Rabu, Agustus 07, 2013
42
Model Kapal Cepat Rudal 60 meter KCR 60 TNI AL
Model Kapal Cepat Rudal 60 meter KCR 60 TNI AL
JKGR-(IDB) : PT PAL optimis, kapal pertama KCR-60 bisa diluncurkan tahun 2013 sesuai target waktu yang ditetapkan. Pihak PT PAL belum bersedia menyebut jenis rudal yang akan diinstal pada Kapal Cepat Rudal 60 meter ini. Menurut salah satu pejabat PT PAL, peluru kendali untuk KCR 60, diupayakan produk dari Negara Barat/Eropa. Namun dia belum bisa memastikan.

Wah…terkejut juga mendengar kabar tersebut, karena yang terbayang selama ini, rudal yang dipasang di KCR60 adalah C-705 buatan China, karena Indonesia dan China terlibat kerjasama pengembangan rudal tersebut. Ketika saya tanya lagi, apa jenis rudal dan buatan negara mana, orang tersebut menghindar.”Masih penjajakan”, tuturnya.

Jika benar rudal Eropa yang dipasang di KCR tersebut, tentu Armada tempur TNI AL, akan semakin menakutkan dan gahar. Kapal kecil tapi memiliki rudal yang mematikan.

Pada tahap awal, TNI AL memesan 3 unit KCR-60 yang ditargetkan selesai seluruhnya pada tahun 2014.  Harga kapal Rp 500 miliar/unit. Jika produk PT PAL dianggap bagus, TNI AL akan memesan 13 KCR60 tambahan, sehingga jumlah totalnya 16 KCR-60.


Proyeksi KCR-60

Apa sebenarnya proyeksi TNI AL atas kapal cepat rudal 60 meter ini ?. TNI AL menargetkan KCR-60 akan dilengkapi  sistem persenjataan  anti surface warfare (ASUW), anti air warfare (AAW), electronic warfare (EW), naval gun fire support (NGFS), dan anti submarine warfare (ASW).

Indonesia sangat membutuhkan banyak kapal perang sekelas KCR 60 karena merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula. KCR 60 meter ditargetkan mempunyai kemampuan olah gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.

KCR-60 Mesir
Kapal Cepat Rudal 60 meter Mesir mengusung RAM Launcher (tampak di belakang kapal) dan 8 rudal RGM-84L Boeing Harpoon SSM Block II.
The Egyptian FMC is armed with eight RGM-84L Boeing Harpoon SSM Block II missiles. It can also carry a 76mm Super Rapid Gun, MK49 Rolling Airframe Missiles and CIWS Block 1B. (Photo:Boeing)
The Egyptian FMC is armed with eight RGM-84L Boeing Harpoon SSM Block II missiles. It can also carry a 76mm Super Rapid Gun, MK49 Rolling Airframe Missiles and CIWS Block 1B.
Melihat proyeksi yang ditujukan kepada KCR-60 tersebut, saya jadi teringat dengan kapal sejenis milik Mesir yang juga memiliki panjang 60 meter, persisnya 63 meter. Fast Missile Craft (FMC) Mesir merupakan kapal perang berukuran kecil yang modern dan mematikan.

Dengan model yang “siluman” FMC Mesir ini memiliki radar cross section yang kecil sehingga bisa menghindari radar lawan. KCR Mesir juga dilengkapi infrared suppression devices atau infrared signature suppression (IRSS)  untuk mengurangi kerentanan kapal dari sasaran IR guided anti-ship missiles kapal lawan. Kapal itu juga memiliki  radiated noise untuk seluruh frekuensi komunikasinya.

FMC ini memiliki kecepatan  34 knots dan dapat dipacu hingga 41 knots dalam kondisi muatan ringan. Awak kapal 38-4o peronel dan mampu berlayar hingga 15 hari.

Senjata utama FMC ini adalah 8 rudal Harpoon Block II dan  dilengkapi Oto Melara Super Rapid gun 76.2 mm sebagai senjata anti kapal permukaan dan pertahanan udara. Untuk mengatasi ancaman jarak jauh ataupun cruise missile, FMC Mesir dilengkapi Rolling Airframe Missiles (RAM) Mk 49 serta CIWS (Close-In Weapon System) Phalanx Block 1B. Senjata lainnya adalah M60 machine guns sebanyak 2 unit.

Rolling Airframe Missile (RAM) Launcher (photo:Raytheon)
Rolling Airframe Missile (RAM) Launcher.


Rolling Airframe Missile (RAM) merupakan misil supersonic dengan bobot yang ringan bersifat fire and forget dan bereaksi secara cepat untuk menangkis serangan rudal jelajah anti-kapal maupun ancaman asimetris dari udara maupun kapal permukaan, termasuk helikopter serta ancaman udara lainnya dan ancaman kapal permukaan. 

Menurut Raytheon RAM ini sudah uji tembak sebanyak 300 kali dengan tingkat kesuksesan 95 persen. Salah satu ujicobanya adalah menangkis dua rudal jelajah yang datang sekaligus. Versi terbaru dari RAm ini adalah RIM 116 yang merupakan kerjasama AS dan Jerman.

Primary Function: Ship Self Defense. RAM Launcher Specifications
Above-Deck Weight: 11,432 lbs. (5,196 kg)
(Including Rounds)
Below-Deck Weight: 2,069 lbs (940 kg)
Working Circle: 129 in. / 3.28 m
Train: +380?
Elevation: ?25? to +80?
Missile Capacity: 21
Contractor: Raytheon.
Date Deployed: Mid-1993.
Propulsion: Solid-propellant rocket.
Length: 9.3 ft 2.82 m
Diameter: 5 inches (12.70 centimeters)
Wingspan: 17.5 in / 44.5 cm
Weight: 162 lbs. (73.5 kilograms)
Speed: Supersonic
Platforms:
Amphibious Assault Ships (LHA/LHD)
Landing Platform Dock Ships (LPD)
Carriers (CVN)
Dock Landing Ships (LSD)
Littoral Combat Ship (LCS)
Warhead: 7.9 lbs. (explosive weight).

Empat unit fast missile craft (FMC) Mesir dikerjakan oleh Perusahaan VT Halter Marine yang bermarkas di Pascagoule, Mississippi, Amerika Serikat. Perusahaan VT Halter Marine memang telah banyak membuat kapal perang untuk AS, terutama untuk U.S. Coast Guard, US Navy dan American Bureau of Shipping. Kapal kedua dan ketiga diserahkan tahun 2013 ini, sementara kapal keempat pada tahun 2014.


Akankah KCR 60 produk Indonesia setangguh milik Mesir ?. Kita belum tahu. Tapi yang jelas, kapal perang dengan ukuran 60 meter pun, bisa mengusung senjata yang mematikan seperti Harpoon Block II maupun Rolling Airframe Missiles (RAM).

Seperti apa kira-kira spesifikasi dari KCR-60 Indonesia ?. 


Spesifikasi KCR-60:
  60 Meter Fast Missile Craft KCR-60M):
- Length Overall (LOA): 59.80 M
- Length waterline (LWL): 54.82 M
- Width: 8:10 M
- Height: 4.85 M
- Draft at full charge: 2.60 M
- Displacement: 460 Ton 

Speed at Beaufort Scale Sea State 2 and 1:
- Maximum speed 28 knots
- Cruising Speed 20 knots
- Economical Speed 15 knots

Armament systems
1 X 57 mm cannon Home
2 X 20 mm guns
2 X 2 surface anti-ship missile launchers (SSM)
2 X Decoy Launcher

Navigation
Have the resilience to navigate in all weather up to Sea State 6

Endurance at sea: 9 days
Cruising range: 2,400 nm at a speed of 20 knots
Accommodation: 43 people

KCR 60m is designed by considering the eligibility criteria of the sea as follows:
Patrol duties until the sea state 3
Operation of the weapon up to sea state 4

Penampakan KCR-60 tahun 2013
 
Kita berharap KCR-60 milik TNI AL nanti merupakan kapal yang benar-benar siap tempur karena kapal itu diciptakan untuk bertempur. Jika perlu jumlah kapal dikurangi, namun dilengkapi senjata mematikan seperti “KCR 60″ Mesir. 






Sumber : JKGR

42 komentar:

  1. kalau memang dengan negara eropa, saran saya lakukan kerjasama dengan prancis atau ukraina dalam hal pengadaan rudalnya. bila kita mengadakan dalam jumlah banyak lakukan negosiasi untuk mendapatkan ToTnya melalui lisensinya.

    Bukankah dengan perancis kita bisa memperoleh teknologi Exocet Blok III MM40 yang terkenal ampuh. Nah minimal kita dapat teknologi seeker & guidance-nya serta minta licensi produksinya. Apalagi bila kita mengakuisisi misil VL Mica yang diproduksi perancis untuk melengkapi SAM pada KCR 60 nantinya, pasti semakin gahar & menggentarkan dunia perkapalan kawasan Asean.
    Jalesveva Jayamahe. :)

    BalasHapus
  2. Y seharusnya bukan di kurangi kapalnya. Tpi di perbnyak KCR 60 krn lautan indonsia bgian brat tu dangkal.beda yg di indonesia tmur. Jdi yg KCR 60.KCR 40 dijadikan pengawal untk bgian barat. Untk tengah di jaga kapal jenis korvet. Tmur di jaga jenis fregat.. Dan menurt sy pusat pemerintahan seharusny di pindahkan. Jgn di jawa.pertama rawan gempa. Kedua pulau jwa bgian selatan sngat berbahaya krn kapal2 perang amerika.austrlia lalu lalang.. Jdi sngt brbahaya..jdi semestiny pusat pemerintahan ada di sulawesi bgian selatan antara sulsel dan sultra pertama jarang gempa bumi. Kddua gk ada gunung merapi. Ketiga penduduk kurang tpi rakytnya makmur. Jadi paling cocok pusat pemerintahan ada di sul sel di kbptn bone jdi terlindung.penduduknya jg sngt pemberani.. Jdi pulau jawa jdi pelindung.kalimantan jdi pelindung.

    BalasHapus
  3. Kayaknya cenderung ke prancis deh. Setelah RI menandatangani kerjasama industri hankam dg perancis,bisa jadi rudal buat kcr 60 bakal pakai exocet blok 2/3,heli militer pakai cougar,fennec,dan kemungkinan panther asw. So lebih kuat pakai exocet ketimbang yg lain,moga pakai yg udah blok 3.

    BalasHapus
  4. indah nian kapal nya (h) (k)

    BalasHapus
  5. kecil2 cabe rawit.....

    BalasHapus
  6. Menarik kalau kita membandingkan dgn KCR mesir yg mempunyai spek yg nyaris sempurna utk ukuran KCR 60 dgn ukuran lbh panjang 63 m, bisa menghindari radar cross section alias siluman, dan kecepatannya sgt menakjubkan normal 36 knot dan maksimum 41 knot sgt lincah dan cepat apalagi dilengkapi dgn senjata rudal. Saya rasa indonesia dlm hal ini PT PAL msh lebih unggul dari mesir shg bisa membuat kapal yg lebih dari mesir buat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok KCR kita jauh lebih pelan ya? Punya Mesir maximum 41knot! Itu cepat sekali lho. Itu pantas disebut kapal CEPAT rudal.

      Tapi punya PAL maximum 28knot itu kan biasa aja. Kapal fregat modern yang lebih gede rata2x juga segitu kan kecepatannya? Kri Kujang yang cuma 44 meter panjangnya punya maximum 30knot. Kapal induk amerika 28-30knot maximumnya. Jadi kalo kapal perang punya kecepatan maximum 28-30knot, kayaknya nggak ada istimewanya. [-(



      Hapus
  7. wakakakaka...kita ini lho geblek...gak paham arti kcr.....namanya aja kapal cepat...kenapa kcr kita kecepatan dibawah 30 knot semua???mudah dihajar lawan....kcr kita biasanya senjatanya juga katrok...untuk menutupi kelemahan jumlah rudal terbatas....dan consep hit and run...kcr harusnya kecepatan diatas 40knot....paham gak sih pt pal itu konsep kcr???

    BalasHapus
    Balasan
    1. kecangihan alutsista sebenar nya ga jd jaminan kemenangan dalam peperangan... berkaca lah dri vietnam..yg berhasil mementah kan USA... :-t :d

      Hapus
    2. betul.. alutsista hanya salah satu bagian unsur kemenangan peperangan.
      yg tidak boleh dilupakan, adalah kesiapan logistik dan sirkulasinya..
      saya bicara logistik = pangan dan energi (bbm)

      vietnam menang karena rakyat mereka sangat pendukung sirkulasi logistik dari utara ke selatan.
      taliban bertahan karena logistik mereka tidak putus,
      amerika menang perang di iraq karena dukungan logistik dari isael, saudi dan kuwait..

      sebenarnya jaman mbah Harto, beliau sudah mendesain logistik indonesia dengan pergudangan bulog, dan sistim swasembada pangan.

      dan ma tau kenapa indonesia sampai 3.5 abad dijajah belanda? itu semua masalah perut, belanda bisa mengatur dan memaksa rakyat kita memenuhi kebutuhan pangan.

      siapa yg ga setuju pendapat saya..? monggo diskusi dengan santun

      Hapus
  8. Maaf neh saya mu tanya seperti motogp sebenarnya speck utama utk kapal cepat rudal itu sebenarnya kecepatan harus brapa knot shg bisa bergerak cepat dan menghindar cepat dari rudal lawan,trus seberapa jauh radar bisa menagkap lawan shg kcr bisa melepas rudal terlebih dulu,kalau kcr bisa melpas rudal berarti harus punya juga perisai anti rudal yg tepat apa ya, nah ini pembunuhnya rudal mana yg bagus dipasang di kcr excocet,yakhon,c 705,brahmos

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini contoh komen yg ngawur!!!....
      Exocet, yakhon, c 70D n brahmos itu bukan pembunuh rudal atau missile anti missile......itu semua masuk jenis miisile/rudal permukaan (ASuW) utk anti kapal permukaan jd komen anda malah kebalik....yg dibunuh itu malah ke-empat rudal diatas yg anda sebutkan malah oleh rudal anti rudal......tolong mas belajar dl sebelum komen

      Hapus
  9. Radar Cross Section (RCS) beda dengan Radar Absorber (penyerap gelombang radar) dan beda jg dengan Radar Deflection.....ketiganya berbeda teknology tp hrs ada semua utk menjamin ke-Stealth-an suatu mesin perang atau ketiga teknology itu hrs ada biar bisa 'stealth'. RCS bisa dihasilkan pd pesawat bila bentuk pesawat garis dan sudutnya hrs simetris contoh pada sayap F-22 antara sayap utama dan sayap rear/belakang garisnya simetris, itu untuk menguragi adanya 'Cross Section'atau perpotongan pantulan gelombang radar dr pesawat yg mana perpotongan pantulan gelombang radar tersebut (RCS) mudah dideteksi oleh radar dan tampak sebagai suatu bangun/benda pada radar semakin luas (RCS) semakin terdeteksi sebagai benda asing dan radar akan menyalak/warning/allert atau dengan cara menghindari bentuk dan sudut yg rumit dr pesawat atau kapal perang seperti dg menempatkan rudal kedalam 'bay' utk pesawat dan bentuk yg simple dan smooth di atas lambung pada kapal seperti formidable singapura bandingkan dg kapal2 Indo atau bahkan zumwalt yg bentuk luarnya simple seperti limas yg panjang dan semua meriam masuk dan tidak tampak sekat2 atau tinggi rendah ruangan kapal diatas lambung kapal . Radar Absorber adalah kemampuan material untuk menyerap gelombang radar agar pantulan gelombang sedikit yg kembali mencapai radar biasanya material pada 'coating' atau lapisan body pesawat atau kapal. Radar Deflection itu teknologi pembelokan pantulan radar agar tidak kenbali memantul ke arah radar contoh untuk pesawat F-22 sudut sayap mendekati bentuk delta tidakseperti sayap F-16 yg hambir 90 derajat dg body pesawat, untuk kapal diusahakan/harus untuk membuat sudut body kapal lebih 35 derajat kemiringan dr body kapal jadi body kapal dr samping tidak flat atau tegak lurus dr gari horisontal/permukaan laut.

    BalasHapus
  10. Lanjut...
    Jd adik2 dan mas2 sekalian bs mengerti teknology sedikit nambah wawasan tidak asal komen di blog ini......jd biar bermutu komennya kaya blog luar negeri atau blog sebelah kaya kas-kus dll. Kalu ga tau mending diam atau tanya drpd asal bawa dr baca komen dr blog lain terus di posting disini dg pengertian yg salah dan asal. Jd males baca komennya lama2 klo pd ngawur.....

    BalasHapus
  11. Rata2 syarat sebagai FPB atau KCR (indonesia) diatas 35 knots antara 36-41 knots krn rata2 kapal perang fregate, korvet, destroyer dll bisa dipacu dg kecepatan max antar 31-35 knots. Jadi benar komen2 ano2 diatas kalo FPB itu wajib mempunyai kecepatan diatas 36 knots atau bahkan 41 knots seperti FPB Mesir dan Swedia sbgai kapal pemukul gerak cepat 'tembak dan pergi'dan wajib 'stealth' dg 3 syarat yg sy uraikan diatas hrs ada semua baru bisa dikatakan stealth utk menjamin sebagai kapal 'pemukul' jd sebelum dipukul/tembak harus memukul/menembak duluan doktrin tsbt bisa dipenuhi dg 'first look, first lock, first shoot' yg bisa dipenuhi dg jangkauan radar bisar bisa melihat musuh dan mengunci musuh duluan dan jangkauan rudal biar bisa menembak/shoot musuh duluan dan stealth/siluman biar tidak dilihat dan dikunci serta ditembak musuh duluan

    BalasHapus
  12. Dengan kecepatan 28knot,kcr 60 jadi lebih irit BBM,ya spt kendaraan bermotor kalo pengen larinya kencang ya diborosin,kalau pengen standart ya irit bbm nya. Tiap negara punya konsep tempurnya beda2 trmsuk tni,salah satunya ya ada faktor pertimbangan keterbatasan anggaran pertahanan.

    BalasHapus
  13. 28 kts adalah kecepatan jelajah semua jenis kapal perang type apapun di dunia biar irit bbm dan jangkauan jauh.....tp kecepatan max (utk perang) utk kapal selain jenis FPB atau KCR adalah 31-35 kts.....apalagi kapal perang dg predikat 'Fast' Patrol Boat (FPB) atau Kapal 'Cepat' Rudal (KCR)istilah indonesianya pada umumnya di dunia bisa digenjot max 41 knots!! Lihat FPB kita kelas Perchim yg beli dr Jerman Timur dulu pada awalnya bawaan aslinya mampu di geber max 41 knot krn sebagai predikat kapal 'cepat' atau 'fast' utk pendadakan serangan dan mampu menghindarkan serangan rudal lawan. Lihat FPB visby dll.....

    BalasHapus
  14. Jadi kesimpulannya kalau 'KCR'kita kecepatannya cuman standard 28-31 knots itu namanya bukan KCR/FPB......bisa2 masuk kapal patroli rudal biasa atau LCS (Littoral Combat Ship) biasa seperti milik singa n malay dan negara lain didunia.....bukan masuk spec FPB/KCR seperti punya mesir (buatan amrik) atau Visby swedia dll

    Jelas spect mesin-nya mesin standard (CC kecil) bukan mesin racing (CC besar) kalo pada motor......

    BalasHapus
  15. agan-agan ini lupa kali yaaa.., negara kita ini negara seribu pulau bahkan 17ribu lebih pulau-pulau yang bertebaran di wilayah NKRI.
    KCR dengan kecepatan yang hanya 28-30 knot dirasa cukup oleh ahli pikir bangsa ini, sebab dengan kecepatan hanya segitu kapal KCR kita sudah mampu menghilang dari pandangan mata atau radar lawan. Sebab bersembunyi dibalik pulau-pulau yang bertebaran diwilayah NKRI.
    Lihat saja KCR-40, kapal perang cepat rudal ini dioperasikan diwilayah Indonesia Bagian Barat yang notabene banyak sekali pulau-pulau yang keberadaannya sangat rapat dan berkelok-kelok penuh dengan karang-karang yang bisa mengkandaskan kapal-kapal yang lebih besar bila berlabuh didaerah tersebut.
    Untuk itu orang-orang ahli pikir yang membidangi masalah ini merancang serta mendesign kapal KCR dengan konsep yang sekarang ini.
    Harapan kita tentu ditambahnya kecepatan, kemampuan radar, dan arsenal/persenjataan yang mematikan.
    Ibarat seorang snaper yang membidik lawannya tanpa diketahui keberadaan sipembidik, sehingga kapal KCR 40 atau 60 dikenal dengan kapal cepat rudal yang silent killer diperairan kepulauan NKRI.

    Prediksi saya KCR-60 ini akan ditempatkan dipesisir pantai wilayah Indonesia bagian timur yang banyak kepulauan kecil-kecil dan rudalnya mampu menjagkau jarak yang cukup jauh. Sehingga konsep perang grilya dilautan bisa dilakukan oleh KCR 40 ataupun KCR 60 yang berkonsep HIT & RUN.

    Tembak dan Lari bersembunyi dibalik kepulauan (pulau-pulau) yang sangat luas & bertebaran diNKRI.

    JALESVEVA JAYAMAHE. TNI AL.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisa yang bagus gan, GRILYA LAUT dengan KCR. (Hit & Run) bersembunyi dibalik pulau-pulau.

      Hapus
    2. Ok sepakat....tp terminologi 'KCR'(FPB) kurang tepat bila dipakai utk kapal kecepatan 28-30 knots sesuai standard internasional pada umumnya. Biar kita tidak salah terima atau hoax.....KCR atau FPB tp spec dibawah standard KCR/FPB umum internasional, pakai nama klas lain misal Kapal Patroli Rudal/Missile Patrol Boat atau apalah sesuai standard n specs biar ga kecele....atau malu2in. Mending kelas downgarde tp spec diatasnya (sprt negara belanda, jepang dll) drpd kelas tinggi tp spec downgrade......

      Hapus
  16. Lanjut
    seperti malaysia n singa dan negara NATO kalo specs sprti KCR kita masuk kelas Patrol Vessel.....mungkin bisa Missile Patrol Vessel (kapal paroli rudal)lebih yahud tuh pas n sedapppp seperti Iran......

    BalasHapus
  17. Saya yakin agan2 diatas yg komen kurang puas tentang 'KCR' kita adalah anggota TNI AL sebagai pengguna....
    Mereka pesan KCR/FPB tp kok specs dr PAL bukan KCR??? Bukan kapal Cepat??? Padahal namanya Kapal Cepat/Fast Boat, pasti sebagai pengguna mereka jd bingung. Seperti kita pesan mobil racing tp dikirimnya mobil standard......gmn??? Mau koar2 ke teman n kolega diperkenalkan sebagai mobil racing??!! Dan dipakai balapan masuk kelas racing di sirkuit???!! Malu.....dan bingung krn tidak sesuai dg peruntukan atau doktrin yg diinginkan malah jd repot

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti rekan TNI AL nyebutnya jangan KCR atau ada embel-embel cepat,fast dll,cukup kapal patroli rudal atau apalah...

      Hapus
    2. Ano 13.16. Yang di butuhkan TNI saat ini adalah percepatan kebutuhan Alutista, setelah sekian lama berkutak dengan yang jadul2x.masalah penamaan KCR itu bisa juga sebagai sebuah strategi TNi untuk menciptakan efek gentar buat negara tetangga yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI. Coba lihat saat ini, malon tidak lagi berani melanggar perairan indonesia

      Hapus
  18. Atau yg pas sesuai specs adalah kelas LPV (Littoral Patrol Vessel) seperti Amerika.......pas banget sesuai!!! bukan FPB/KCR

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lanjut..
      Littoral Patrol Vessel (LPV) atau Kapal Patroli Pantai/(perairan dangkal), karena Littoral = Perairan Dangkal bisa antar pulau/kepulauan sesuai dg specs dan kegunaan 'KCR' kita yg digunakan utk perairan dangkal disela2 pulau dan bersembunyi di balik pulau. Persis dg penamaan LCS utk kapal perang amerika untuk perairan dangkal yg dibuat khusus utk kawasan Asia Tenggara. LCS=Littoral Combat Ship

      Hapus
  19. pikirkan berat rudal yg akan d bawa.. saya yakin 30knot cukup...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa juga.....tp jangan pake kelas FPB atau KCR ga pas......dilihat dr specs utama utk FPB/KCR yaitu kecepatan bung rata2 max 41 knots di dunia utk kelas FPB/KCR

      Hapus
  20. LCS amerika max 47 knots malah dg panjang dan displacement weight lebih panjang dan lebih berat dr PKR kita tanpa embel2 F=Fast class/jenis/type.....lebih cepat dr kelas FPB pada umumnya didunia.
    KCR kita jenis Fast (FPB/KCR) tp kecepatan max cuman 28-30knots....sangat standard bukan kecepatan kapal type/class Fast

    BalasHapus
  21. ahh... 20 knot 40 knot ra ono beda ne'. di medan tempur dikunci n dikejar misil ribuan kpj milik lawan ga ada bedanya itu speed kapal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo gitu buat apa dikasih mesin ya? suruh saja awak kapalnya dayung sendiri. itung2x hemat biaya BBM.

      Hapus
  22. dibuat dudukan untuk misal 4 buah mesin, kalo "angin sepoi sepoi" pasang 2 mesin untuk 28 knot. kalo lagi "badai" pasang itu ke 4 nya tuk 47 knot. dadi ra?

    BalasHapus
  23. Mohon info abang2 .... Apa KCR kita (CLurit dn Kujang) udah ada weapon nya? Kayk rudal dn CWIS nya??

    BalasHapus
  24. Kcr buatan indo pt pal tidak setangguh buatan turki punya , anda anda tepok soray penguasa sekarang , jangan asal bangga kcr di tumpuk dan bawah kwalitas , tampa anti serangan udara ,missele sytem percuma ,bakal jadi bulan bulanan musuh , setidaknya ak 630 ,anti serangan udara multi roll layak di pertimbangkan , atau segera di akusisi , cuma kebijakan yahut alaa turki belli alutsista berkualitas ,saya rasa tidak mungkin indo , ambil untung dan memperkaya diri masih di no satukan . Kita bicara fakta di lapangan bukan garang , liat hasilnya , yaaa ..barang bekass yg baru class 2 tampa senjata mumpuni .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini lagi diskusi masalah KCR bukan tepok soray penguasa YOU KNOW?!!

      Hapus
    2. Iya neh hapus aja neh komen diatas.....ini diskusi masalah teknis warship.

      Kalo ga sanggup...ya sanggupin!!
      Iris tipiis...potong maniis
      Sikat miring

      -The Comment-

      Hapus
  25. BPK hrs mengaudid masalah KCR koq kecepatannya tdk sesui dg Internasional, dr mesin 4 koq menjadi mesin 2 dan hrs dilaporkan ke KPK utk ditindak lanjuti utk diperiksa. Salam NKRI.......................

    BalasHapus
  26. Malimg jadi peminpin main sunnat ramai .huh...kacau lah kcr aslinya mesin 4 ,ehh di sunnat tinggal2 .

    BalasHapus
  27. Sya stuju dngan komen d atas : bahwa smestinya KCR kita kcepatan maksimumnya kisaran 45 knot dan kcepatan standartnya kisaran 35 knot... Ini kapal perang bro... Dan sya tau betul sberapa lambatnya (tdk ideal ) laju 30 knot itu untuk ukuran maksimum laju kapal perang CEPAT rudal yg dlm tugasnya mengutamakan unsur pendadakan.

    BalasHapus