JAKARTA-(IDB) : Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Jenderal (Pol) Sutarman mengatakan banyak
"pengangguran" di pangkat tertentu, terutama pangkat Komisaris Besar
(Kombes).
"Banyak pengangguran di pangkat tertentu, kalau dilihat dari prosentasenya lebih besar setingkat kombes, tetapi jumlahnya tidak begitu besar," katanya usai memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Kompolnas dan Polri di Jakarta, Senin.
Namun, Sutarman menjelaskan "pengangguran" yang dimaksud bukanlah tidak bekerja, tetapi menunggu jabatan.
"Banyak kan yang sekolah lagi dan dia menunggu jabatan. Dan dia (anggota polri setingkat kombes) kerjanya menganalisa dan kebijakan bukan nganggur tidak punya jabatan," katanya.
Pada kenyataannya, Sutarman mengakui bahwa anggota Polri setingkat kombes mulai tidak bersemangat apabila ditugaskan berpatroli ke lapangan.
"Begitu sudah kombes, dia tidak mau patroli. Negara rugi menggaji jutaan, tetapi tidak dimanfaatkan," katanya.
Karena itu, jenderal bintang empat itu meminta kepada Komisi kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk mengawasi kinerja polri, baik dari segi sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana dan lainnya.
"Kita minta masukan berbagai pihak untuk merumuskan beban kerja Polri, berapa jumlah efektif yang seharusnya diawaki Polri apakah berlebihan atau tidak," katanya.
Dia berharap kompolnas bisa memberikan kritik dan saran kepada kepolisian untuk mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri dan menyampaikannya kepada presiden.
Hal itu dilakukan, lanjut Sutarman, untuk mendeteksi secara dini penyimpangan-penyimpangan yang ada, terutama di internal Polri, sehingga mampu menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat.
"Kami siap diawasi, dikritik untuk melakukan langkah-langkah paling tepat untuk meraih kepercayaan masyarakat. Kalau dipercaya pasti akan dicinta," katanya.
"Banyak pengangguran di pangkat tertentu, kalau dilihat dari prosentasenya lebih besar setingkat kombes, tetapi jumlahnya tidak begitu besar," katanya usai memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Kompolnas dan Polri di Jakarta, Senin.
Namun, Sutarman menjelaskan "pengangguran" yang dimaksud bukanlah tidak bekerja, tetapi menunggu jabatan.
"Banyak kan yang sekolah lagi dan dia menunggu jabatan. Dan dia (anggota polri setingkat kombes) kerjanya menganalisa dan kebijakan bukan nganggur tidak punya jabatan," katanya.
Pada kenyataannya, Sutarman mengakui bahwa anggota Polri setingkat kombes mulai tidak bersemangat apabila ditugaskan berpatroli ke lapangan.
"Begitu sudah kombes, dia tidak mau patroli. Negara rugi menggaji jutaan, tetapi tidak dimanfaatkan," katanya.
Karena itu, jenderal bintang empat itu meminta kepada Komisi kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk mengawasi kinerja polri, baik dari segi sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana dan lainnya.
"Kita minta masukan berbagai pihak untuk merumuskan beban kerja Polri, berapa jumlah efektif yang seharusnya diawaki Polri apakah berlebihan atau tidak," katanya.
Dia berharap kompolnas bisa memberikan kritik dan saran kepada kepolisian untuk mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri dan menyampaikannya kepada presiden.
Hal itu dilakukan, lanjut Sutarman, untuk mendeteksi secara dini penyimpangan-penyimpangan yang ada, terutama di internal Polri, sehingga mampu menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat.
"Kami siap diawasi, dikritik untuk melakukan langkah-langkah paling tepat untuk meraih kepercayaan masyarakat. Kalau dipercaya pasti akan dicinta," katanya.
Sumber : Antara
Itu merupakan keharusan pak jendral karena bpk2 semua makan dari pajak rakyat dan sangat perlu sekali bpk2 semua melaporkan semua kekayaannya pada publik kalau ingin dinilai profesional dan berbakti pada NKRI. Untuk PRnya mohon pak jendral menuntaskan masalah pungutan siluman (tanpa kwitansi) di kantor2 samsat sebesar Rp.10.000,- hanya untuk ambil berkas, dugaan kuat sie ada "permainan cantik" antara raja2 kecil (bupati/walikota) dgn para kapolres.
BalasHapusAlhamdulillah... saya hanya petani... panen alhamdulillah... gak panen alhamdulillah jualan kue... spt.nya lbh baik rejeki saya drpd kapolres dan bupati... alhamdulillah saya tdk rendah didepan mereka2 yg terlihat gagah dan merendahkan saya yg hanya petani...
BalasHapusgimana kalau kombes di scrap.. jadi satpol PP
BalasHapusSemoga bapak Kapolri Jend. Sutarman benar benar dan mau menjalankan pembenahan ditubuh Polri sehingga kepolisian bisa berjalan dengan tupoksinya secara profesional yang diinginkan oleh segenap masyarakat indonesia.. dan semoga beliau juga menauladani sikap mantan Kapolri Jend. Hoegeng untuk menata jajaran kepolisian yang semakin baik... amin... by. E-Kafa
BalasHapuspolri tu kebanyakan perwira,sedangkan yg berkerja di lapangan bintara dan tamtama, mana mau tu kombes kerja dilapangan patroli,ngatur lalu lintas,,ha2
BalasHapusdiperbantukan di TNI aja ngawasin Perbatasan karena POLRI ahli dalam menangani Masyarakat ,,, gitu aja kok REPOT ,,, waktu POLRI masih tergabung dalam ABRI kan tugas POLRI memang soal kemasyarakatan???
BalasHapusKenapa sekarang nggak bisa???? itu semua karena EGO SEKTORAL !!! Ego sektoral ini yang harus diberantas dari TNI dan POLRI ,,, semua itu karena pajak Rakyat,,, jadi bukan karena hasil cari uang masing-masing institusi ,,, ingat ya bapak2 ,,, kalau rakyat suatu haru menghendaki penghematan ,,, maka DENSUS 88 harus dibubarkan ,,, pakai tuh eks-eks pasukan Komandonya TNI untuk jadi DENSUS ,,, cuma ditambah sedikit Ilmu kepolisian udah jadi ,,, daripada mendidik sendiri biayannya milyaran rupiah ,,,,
Banyak yg sekolah lagi biar naik pangkat,biar gajinya naik karena modalnya untuk jadi perwira juga besar,rugi donk kalo gak balik modal....
BalasHapuskalo sudah begini bakti kepada negara n masyarakat di kesampingkan....
Kurangi saja penerimaan Akpol,buat apa cetak perwira banyak2 kalo sudah jadi perwira juga gak banyak manfaatnya.
BETUL TUHH*DASAR *klo begitu KOMBES mirip polisi di film2 bolywod indihe aww alaay-
BalasHapus