SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut unjuk kekuatan pada
peringatan Hari Armada tahun 2013 yang dipusatkan di Dermaga Komando
Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Kamis.
Upacara militer yang diikuti sekitar 2.800 orang prajurit TNI AL dari
berbagai kesatuan itu, dipimpin langsung Kepala Staf TNI Angkatan Laut
(KSAL) Laksamana TNI Marsetio dan dihadiri para petinggi TNI, Polri,
sejumlah mantan KSAL, dan kalangan pejabat sipil.
Sejumlah unsur kekuatan ditampilkan pada upacara tersebut, antara 12
unit kapal perang, termasuk kapal selam KRI Nanggala-402, masing-masing
empat unit tank amfibi BMP-3F, tank PT-76 dan tank BTR-50, serta meriam
Howitzer kaliber 122 mm dan 105 mm.
Pada kesempatan itu, prajurit TNI AL menunjukkan kemampuan tempur
taktisnya dalam sebuah demonstrasi pembebasan kapal niaga dari aksi
pembajakan yang dilakukan sekawanan teroris.
Demontrasi ini melibatkan alat utama sistem senjata yang tergabung
dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), terdiri dari kapal perang,
pesawat udara patroli, helikopter, serta pasukan khusus TNI AL dari
unsur Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Pasukan Intai Amfibi
(Taifib).
Skenario demonstrasi pertempuran khusus aspek laut diawali adanya
aksi pembajakan kapal niaga yang diperankan KRI dr Soeharso-990 dengan
beberapa awaknya, tiba-tiba dibajak dan penumpangnya disandera kawanan
teroris berjumlah 25 orang.
Mendapatkan informasi adanya pembajakan, jajaran Koarmatim langsung
menerjunkan tim gabungan Kopaska dan Taifib untuk melakukan operasi
penyerbuan sekaligus pembebasan sandera dari laut dan udara, hingga
terjadi kontak senjata.
Tamu undangan dan masyarakat yang hadir di Dermaga Koarmatim dibuat
terkesima dengan aksi terjun payung pasukan Taifib saat mendarat di
geladak kapal untuk melakukan penyerbuan bersama Kopaska yang masuk dari
sisi kapal menggunakan boat tempur.
"Operasi pembebasan tersebut merupakan salah satu fungsi dan tugas
khusus TNI AL dalam rangka menegakkan kedaulatan hukum di laut dari
tindak kejahatan seperti pembajakan dan terorisme," kata KSAL Laksamana
TNI Marsetio, usai defile pasukan.
Selain demonstrasi, juga dilaksanakan "sailing pass" kapal perang di
perairan Selat Madura yang membentuk formasi tempur dan menembakkan
senjata artileri dan roket antikapal selam buatan Rusia, serta atraksi
"fly pass" pesawat udara dari Puspenerbal yang menyebarkan ranjau laut.
Menurut Marsetio, sudah sekitar lima kali perayaan Hari Armada atau
lima tahun terakhir, TNI AL tidak menggelar defile kapal perang dan
unsur pendukungnya lengkap dengan aksi manuver dan demonstrasi
pertempuran laut.
"Apa yang ditampilkan kali ini merupakan sebagian dari kekuatan yang
dimiliki TNI AL. Kemampuan dan profesionalisme prajurit harus terus
ditingkatkan untuk mengemban tugas-tugas ke depan yang semakin berat dan
kompleks," ujarnya.
Sumber : Republika
Kemampuan menakutkan seperti inilah yg membuat tetangga sebelah selalu galau...betul-betul Hantu Laut..
BalasHapus