Jumat, Februari 15, 2013
27
Model KFX/IFX
JAKARTA-(IDB) : Hingga nanti terbang dan operasional permasalahan kerja sama pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan, KFX/IFX tetap menjadi topik hangat di kalangan military enthusiast. 

Apalagi, sempat berhembus kabar, Korea Selatan akan menunda pembiayaan KFX/IFX di tahun 2013. Rasa pesimis pun menghantui proyek ini. 

Akan tetapi, Kementrian Pertahanan, sebagai pemangku kebijakan justru merasa tetap optimis dengan kelanjutan proyek KFX/IFK. Seperti yang dituturkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, Prof. Dr. Ir. Eddy S. Siradj, M.Sc kepada ARC berikut ini:

Kabalitbang Kemhan
Katanya pembiayaan program KFX tertunda? 
Bukan pembiayaannya tapi programnya ditunda karena terjadi pergantian parlemen, pergantian presiden, jadi mereka harus mengkaji ulang

Tapi kita tetap akan komit untuk meneruskan?  
Kita tetap komit tapi kan dua tahun pertama ini kontrak Technology Development (TD) Phase, sudah selesai. Sekarang masuk ke Engineering and Manufacturing Development (EMD) Phase.

Bukannya harusnya mulai awal tahun ini?  
EMD ini kita harus bicarakan lagi kontraknya, bentuk kerjasamanya, butuh waktu lama untuk mensetup kontraknya.

Jadi kontraknya terpisah? 
Terpisah, pertama TD Phase dulu dua tahun, EMD Phase baru production Phase.

Kira-kira EMD bisa kapan dibicarakan? 
Dari hasil Joint Committee Meeting (JCM) kemaren sekitar 2014 akan dimulai.

Bagaimana dengan konfigurasi? 
Sudah ada konfigurasi, tapi belum final karena diserahkan ke air force. Karena konfigurasi Korea dengan kita akan berbeda. Korea tidak butuh jangkauan, Indonesia butuh jangkauan. Jadi kita butuh tanki tambahan. Kita butuh drag chute. Jadi konfigurasinya akan beda untuk kita.
Spesifikasi dan konfigurasi KFX/IFX 
Supplier system? Radar, mesin? 
Dalam EMD Phase ini kita akan melakukan lokalisasi masalah technology readyness, masalah lisensi, kita juga perlu security agreement dengan negara-negara lain yang mana komponen-komponennya akan kita beli. Itu membutuhkan fase yang panjang sekali.

Akan dibahas di EMD.  Kita juga akan selalu melakukan G-to-G meeting.

Jadi timnya tidak akan dibubarkan? 
Oh tidak, kita sudah buat yang namanya Indonesia Design Center di Bandung yang bisa menampung 100 orang engineer lengkap dengan komputer. Nanti mereka akan kita take-care terus.

Berarti selama setahun ini mereka akan menganggur? 
]Tidak, karena ada program yang banyak, namanya engineering services. Mereka harus melakukan analisis weaponry, analisis engineering, evaluasi TD Phase. Mereka akan terus melakukan. Karena program kita tahun ini tetap ada anggaran untuk kegiatan terus.

Apakah Korea akan tetap komit dengan program KFX?
 
Masalahnya begini, sekeliling mereka semuanya sudah menggunakan pesawat generasi kelima, Jepang, China dan Rusia. Sedangkan yang kita kembangkan adalah generasi empat setengah. Mereka merasa mereka perlu juga pesawat generasi lima juga. Mereka membeli pesawat generasi kelima keluar, nanti offset pembelian itu, digunakan untuk membangun KFX. Makanya mereka mencari offset industri. yaitu dengan FX-III.

Sekarang mereka sudah melakukan ini. Saya dapat sms dari korea, mereka sudah lakukan seminar di Air Force dan dewan mereka sudah melakukan pembahasan mengenai itu.

Di indonesia banyak yang kaget ketika Korea mengumumkan penundaan KFX dan program FX-III. Kita share dengan korea itu 20:80. Kita perkirakan sekitar Rp 80 milyar. Itu dalam TD Phase yang sudah kita serahkan ke Korea.

Perkembangan KFX
Tidak akan sia-sia pak?
 
 "Engineering kita sekarang ada 50 engineer. Tadinya kita, kalau share 20 persen, hanya dapat data 20 persen. Ternyata kita mampu menyerap data 50 sampai 60 persen. Bahkan kalau mau 100 persen data juga bisa kita serap. Di PTDI ada satu ruangan di lantai dua yang kita set-up ruangannya kita kembangkan untuk Design Center Indonesia."





Sumber : ARC

27 komentar:

  1. gak apa2 bos walaupun ditunda, wajar kalau ada penundaan, sebab konsep awal gen 4,5 yang harus berubah menjadi gen 5.

    jadi kita ikuti saja apa yang korea inginkan, itupun kalau berdampak positif pada ilmuwan Indonesia.

    Mantab dech.

    BalasHapus
  2. Sebagai pemangku kebijakan di lingkup kegiatan proyek besar, strategis, dan tinggi nilai technologi, serta membawa nama besar bangsa dan Negara RI, tentu harus dan wajar untuk tetap pada rel yg telah dipatronkan.
    Namun dalam konteks ini, tidak tertutup adanya kondisi ATHG ( Ancaman, Tantangan ,Gangguan dan Hambatan) yg selalu mengiringi setiap bentuk implementasi kegiatan.
    Menghadapi salah satu sisi atau dua sisi bentuk Hambatan, Tantangan tsb, tentu telah diprediksi jauh-jauh hari, mengingat SDM yg terlibat adalah SDM yg tinggi ilmu dan pengalamannya.
    Dengan demikian, misalnya proyek kegiatan Engineering pesawat tempur yg dikelompokkan pespur generasi 4,5 tsb fail,adakah upaya dari team yg terlibat dapat melanjutkan sendiri program kegiatan tersebut atau dapat merubah engineeringnya dari aspek subtansi teknologinya barangkali dengan mengimplementasikan dalam bentuk paspur lain yg 100% hasil karya putra bangsa sendiri.?
    Mohon masukan yg santun. Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Lanjuttttkannnnn....
    So, jikalau ada berita negatif mengenai proyek jangan langsung percaya gitu ajaaaa

    BalasHapus
  4. Menurut salah seorang pakar kedirgantaraan dari Institut Teknologi Bandung yang juga ditunjuk membidani front liner fighter itu lagi, inti dari teknologi jet tempur generasi 4, 4,5 maupun 5 adalah elektronik dan material penyerap gelombang radar.

    Elektronik dalam arti avionik untuk mengendalikan penerbangan dan misi serangan, sementara material penyerap gelombang radar bisa digambarkan sebagai "kulit pesawat" yang bisa menyerap gelombang elektromagnet radar penjejak pesawat.

    Korea & Indo sepakat akan mengadopsi Teknologi RAdar AESA, hal ini yang menjadi bargaining bagi Korsel untuk menunda program KFX/IFX tersebut. Yang mana nantinya teknologi Radar AESA.
    Radar ini nantinya akan digunakan pada KFX/IFX. Itu bargain mereka. Kita tahu, Korea itu negara yang dalam posisi siaga perang, selalu dalam ancaman. Sementara beberapa pesawat tempurnya sudah mau habis masa pakainya. Contohnya F-5. Kalau mereka harus menunggu KFX terlalu lama waktunya. Itu penjelasan mereka kepada kita.

    yaaa semoga saja cepat terealisasi, jadi kalau saya simpulkan Korea & Indonesia merubah konsep Gen 4,5 menjadi Gen 5, yang mengakibatkan tertundanya proyek tersebut karena harus memperoleh alih teknologi dari GEN 5.

    Lanjutken.

    BalasHapus
  5. berawal dari akhir, dan berakhir dari awal....(belajar dari gen 5 dan startnya ke gen 6)...wow..cool..

    BalasHapus
  6. Hah dikadalin aja tuh duit sama korea.turkey saja gak mahu join

    BalasHapus
  7. Jangan pesimis di dunia inu ngga ada yg gratis.... China aja buat pesawat di mulai puluhan tahun yg lalu, lha...kita maunya dln sepuluh tahun dah jadi, hebat bener....semua itu butuh proses, dan ada kondisi2 tertentu non teknis yg akan menjadi halangan

    BalasHapus
  8. KALO PESIMIS...DAN SUKA NILEP DUIT RAKYAT TAK GANTUNG DI MONASSSS..!!!

    BalasHapus
  9. Aku liat di sini ada bunglon alias malon nyamar :D

    BalasHapus
  10. sayang masih 7 tahun lagi.
    Tapi hasil yg di dapet juga udah lumayan bagus 60% lebih banyak dari perkiraan awal yg cuma 20%
    Terus prototipenya kapan di publikasi nih...
    Jadi penasaran mau ngeliat bentuk asli si kfx. "katanya sih" beda sama photo yg bredar selama ini apa bener tuh??

    BalasHapus
  11. Kebijakan yang diambil pemerintah korea adalah sebuah hal yang wajar, yang penting mereka tidak menghentikan proyek KFX/IFX. Alasannya bisa dimengerti :
    1. Kebutuhan urgen dan segera atas kemampuan pertahana pesawat generasi 5. Wajar jika ada penundaan 'pengadaan' pesawat tempur KFX/IFX (bukan penundaan riset & pegembangan) untuk prioritas ini.
    2. Mereka adalah bangsa yang telah berjalan budaya risetnya, sehingga sangat kecil sekali kemungkinannya jika riset KFX/IFX dihentikan sama sekali, karena siapa tahu hasil riset bisa melebihi teknologi gen 5.
    Korsel adalah bangsa yang tangguh dan punya visi. Lihat saja produk otomotif dan elektronik yang telah ternama bahkan ada yang kwalitas nomor satu di dunia.

    BalasHapus
  12. >Yth. Anim 18.05. Tks pencerahannya yg santun, dg demikian dpt dikata kan proyek KFX /IFX akan jalan terus menunjuk pada point 2 komen anda.
    Pertanyaannya adalah, masa penyelesaian dan mass produk dari pespur itu kapan? Kalau rentang waktu penyelesaiannya 2-3 tahun wajar, dapat dipahami bagaimana kalau lebih, dan bersamaan dg penungguan itu terjadi perubahan politik dari Korsel sendiri, apa yg harus Indonesia antisipasi dan sikapi.?
    Terimakasih.

    BalasHapus
  13. Ya diterima aja bang roes...
    Yang penting kita kan kecipratan sedikit tekhnologi pespur lah.
    Siapa tau pt.di bisa ngembangin riset lg.
    Dan siapa tau lebih bagus dari yg join sama korsel.

    BalasHapus
  14. >Yth. Bro Arnachoyuni, yang anda maksud dg diterima saja itu bagaimana? mohon pencerahan.
    Kalau maslah technology, SDM pita yg ikut di proyek KFX / IFX ini sudah sangat jago bahkan ada salah satu dari mereka lulusan Doktor dari Belanda yg mempunyai specialisasi di bidang teknology Super Jet disamping Doktor specialis di bidangnya masing-masing. Korea sudah mengakui kwalitas SDM kita, bahkan mendesak kpd team teknis Indonesia dg meminta tiap tahun 20 SDM fresh graduate dari ITB, ITS dan perguruan lain di Indonesia untuk membantu Korea pada kegiatan teknology yg lain. Saya bangga dlm hal ini.
    Kalau dikaitkan dg PT DI untuk pengembangan riset, dari proyek KFX/IFX mohon maaf saya tidak dpt komentar apa dapat berlangsung? Sedangkan saat ini PT DI sudah kelimpungan dg berbagai macam kegiatan penyelesaian pesanan yg belum rampung.
    Kalau masalah bagus itu jadi relative, ya.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  15. Saya gak mau kalah sama si abangnya KFX buatan si abang sam f35B..
    Meski belum bisa terbang tapi cukup keren hasilnya...
    KFX / IFX block 3 - VLO stealth fighter : www.youtube.com/watch?v=n-yJ3_7G1kE

    BalasHapus
    Balasan
    1. lol prototipenya iran udah bisa terbang

      Hapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Kayaknya IFX untuk Indonesia tak harus bertehnologi stealth ,kalo kita tengok desain yang sudah di publish.Karena rudal,bom digantung di badan pesawat,tidak didalam perut pesawat.Sudah pasti radar cross sectionnya besar ,alias tertangkap radar lawan.Taroklah bodinya pakai material penyerap radar,rudal dan bom yang tergantung banyak pasti tertangkap radar.Mengingat,pesawat dirancang cuma untuk jarak pendek,tehnologi stealth tak terlalu di butuhkan,Lain hal nya untuk serang strategis jauh ke garis belakang musuh tentu diharuskan punya kemampuan stealth.Lagi pula tehnologi terus berkembang siapa tau begitu Ifx diproduksi sudah ada antinya.

    BalasHapus
  18. Anonim 15 Februari 2013
    22.36
    "Kayaknya IFX untuk
    Indonesia tak harus
    bertehnologi stealth ,kalo kita
    tengok desain yang sudah di
    publish.Karena rudal,bom
    digantung di badan
    pesawat,tidak didalam perut
    pesawat.Sudah pasti radar
    cross sectionnya besar ,alias
    tertangkap radar
    lawan".

    Mmg KFX/IFX ini bukan full stealth tapi lebih ke semi stealth
    alias diradar pesawat tampak seperti burung kecil yg lagi terbang..
    Puanjang klo jelasinnya disini
    Coba cari tau tentang karakteristik stealthnya dari pesawat EF-2000 Eurofighter Typhoon..
    Karena Hampir mirip teknologinya dengan KFX/IFX yah tentunya setiap pesawat punya kelebiha dan kekurangannya masing-masing...

    BalasHapus
  19. yang penting bisa jadi n kita juga harus terima kasih sama korsel kita sudah kecipratan ilmu buat pesawat tempur,jadi ada kemajuan lah buat Industri Kedirgantaraan kita yg selama ini cuma berkutat di pesawat angkut n Helicopter itupun bukan jenis serbu kayak APache,Cobra dkk....

    BalasHapus
  20. Hampir semua komen Ano mengemukakan hal-hal yg berkaitan dg kemajuan dan perbandingan pesawat tempur KFX/IFX dengan pesawat tempur Gen.5 dan lainnya secara rinci bahkan jenis senjata dan rudal yg akan melengkapi pswt tsb nanti bagaimana keampuhan dan kelemahannya, begitu fantastik dan futuristik.
    Dan hampir semua komen sepertinya pasrah dg keadaan apapun yg terjadi apabila proyek KFX / IFX kerjasama dg Korsel terlambat atau gagal, bahkan terima kasih dengan Korsel telah diajak kerjasama dlm proyek tsb.
    Yang jadi pertanyaan adalah, ; Apakah para ANO Yth tsb, hanya sekedar komen di Blog ini biar seru, karena lebih tahu, lebih menguasai seputar perjalanan proyek tsb, atau memang berkepentingan agar proyek tsb, bla....bla....bla....
    Mungkin ada dari ANO Yth. dpt memberi pencerahan atas pertanyaan diatas kepada saya?
    Terima kasih.

    BalasHapus
  21. Ya siapa tau setelah join sama korsel, indonesia bisa sedikit mengerti tentang pespur bang.
    Trus bisa ngembangin sendiri.
    Ya walaupun ada beberapa komponen yang masi ngimpor

    BalasHapus
  22. loh prof boler katanya udah serba tau ama proyek macem gini, masa minta pencerahan ama orang yang cman googling doang om?

    BalasHapus
  23. lha Prof Boler bisa tow merancang n membuat pesawat sendiri secara mandiri ?pesawat yg bisa nembak lho bukan pesawat kertas....
    Korsel kan sudah punya itikad baik,paling tidak sedikit banyak kita bisa dapat ilmu....
    sebagai bangsa yg terhormat sudah sepantasnya tow kita menanggapi dgn baik pula...
    kalo masalah gagal gk maslah yg penting ada usaha,nama'nya juga usaha cuma ada 2 kemungkinan kalo gak gagal y berhasil...

    BalasHapus
  24. lha kenapa kita tdk ajak china joint proyek bikin pesawat tempur,lht saja jf 17 joint proyek antara china dan pakistan khan sudah jadi barang itu.Buat proyek jgn hanya cuman wacana saja yg serius diterapkan agar tdk ketinggalan jauh dgn dunia luar.

    BalasHapus
  25. buat rudal c-705 saja kebanyakan syarat mas bro,pa lagi buat pesawat.bisa2 cino minta pulau borneo jadi imbalan....

    BalasHapus