JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah batal membeli delapan
helikopter serbu canggih AH-64 D Apache Longbow dari Amerika Serikat.
Purnomo menyebut pihaknya masih memperhitungkan dan mempertimbangkan
pembelian itu.
"Kami berupaya renegosiasi lagi masalah harga," kata Purnomo saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin malam, Kamis, 18 April 2013.
Purnomo mengaku harga yang ditawarkan Amerika Serikat sangat mahal. Satu heli dihargai US$ 40 juta atau sekitar Rp 388 miliar per unit. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini ingin Amerika Serikat menurunkan harga Apache. "Kami maunya dengan harga itu dapat tiga helikopter," kata Purnomo sambil tertawa.
Kemarin, Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan Indonesia batal membeli Apache dengan alasan harga terlalu mahal. Untuk pembelian alat sistem pertahanan bagi TNI Angkatan Darat, dia melanjutkan, diprioritaskan pada tank tempur utama Leopard.
Batalnya Apache bukan berarti Indonesia tak jadi beli helikopter serbu. Sebab, Indonesia mengalihkan pandangan ke 16 helikopter Bell buatan PT Dirgantara Indonesia yang harganya sekitar Rp 160 miliar. Hasanuddin beralasan harga Bell lebih murah ketimbang Apache. "Tapi, memang Bell tidak sehebat Apache," kata dia.
"Kami berupaya renegosiasi lagi masalah harga," kata Purnomo saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin malam, Kamis, 18 April 2013.
Purnomo mengaku harga yang ditawarkan Amerika Serikat sangat mahal. Satu heli dihargai US$ 40 juta atau sekitar Rp 388 miliar per unit. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini ingin Amerika Serikat menurunkan harga Apache. "Kami maunya dengan harga itu dapat tiga helikopter," kata Purnomo sambil tertawa.
Kemarin, Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan Indonesia batal membeli Apache dengan alasan harga terlalu mahal. Untuk pembelian alat sistem pertahanan bagi TNI Angkatan Darat, dia melanjutkan, diprioritaskan pada tank tempur utama Leopard.
Batalnya Apache bukan berarti Indonesia tak jadi beli helikopter serbu. Sebab, Indonesia mengalihkan pandangan ke 16 helikopter Bell buatan PT Dirgantara Indonesia yang harganya sekitar Rp 160 miliar. Hasanuddin beralasan harga Bell lebih murah ketimbang Apache. "Tapi, memang Bell tidak sehebat Apache," kata dia.
Sumber : Tempo
Ya klo terlalu mahal cukup 6 unit apache saja,sesuaikan dg anggaran yg ada...
BalasHapusYa korsel dengan nilai kontrak yg hampir sama kok bisa dapet 36 biji
BalasHapussengaja di buat segitu mahalnya biar kita gak bisa beli,nanti ada perlombaan senjata,takutnya nanti TNI lebih kuat dari Singaporno. Akal2an Om sam kan selalu gt,padahal kurang baik gimana coba Indonesia,Freport mengeruk Emas di papua habis2an puluan tahun kita selalu welcome dgn investor asal ASU. Pemimpin kita aja yg letoy,kayak gak ada yg lain saja Agusta Mangusta,Tiger,Ka-50,WZ-10 dll. pake politik beli baju di pasar ae,gak oleh tuku yo wis tuku liyane ae yg sebanding,jangan niatnya beli celana panjang gak dapet malah beli Cd.
BalasHapusSetuju dg argumennya memang itu sifat dasar dan karakteristik bangsa kolonialisme,bertindak seenaknya sendiri...klo freport tdk dikasih tambang emas dan exxon mobil tdk dikasih tambang minyak pasti kita diinvasi.
HapusLagipula kita bukan aliansi mrk.. harga kemahalan terus, malah terpaksa jadi sekutu!
BalasHapusToh kalo kemahalan kasi aja uangnya buat pengembangan gandiwa.
BalasHapusAto kalo minder pake alutsista buatan dalam negeri beli dari rusia kan juga bisa.
Kok tetep apaceee aja yg dipikirin....
Gapapa beli apache, setelah dapet kita bongkar sebagai dasar pengembangan gandiwa ato bumblebee kan mantep tuh...
BalasHapusDiadu aja antara apache vs (mil 28,ka 50/52,pah 2 tigre,a129 m) siapa yg menang tender?!?!?! Macam spt taiwan adu F16 vs MIRAGE,yg hasilnya malah dibeli semua tp harganya murah,biar asu mikir kalo barangnya sampe ga laku bt TNI.
BalasHapusSaya heran, kenapa sih ngotot musti apache, SBY juga diem aja lagi...bener2 bingung, ini pasti ada udang dibalik peyek...
BalasHapusbungkus dah.............
BalasHapus