JAKARTA-(IDB) : Sejumlah kapal perang baru yang fokus pada pengawasan
laut perbatasan dan pemekaran organisasi menjadi pembahasan dalam rapat
pimpinan TNI Angkatan Laut di Jakarta, Kamis-Jumat (31/1-1/2).
Kepala Staf TNI AL Laksamana (TNI) Marsetio dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, menjelaskan, sejumlah kapal baru akan melengkapi TNI AL hingga 2014. “Kapal selam akan beroperasi lima unit. Sebanyak tiga unit baru dibuat dengan kerja sama Korea Selatan. Pembuatan kapal ketiga dibangun sepenuhnya di PT PAL Surabaya,” kata Marsetio.
Untuk kapal perusak kawal rudal (PKR) dari Damen Schelde Belanda, lanjutnya, memasuki kontrak pembelian unit kedua.
“Pada pembelian kedua akan dilengkapi peluncur torpedo, ruang kendali tempur, dan cupola senjata permukaan yang sebelumnya tidak diberikan dalam pembelian kontrak pertama. Pembangunan PKR juga melibatkan PT PAL Surabaya,” ujar Marsetio.
Pada Desember 2012, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya (TNI) Eris Heryanto mengatakan, sebanyak 250 teknisi PT PAL dikirim ke Belanda untuk ikut dalam pembangunan kapal PKR.
Rencana pembelian tiga light frigate eks kapal kelas Nakhoda Ragam Angkatan Laut Brunei dinilai tidak bermasalah. Menurut Marsetio, perlengkapan yang dinilai kurang akan dilengkapi BAe Inggris dan sekarang keputusan ada di tangan Kementerian Pertahanan.
Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Aljazair batal membeli light frigate itu karena ada kendala teknis, seperti sudah tutupnya perusahaan yang menjadi penyedia sarana kendali tempur.
Namun, Poengky Indarti dari Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Pembelian Senjata TNI mengkritisi rencana pembelian kapal PKR kedua dari Belanda. “Beli kapal rudal kok tanpa rudal. Pembelian senilai 220 juta dollar AS itu tidak dilengkapi senjata utama, yakni peluru kendali. Kita masih harus membayar 75 juta dollar AS untuk melengkapi rudal bagi kapal tersebut,” kata Poengky.
Kepala Staf TNI AL Laksamana (TNI) Marsetio dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, menjelaskan, sejumlah kapal baru akan melengkapi TNI AL hingga 2014. “Kapal selam akan beroperasi lima unit. Sebanyak tiga unit baru dibuat dengan kerja sama Korea Selatan. Pembuatan kapal ketiga dibangun sepenuhnya di PT PAL Surabaya,” kata Marsetio.
Untuk kapal perusak kawal rudal (PKR) dari Damen Schelde Belanda, lanjutnya, memasuki kontrak pembelian unit kedua.
“Pada pembelian kedua akan dilengkapi peluncur torpedo, ruang kendali tempur, dan cupola senjata permukaan yang sebelumnya tidak diberikan dalam pembelian kontrak pertama. Pembangunan PKR juga melibatkan PT PAL Surabaya,” ujar Marsetio.
Pada Desember 2012, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya (TNI) Eris Heryanto mengatakan, sebanyak 250 teknisi PT PAL dikirim ke Belanda untuk ikut dalam pembangunan kapal PKR.
Rencana pembelian tiga light frigate eks kapal kelas Nakhoda Ragam Angkatan Laut Brunei dinilai tidak bermasalah. Menurut Marsetio, perlengkapan yang dinilai kurang akan dilengkapi BAe Inggris dan sekarang keputusan ada di tangan Kementerian Pertahanan.
Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Aljazair batal membeli light frigate itu karena ada kendala teknis, seperti sudah tutupnya perusahaan yang menjadi penyedia sarana kendali tempur.
Namun, Poengky Indarti dari Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Pembelian Senjata TNI mengkritisi rencana pembelian kapal PKR kedua dari Belanda. “Beli kapal rudal kok tanpa rudal. Pembelian senilai 220 juta dollar AS itu tidak dilengkapi senjata utama, yakni peluru kendali. Kita masih harus membayar 75 juta dollar AS untuk melengkapi rudal bagi kapal tersebut,” kata Poengky.
Sumber : Kompas
Klo ga ada rudalnya jadi kapal nelayan dong trs dinamain kapal pukat harimau biar sangar.
BalasHapusKapal itu dibeli tanpa rudal...krn rudalnya dipasang tersendiri dan dirahasiakan misalnya dipasang Yakhont atau c705 produksi kita sendiri.
HapusKapal perang indon kapal pukat harimau ha...ha...ha...
BalasHapusMalonte tolol.
HapusG punya duit. Miskin. Tak jdi nak beli typhon ke...g punya duit ke...nak rental gripen ke...emang kau punya duit ke malon?
Keh keh...
Nak bayar gaji tentara kau yg banci semua je tak punya ringgit.
dasar malonte tolol.
MALON ASU FUKING BABI AKAN MAMPOSSSS OLEH CINA ATM TAI MALON DI BANTAI PLA CINA HAHAHAHAHA MALON MOMPOZZZZ OLEH CINA HAHAHAHA
HapusKalau malaysia miskin kenapa orang indon nak cari rizki di negeri kami ha...ha... Siapa yang nak miskin ha...ha...
BalasHapusNEGARA LOE BISA HIDUP KARENA HUTANG MA BABI BRITISH ..MALON MISKIN BIN KERE .......BENTAR LAGI MAMPOOZZZ OLEH CINA .....MALON KEREEEEED PRETENDING BE FUCKING RICH COUNTRY DASAR MALON ASSUU MALING MALON MAMPOSSSS SANA HAHAHAHHA
Hapusitu wang sewanya dah dibayar belon... dah pake gak mao bayar gimana...
BalasHapusngomong kapal perang kok dadi ngomong TKI...ealah cah gemblung...!! joko sembung numpak ojek..gak nyambung jek.
BalasHapusHay malon Inggris kaya raya, tapi kenape mau cari rizki di negara ko???? China kaya tapi kenapa banyak cari rizki di seluruh dunia??? Dasar kau malaysia bodoooooh mau cari rizki di luar negeri mana kau sanggup!!!
BalasHapusKami usir orang indon di malaysia biar nak miskin seterusnya ha...ha...
BalasHapuspreet....! cang godog...cang goreng...... cangkemu...!!!
BalasHapusBanyak juga PENGKHIANAT NEGARA YANG BODOH. Lha ngapain beli kapal pake rudal. Sedangkan jelas2 kita produksi rudal sendiri. Dg beli kapal kosongan negara lain tidak tahu komposisi persenjataan yg dibawa KRI.
BalasHapusUHUY PKR 10514 KEDUA !!!!!
BalasHapusNtar tinggal dilengkapi Exocet MM40 Block IV :-)
I LOVE PKR !!!!!
Tolong malon kami mohon dengan sangat usir para TKI dari negeri mu segera kita lihat apa kau mampu????
BalasHapusmanagement sistem tempur sigma 10514 itu fleksibel,bisa diintegrasikan ke persenjataan buatan rusia,hehehe sigma dengan Exocet itu biasa, sigma dengan yakhont...itu baru luar biasa.
BalasHapusKRI Oswald Siahaan versi terbaru... LANJUTGAN...
Anonim 14.45
BalasHapusini mah bukan malon liat aja bahasanya tu bukan bahasa melayu masa cuma pake keh keh sama nak dari kemaren..
Nak nasibmu nyari receh aja sampe kluar negri untuk jual info negara ya??
Btw kemaren lagi banjir ngumpet di mana??
Ini bukan malon tapi yg kontra sama aparat bukan ya?? Lol
Apa jangan2 pkr kosongan maU di isi cms len ma rudal mao yakult se x minum 2?......
BalasHapusbiasa to mas. ..malon jadi jadian cari sensasi biar blog rame... dah gak usah ditanggepin..orang gemblung tuh mas... mo lsm kek mo dari kubu mana kek... yang jelas gemblung is gemblung.. Kalo bahasa sundanya sih ORANG LIEUR....
BalasHapusHarusnya KPK ngusut pembelian ini. Knapa maksain pembelian PKR dari negri kumpeni sdangkan Italia yg nawarin lbih baik ditolak mentah2...?? Trus knapa juga maksain beli kapal reject'kan negara lain...??? Pasti ada apa2nya.... MEF gag cuma diliat dr kuantitas. Tp kualitas juga..... Sori... Saya cuma rakyat yg pengen negara ini aman dari cukong2 berseragam..... Trus masalah orang malon, kayanya dia bukan org malon... Saya tau bahasa mreka.....
BalasHapusgini gan
Hapusmasalah rejecknya ama negara2 tetangga karna pabrik rudal yg di instal di fregart inggris dah tutup
mreka berfikir bhwa mreka gk kan bisa beli rudal lagi karna dah gk ada di pasaran
disini lah kelebihan litbang TNI
kekosongan itu bisa di instal rudal2 jenis lain
coba kmu liat KRI OWA
itu made in belanda tapi sama Litbang TNI di pasanf yakhont dari rusia yg jelas2 sistemnya jauh berbeda
tujuan utama TNI beli kpl yg "gk jelas" itu krna mau di pasang sndiri
itulah TNI
berpikir jauh ke dpn
salam anak nuklir
lah, emg yg pertama udh ada ??
BalasHapusmana, kga kliatan ??
bnyk yg gk diketahui gan
Hapusbeberapa bulan yg lalu aja seles AS dtng ke INA buat nawarin rudal patriot, javlin, dll
tapi kta bpk tmn ane rudal patriot gk di beli soalnya udah punya yg "seperti itu"
hayoooo rahasia kan
:-D
salam anak nuklir
Kelihatannya para petinggi TNI -AL sedang gelagapan untuk mengakselerasi kebutuhan Alutsista setelah laaammmaaa sekali tidak pernah mendapatkan anggaran yg cukup. Jadi begitu mendapatkan sinyal bahwa dlm rangka MEF mendapatkan anggaran lumayan, mereka "Gedandapan" merealisasikan dalam bentuk pengadaan kapal-kapal baru.
BalasHapusSebagaimana diketahui, bahwa memesan kapal sungguh bukan pekerjaan mudah, perlu dicermati kapal apa yg dibutuhkan, untuk apa, bagaimana cara mendapatkan, dan seabreg kajian lain.
Pada saat yang dibutuhkan, industri dalam negeri dhi. PT PAL sedang kedodoran untuk membantu pengadaan kapal-kapal yg diperlukan, untung ada Palindo yg SDM-nya adalah ex PT PAL dan sudah punya rancang bangun kapal 60 mtr hasil pola pikir ahli perkapalan jaman Bp. B.J. Habibie
walau khawatir juga pembuatan gading-gadingnya dari Alumunium yg seharusnya dari baja. Namun untuk kapal-kapal destroyer escort bagaimana? Datanglah tawaran dari Dammen yg salah pimpinan perusahaan Dammen kelahiran Semarang menawarkan produk "Sigma".
Setelah era "Sigma" selesai 4 unit, digerojoglah TNI - AL dg kapal bantu kelas LPD dimana 2 unit dibangun di Korsel sdg 2 Unit lagi di PT PAL. Yang dari Korsel tepat waktu, yg dibangun di PT PAL molor 2 tahun lebih.
Sialan tuh belande.. saking aje TNI AL tau brg bagus.
BalasHapusane pernah baca di artikel tuh katanya SIGMA itu kapal kelas 2 ya,makanya gak ada negara2 NATO yg pake.di buat hanya untuk pasaran n sesuai pesanan customer...
BalasHapuscoba beli kayak INS Shivalik punya India,manteb bgt tuh biarpun cuma 2 biji pasti malon langsung ngajak jadi bagian dari NKRI.wkwkwkwwkwkwk.....
sok tau kabeh...banyak bacot nih semua...
BalasHapusKomennya kayak nggak pernah kenal bangku sekolaha, katrok dan nggilani mbok kalau nggak mampu komen diam saja, malah bagus daripada menulis kayak gitu. Ingat Ajining diri, dumunung ana ing lathi, artinya mulutmu ya harimaumu!!!
BalasHapus