MADIUN-(IDB) : Untuk mengasah naluri tempur seorang
fighter dalam menghancurkan sasaran harus terus diasah, terkait hal
tersebut penerbang tempur Lanud Iswahjudi selama delapan hari mulai.
Senin (4/2) mengadakan latihan menembak dari udara ke darat (Air To
Ground), di Air Weapon Ring (AWR) Pulung Ponorogo, Selasa (7/2).
Hal tersebut merupakan latihan
profisiensi rutin yang dilaksanakan secara berkala dengan melibatkan
seluruh penerbang, karena untuk menjadi penerbang tempur yang handal dan
professional tidak hanya mampu menerbangkan pesawat, bermanufer,
mengejar maupun dikejar oleh pesawat lawan, namun ketepatan menembak dan
menghancurkan sasaran merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang fighter.
Dalam latihan penembakan dengan
menggunakan bom latih asap BDU 33 dan Rokecting menggunakan FFAR 2,75
inch, Lanud Iswahjudi melibatkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon
dari Skadron Udara 3, dan Pesawat tempur HS Hawk MK-53 dari Skadron
Udara 15, mengingat Skadron Udara merupakan salah satu ujung tombak
pelaksanaan operasi udara dalam menegakkan kedaulatan wilayah NKRI.
Selain itu, latihan penembakan “Air To
Ground” tersebut merupakan ajang uji ketangkasan kemampuan bagi para
penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran
sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang handal dan
profesional. Terkait hal tersebut maka setiap penerbang akan
melaksanakan bombing, dan straffing gun di daerah sasaran yang telah
ditentukan.
Sementara itu Komandan Lanud Iswahjudi,
Marsma TNI Yuyu Sutisna, S.E., berpesan kepada para penerbang dan ground
crew maupun pendukung lainnya selama latihan berlangsung, untuk selalu
berhati-hati, mengutamakan safety dalam setiap kegiatan dan senantiasa
melakukan pengecekan ulang terhadap pesawat, sehingga latihan dapat
berjalan lancar sesuai yang dijadwalkan.
Sumber : TNI AU
Sdh waktunya AWR ( Air Weapon Range) di Pulung, Ponorogo, Pandanwangi,Lumajang, Takalar, Sulsel dilengkapi dg Jamming Pot spt di AWR Siabu, Pekanbaru disamping MDI (Miss Distance Indicator ) yg secara real time dpt dimonitor olleh sang pilot. Dg dmk, pilot pada CMC yg terpasang di Avionik dpt memprogram teknik penembakan roket dan release bomb secara lebih akurat.
BalasHapusSelamat berlatih, draaatttt, draaaattttt, straffing roket 2,75 inch, berlansung n ggak lama kemudian " Bomb Release", pull out, ........alias, kepareng wangsul, mau apel siang, Ndan........
Pengalaman saya asal ada latihan nembak dan nge-bomb di Pulung, para santri di Ponpes Gontor selalu was,was, apalagi kalau mendengar straffing roket.........jgn.....jgn......nanti.....tapi selama ini aman-aman saja.
BalasHapusGimAna mau pandai kalo cuman lempar 2 atau 5 aja buat 1 thn
BalasHapusboom sekecil itu pantasnya diangkut sm UAV, silent kill
BalasHapus