JAKARTA-(IDB) : Kapal perang TNI AL jenis landing ship tank (LST)
KRI Teluk Peleng-535 mengalami kandas di dermaga TNI AL Pondok Dayung,
Jakarta Utara, akibat adanya kebocoran di ruangan Diesel Generator (DG),
Selasa (19/11).
Menurut
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI
Untung Suropati, hari Senin pagi, 18 November 2013, KRI Teluk
Peleng-535 berada dalam posisi sandar di Dermaga TNI AL, Pondok Dayung,
Jakarta Utara, pada lambung kiri badan keempat dari KRI lain, tepatnya
di lambung kanan KRI Balikpapan-901, guna persiapan bekal ulang dalam
rangka melaksanakan Operasi Rakata Jaya ke-13. “Saat peristiwa terjadi
kondisi air laut sedang surut,” jelas Kadispenal.
Pukul
15.10 Wib ABK mesin jaga melihat kebocoran di ruang DG dan berupaya
melaksanakan penanggulangan dengan mencari sumber kebocoran, melakukan
penyedotan air menggunakan pompa, melaksanakan pemadaman aliran listrik
kapal, serta seluruh ABK yang berada di kapal aksi melaksanakan
penanggulangan kebocoran.
Tiga unit tug boat
TNI AL juga dikerahkan untuk menyangga kapal yang secara perlahan-lahan
mengalami kemiringan. Mengetahui kapal semakin miring, Komandan KRI
Teluk Peleng-535 Mayor Laut (P) Yadi Mulyadi memerintahkan penyelamatan
senjata, amunisi, radar, alkom, jurnal-jurnal kapal, serta dokumen, dan
barang berharga lainnya. “Komandan kapal juga telah berkoordinasi dengan
Kepanduan meminta tambahan dukungan 1 (satu) unit tug boat,” kata Kadispenal.
Meski
segala upaya telah dicoba, termasuk memompa air yang masuk di badan
kapal dengan 12 unit mesin pompa serta memasang tali-tali penahan ke
darat, akan tetapi kemiringan kapal tetap tidak bisa teratasi, sehingga
pada hari Selasa pukul 08.07 Wib, KRI Teluk Peleng-535 kandas dengan
posisi miring 70 derajat. “Belum diketahui secara pasti penyebab kebocoran. Mengingat usia kapal yang sudah 35 tahun, material fatigue (kelelahan material) bisa menjadi sebagai salah satu faktor penyebabnya,” ujar Kadispenal.
Kadispenal
menjelaskan saat ini tim Komando Pasukan Katak dan tim penyelam dari
Dinas Penyelamatan Bawah Permukaan Air (Dislambair) Koarmabar tengah
mengupayakan pengapungan kembali kapal dengan menggunalan alat “salvage air bag”.
“Metodenya setelah kapal dapat mengambang dan air dikuras dengan
bantuan pompa, baru kemudian diadakan pengelasan pada area yang bocor.
Tim TNI AL mempunyai kemampuan untuk itu,” tambahnya.
Kapal
eks-Jerman Timur yang dibangun oleh galangan kapal VEB Peene-Werft,
Wolgast, Mecklenburg-Vorpommern, Jerman Timur pada tahun 1978 untuk
memperkuat alutsista Angkatan Laut Jerman Timur, kemudian tahun 1990
dibeli Pemerintah RI, dan pada tahun 1993 memperkuat Armada TNI AL pada
jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). Teluk Peleng
sendiri diambil dari nama sebuah teluk yang secara geografis berlokasi
di Banggai, Sulawesi Tengah.
Dalam
pengabdiannya di jajaran TNI Angkatan Laut, KRI Teluk Peleng-535 telah
melaksanakan berbagai tugas operasi dan latihan, baik sebagai unsur
amfibi bagi latihan pendaratan ranpur dan pasukan Marinir TNI Angkatan
Laut, sebagai unsur guna mengangkut logistik TNI/TNI Angkatan Laut,
pergeseran pasukan, serta tugas-tugas bantuan kemanusiaan. Data teknis
KRI Teluk Peleng, sebagai berikut: berat 1.900 ton, panjang 90,70 meter,
lebar 11,12 meter, draft 3,4 meter, serta kecepatan kapal 18 knot. Kapal miliki anak buak kapal 70 personel, dan mampu mengangkut muatan hingga 600 ton.
Persenjataan
yang dimiliki KRI Teluk Peleng-535 adalah: dua unit meriam Canon laras
ganda kaliber 33 mm Model-1939; dua unit meriam Bofors 40/70
berkaliber 40 mm dengan kecepatan tembakan 120-160 rpm, dengan jangkauan
10 km untuk target permukaan terbatas dan target udara; serta dua
meriam Canon laras ganda kaliber 57 mm. Sedangkan untuk sensor
elektronik, KRI Teluk Peleng-535 diperlengkapi radar MR-302/Strut Curve Air/Surface Search.
Sumber : TNI AL
Kri tanjung paleng karam kurang perawatan di liat dari lambung kapal penuh lumut ,ahirnya baja gampang kropos , bisa tiga 3 tahunan gak pernah naik Dok . padahal kita tahu dana hibah dari rakyat meningkat untuk tni . saman beyee...saman petinggi negara tambah kaya luar biasa dari hasill?.... jangan heran para jendral warta milyaran hasil tikung dana perawatan berinbas menurunya alusista tni . ini harus di investegasi haross...di investegasi krupsi meraja rela di lingkungan para jendral 100% fakta yata !!!
BalasHapus