagai semacam kuda Trojan Australia.
Timor Leste mengklaim pada Mei 2004, agen ASIS berpura-pura menjadi pekerja bangunan di proyek renovasi gedung pemerintahan dan menanamkan alat penyadap di dinding ruang kabinet, yang letaknya hanya berjarak dua kantor dari ruangan yang ditempati Perdana Menteri.
Agen ASIS itu ; kembali pada Juli dan Agustus, yang kemungkinan untuk memeriksa sekaligus mempertahankan fungsi dari alat penyadap yang mereka tanam, sebelum akhirnya menyingkirkan semua jejak kegiatan penyadapan tersebut pada Desember, ketika operasi spionase tersebut berakhir.
Sebelummnya PM Tony Abbott menyatakan dirinya mendukung aksi penggeledahan yang dilakukan ASIO, dengan mengatakan badan intelejen tersebut ; sedang melakukan tugasnya menyelamatkan kepentingan Australia.
"Kita tidak bermaksud mengintervensi kasus ini, tapi kita bertindak untuk memastikan kepentingan ; nasional Australia benar-benar terlindungi. Untuk itulah penggeledahan itu dilakukan,” kata Abbott kepada media di Canberra (4/12/2013).
Namun insiden ini menuai kecaman luas. Ketua Partai Hijau, Adam Bandt menyebut ini sebagai tudingan yang sangat mengganggu dan menuntut ; penjelasan resmi dari Jaksa Agung.
Sumber : Detik
Dahlan Iskan dan Bu Karen Agustiawan harus gerak cepat lobby Xanana Gusmao, tuh project migas laut timor $ 40 Milyar harus dikerjakan dengan pertamina
BalasHapusPertamina sdh terbukti Koboi untuk garap migas blok2 yg dulu dipegang asing (liat WMO & ONWJ,
(Lifting lebih oke krn pertamina koboi dengan lebih pinggirin safety dr BP ato Kodeco)
and then, Mr. Xanana Gusmao juga tiap bulan kongkow2 di Hotel Mojopahit Surabaya
emang enak deket2 sama negara kumpulan bandit-bandit. Ya bakalan di kadalin terus deh. Termasuk Indonesia, sama ini gerombolan bandit udh kaya kebo di cucuk hidungnya. Gertak2 omong kosong lah. Intinya "gw ikutin kemauan lo wani piro. Buat modal gw pensiun nih"
BalasHapusTimor Leste gk usah bnyk bacotlah, itu sdh karma, krna penghianatan menuntut kemerdekaan dr NKRI yg mnjadi Induk utk mmberikan Pendidikan, Sandang, Pangan, Papan, dan sebagainya pda wilayah ini, tp malah dihianati dgn mnuntut Referendum yg d bekingi Aussi, lah skrg kalian terima nasib ajalah, buka mata lebar", syp yg sbenarnya tulus memberikan kesejahteraan, NKRI (wlwpun zman Timtim msh blm mrata) ataukah Aussi yg mentalnya penjajah, pengeruk kekayaan negaramu.
BalasHapusNah inilah tipikal asli bangsa bule yg sebagian masyarakat dinegaramu diagung agungkan terbuktikan.....tinggalkan mereka mari kita bentuk aliansi dg menjunjung kesetaraan RAS antar manusia bersama RI,malaysia,vietnam,dan thailand
BalasHapusSudahlah timor leste!! Ahirnya anda tau siapa saudara siapa musuh, tak mungkin mengubah dirimu jadi bangsa putih!!! !
BalasHapusSelamat belajar Dan selamat menikmati...Timor leste....
BalasHapusSekarang...kau sudah tahu...mana yang lebih baik Dan yang suka khianat....
Rasain lu timor leste...bagaimana rasanya dikibulin australia,..
BalasHapus08.27. benar. Indonesia khususnya pertamina hrs mendekat ke Timor leste utk negoisasi proyek migas laut timor, kalau bisa barang2 kita hrs segera masuk kesana dan pengusaha2 Indonesia segera merespon utk mengambil pundi2 rupiah di timor leste yg ditinggalkan ausi. Salam NKRI........................
BalasHapus