BANDUNG-(IDB) : Perusahaan pelat merah, PT Pindad saat ini sedang mengembangkan
senjata kaliber besar di atas 20 mm bersama Eropa dan Korea. Senjata
kaliber besar yang sedang dibuat ini mencapai 105 mm.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad, Wahyu Utomo,
mengatakan selama ini pihaknya baru memproduksi senjata berkaliber kecil
yaitu 12,7 mm. Senjata ini sudah banyak digunakan TNI seperti merek
MKV.
"Jadi pengembangan Pindad di amunisi kaliber besar. Kaliber kecil
sekarang masih 12,7 mm. Nanti ada kaliber 105 mm," ucap Wahyu ketika
ditemui di Monas, Jakarta, Jumat (4/10).
Pembuatan senjata dengan lubang laras mencapai 105 mm ini dilakukan
agar TNI tidak selalu mengimpor senjata dari luar negeri. Wahyu berharap
produksi ini bisa memenuhi kebutuhan senjata di dalam negeri.
"Kita tes kemampuan dalam negeri secara bertahap. Kerjasama dengan
Korea dan Eropa. Di bawah itu sesuai yang dipakai TNI. Dari Pindad
mendukung peran TNI kita bikin kaliber besar ini," tutupnya.
Sumber : Merdeka
Harusnya yg kaliber 120_125 biar lebih gahar..by:liem ban pit
BalasHapuskaliber 105 ??
BalasHapusIngin menggabungkan dan di tempelin di medium tank / anoa skalipun...
Aunisinya udah bisa buat,tinggal meriamnya.atau kalau perlu 120mm. Kalibernya seperti tank howitzer rusia.. Jangkauan 40km
This perfeccttt....
Bravo pindad...
hmm ketinggalan banget nih, singapura udah bisa bikin artileri medan 155mm yang bahkan dipake TNI AD. harusnya joint manufacture M777 aja kayak india, lompatan teknologinya jauh.... atau lisensi kanon rheinmetall L55, yang kalibernya 120mm. kanon 105mm itu beda kemampuannya jauh dibanding kanon 120mm meskipun beda 15mm doang, harusnya TNI AD udah sadar dan harus beranjak ke kanon yang lebih berat dari 105mm
BalasHapusKembangkan kaliber 105mm dengan hulu ledak HEAT dan tingkatkan jangkauannya hingga 60km, produksi sebanyak mungkin buat amunisi AMX, kembangkan meriam ME 105 pindad menjadi meriam self propelled dengan jangkauan diatas 25 km
BalasHapussekarang jamanya sistim pertahanan jarak jauh..pak TNI AD hanya selalu memakai anggaran untuk pengadaan senjata ecek ecek ingat pertahanan laut dan udara kita masih sangat lemah di bandingkan negara regional dan juga reasearch LAPAN yang masih jalan di tempat karena minim anggaran.
BalasHapus