Minggu, Juni 16, 2013
6
MEDITERANIA-(IDB) : Selasa 11 Juni 2013, KRI Diponegoro bersama unsur-unsur MTF-UNIFIL melaksanakan kegiatan parade ke-Angkatan Lautan “ Naval Parade” di perairan Beirut atau Area Of Maritim Operation (AMO). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut kunjungan Komandan UNIFIL / UNIFIL Force Commander Major Jenderal Paolo Serra (Italia) bersama beberapa Staf UNIFIL dan MTF di Flag Ship BRNS Constituicao (F-42)

Kegiatan Naval Parade di pimpin langsung oleh MTF Commander Rear Admiral Joese de Andrade  Bandeira Leandro (Brazil) yang on board di BRNS Constituicao, yang diawali dengan  pembentukan unsur-unsur di titik Rendezvous (RV) di perairan selatan AMO. Unsur-unsur yang terlibat diantaranya FGS Braunschweig F-260  (Jerman), BRNS Constituicao F42  (Brazil), HS Machitis P-266 (Yunani), TCG Tayfun P-342 (Turki) dan KRI Diponegoro-365 (Indonesia).

Selanjutnya pembentukan formasi banjar, dengan BRNS Constituicao sebagai penjuru formasi. Pada formasi tersebut dilaksanakan flying pass oleh helikopter Lynx milik Brazil yang sedang membawa UNIFIL FC. Dari dalam helikopter, UNIFIL FC menginspeksi kesiapan dan performance dari unsur-unsur MTF. Selama kegiatan ini seluruh unsur melaksanakan sikap parade, seluruh senjata dalam posisi salvo dan mengibarkan bendera negara masing-masing di tiang gafel dengan ukuran terbesar.

Setelah inspeksi melalui helikopter, UNIFIL FC on board di BRNS Constituicao untuk menerima penghormatan dari seluruh unsur yang terlibat. Selanjutnya membentuk formasi F (formasi sailing pass), untuk melaksanakan penghormatan. Dalam kegiatan sailing pass ini, flag ship menurunkan kecepatan hingga 7 knots sedangkan unsur lain mendahului dari lambung kanan dengan kecepatan 15 knots.

Seusai sailing pass UNIFIL Force Commander (FC), Paolo Serra memberikan sambutan kepada seluruh unsur MTF melalui jaring radio UHF. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua personel UNIFIL MTF. Beliau juga merasa sangat bangga berada di tengah-tengah latihan bersama yang sedang dilaksanakan tersebut. Beliau berpesan kepada seluruh personel UNIFIL MTF agar senantiasa tetap semangat dan melaksanakan seluruh tugas operasi dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan Naval Parade ini diakhiri dengan dilaksanakannya pembentukan formasi peacekeeper yakni suatu kegiatan dimana masing-masing unsur melaksanakan manuvra dengan berputar menjauh dari BRNS Constituicao selaku main body, selanjutnya bergerak bebas menuju ke sector patrol yang telah ditentukan. 






Sumber : Koarmatim

6 komentar:

  1. Kayak jaman "Armada Samudra" dulu dimana selaku "main body" nya adalah RI "Irian" gagah banget dan meyakinkan. Tapi itu duuullluuuuuu.....

    BalasHapus
  2. Dulu ya boler.. saat armada 7 blm ada.. dulu kalau dikirim armada 7 US.. babak belur juga..

    BalasHapus
  3. Armada jaman dulu emang gagah... tapi semua itu utang ke soviet yang nggak pernah bisa dibayar sampai soviet bubar. Atas kebaikan hati Rusia, maka hutang Indonesia dihapus TOTAL!

    Tapi saya yakin rakyat nggak mau tau fakta itu. Mau taunya cuma DULU gagah!

    ** Ngutang? Lunasi Doong! **

    BalasHapus
  4. Duluuuu boler itu utang semua!!! Bahkan sampai cia memperkirakan kehancuran ekonomi indonesia pada th 60an akibat hutang yg sangat besar!!! Tapi pertimbangan sukarno adalah irian jaya jauh lebih penting!!

    BalasHapus
  5. dulu ngutang tapi alutsista nya kuat sekarang tetep ngutang tapi alutsistanya lemah,,, ya itung2an nya masih mendingan dulu...

    BalasHapus
  6. Utang Indonesia ke Russia jaman persiapan perang merebut Irian Barat "cuma" 2 milyar dollars dan sdh dilunasi lewat pembayaran cicilan.
    Siapa yg ngelansir info bahwa utang tsb dihapus???
    Dan dgn sangat " halus" pihak kapitalis berhasil meruntuhkan presiden Soekarno yg tidak pernah mau diajak kolaborasi dan tidak pernah mau memberi ijin kepada para kapitalis Amerika Serikat untuk mengexplore SDA Indonesia.
    Sekarang Kapitalis Amerika Serikat " kualat" gantian di jajah China.
    Makanya banyak banyak baca buku atau dengerin cerita berbobot dari orang - orang jadul, yg dibaca dan di dengar hanya hal-hal yg berbau " Hedonisme" sih, jadi nggak pernah nyambung dg jiwa Nasionalis.
    Agar tidak keliru dan terjerumus pada hal-hal yg merugikan ano sendiri.

    BalasHapus