Jumat, Mei 24, 2013
5

Secara ekstrim dapat dikatakan, tanpa national power adalah hampir mustahil bagi sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya.

SURABAYA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, mencermati paradigma militeristik, keamanan negara pada dasarnya dipandang sebagai keadaan di mana rakyat Indonesia secara penuh harus dilindungi pada setiap aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan pemanfaatan sumber daya nasional dalam rangka menciptakan kesejahteraan bangsa. 


"Usaha pertahanan negara harus pula diarahkan untuk menciptakan situasi aman dan kondusif bagi keberlangsungan pembangunan nasional itu sendiri," ujar Panglima TNI ketika menutup Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Divisi tahun 2013 dengan upacara militer, di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Jum’at (24/5/2013).
Menurut Panglima TNI, persoalan pertahanan keamanan bukanlah konsep yang mutually exclusive, yang dapat dipisahkan secara hitam-putih.


Namun merupakan kesatuan usaha dari segenap komponen bangsa untuk membangun kekuatan TNI, kekuatan pertahanan, dan ketahanan nasional, dihadapkan kepada tantangan dan ancaman yang bergulir seiring perkembangan lingkungan strategis.


Kebutuhan paling hakiki dari sebuah negara adalah eksistensi, yang harus diperjuangkan dan dipertahankan sehingga menjadi pijakan bagi suatu bangsa dalam memperjuangkan kepentingan nasionalnya.


"Pada konteks kepentingan mempertahankan eksistensi itulah, maka Latihan Gabungan TNI tahun 2013 telah dilaksanakan selama lebih kurang 40 hari," terangnya.


Gelar kekuatan dan kemampuan TNI yang telah kita latihkan ini merupakan salah satu national power, yang ditujukan guna menjamin keberlangsungan hidup bangsa Indonesia di tengah persaingan global yang ketat dan kompetitif.


Secara ekstrim dapat dikatakan, tanpa national power adalah hampir mustahil bagi sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya.


Terlebih, dalam konteks hubungan internasional, national power menjadi suatu hal yang kemudian sifatnya sangat esensial, karena national power tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan nasional.


"Selamanya akan menjadi modal pokok bagi negara agar dapat menjadi pemeran utama di dalam hubungan internasional, khususnya dalam penerapan soft power diplomacy," imbuhnya.






Sumber : PelitaOnline

5 komentar:

  1. Setuju pak jendral!!! Siap laksanakan...

    BalasHapus
  2. KALAU KITA JUJUR NEGARA DALAM KEADAAN SEKARAT KARNA ULAH KRUPTOR ,rakyat di adu domba tuk menyalamatkan diri dari tanggung jawap ,mereka penjilat merusak sytem negara demi kepentingan golongan haus kekuasaan ,kruptor lebih sadiss dari pemborontak dan sulit di adili karna mereka berdasi .

    BalasHapus
  3. waduuuuuuh...jndral bintang empat baru tau yah, saya aja rakyat jelata dari SMA sudah tau kalau tanpa national power hampir mustahil bagi sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya, tanpa itu semua bersiaplah jadi negara terjajah dan tertindas, liat PALESTIN, APGHANISTAN, IRAK,... BEEEEHHH'

    BalasHapus
  4. POLITIK
    KDN rampas Harakah di beberapa negeri pagi ini
    23 Mei 2013

    KUALA LUMPUR: Kementerian Dalam Negeri (KDN) hari ini bertindak merampas akhbar lidah rasmi PAS, Harakah di beberapa buah negeri di seluruh negara.

    Antara negeri yang dilaporkan berlaku rampasan itu termasuk Melaka, Negeri Sembilan, Kedah dan Perak.

    Menurut Pengurus Pemasaran Harakah, Ahmad Faisal Tawang, pagi ini beliau menerima pangggilan telefon daripada pengedar-pengedar yang memaklumkan pihak KDN menjalankan operasi merampas Harakah.

    Katanya, KDN bukan sahaja merampas Harakah di kedai-kedai malah turut menyerbu premis pengedar.

    Jelasnya, di Melaka dianggarkan lebih 500 naskah Harakah dirampas manakala di Alor Setar Kedah pula dilaporkan sebanyak 1,000 naskah.

    Rampasan di Kedah itu dilaporkan dibuat di atas lori, sebelum sempat akhbar itu diturunkan untuk diagih kepada pengedar dan dijual.

    "Di Seremban Negeri Sembilan pejabat pengedar turut diserbu oleh KDN. Tetapi di Kedah pihak KDN tidak menunjukkan kad penguatkuasa dan surat dari KDN yang sah sebelum bertindak," katanya kepada Harakahdaily.

    Bahkan beliau turut mendapat maklumat, di Alor Setar KDN menggunakan lima van kementerian itu untuk merampas Harakah.

    Harakah yang dirampas adalah Edisi Jumaat 24-26 Mei yang memaparkan tajuk muka depan "GST hadiah BN untuk rakyat".-hd

    BalasHapus
  5. Ano 12:02 jangan bilang negara lain dijajah.negara kita juga lagi di jajah di bidang ekonomi,sumber daya alam dan ideologi.

    BalasHapus