Sabtu, Februari 02, 2013
8
TEHRAN-(IDB) : Ancaman serangan militer dari Amerika Serikat (AS) dan Israel, memaksa Iran terus berinovasi menciptakan teknologi militer terbaru. Paling gres, Industri Pertahanan Iran memproduksi sistem rudal pertahanan udara tercanggih, yang diberi nama Ya Zahra.

Dilansir Press TV, Senin (28/01/2013), Menteri Pertahanan, Mayjen Ahmad Vahidi mengatakan, sistem Ya Zahra telah mencapai tahap swasembada.

“Sistem pertahanan udara itu mampu mengidentifikasi, mencegat dan menghancurkan target udara, termasuk berbagai jenis pesawat, helikopter dan Unmanned Aerial Vehicles (UAV),” terang Vahidi.

Rudal ‘Ya Zahra’ adalah sebuah sistem mobile dan dapat dihubungkan ke jaringan pertahanan udara terpadu. Juga mampu menghancurkan target udara secara bersamaan dan bereaksi cepat serta dengan kemampuan deteksi penuh.

Ya Zahra adalah sebuah sistem rudal jelajah lain yang memiliki kemampuan mencegat dan sudah melalui berbagai tes dalam latihan udara besar “Modafe’an-e Aseman Wilayat-e 4, sebulan lalu.




Sumber : LensaIndomesia

8 komentar:

  1. Iran memang boleh disebut sebagai negara pelopor revolusi industri roket dan rudal di negara berkembang. Betapa tidak, hampir seluruh teknolo gi roket dan rudal dapat dikuasai dari A sampai Z.
    Bukan hanya sekedar dipraktekan untuk uji coba namun sudah termasuk katagori "Battle Proven" mengesankan memang, tidak sekedar rudal dan roket permukaan ke permukaan atau permukaan ke udara namun semua roket dan rudal dari berbagai jenis dan ukuran serta untuk segala obyek sasaran sudah dikuasainya.
    Tentu ini tidak lepas dari aspek politis, kemampuan SDM, dan persediaan sumber daya mineral yang dimiliki yakni Minyak. Patut diapresiasi, bahwa Iran kemungkinan besar memakai minyak sebagai sumber pembuatan propelant, yang dulu pernah dihentikan dan dilarang dilanjutkan oleh Amerika Serikat setelah mengetahui bahwa minyak dapat dijadikan sumber tenaga untuk pembuatan propelant. (Zat Carbon). Tentu ini akan dapat ditular kan kepada negara-negara penghasil minyak dg catatn bahwa ybs memang mempunyai "keberanian" untuk menghadapi resiko sabotage dan halangan dari MTCR. Bagaimana dg Indonesia? Kita mempunyai banyak pilihan sumber daya mineral untuk menghasilkan propelant, namun rupanya kita lebih senang dengan "soft power" political tinimbang berani menentukan otoritas yg berkedaulatan, mungkin karena pemimpin kita sudah "Mblenger" dicekokin doktrin Komisi-komisi pengadaan material dari pabrikan luar sehingga tidak mempunyai lagi watak berani menghadapi resiko yg sebenarnya merupakan watak Bangsa Indonesia yang gagah dan rawe-rawe rantas malang-malang putung, sopo iro sopo ingsun.
    Tancep kayon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul setuju 100% dg ulasan bapak,

      Hapus
  2. yup... patut d contoh... asal jangan pake kornet aj (minyak sapi, udah paling mahal di dunia)... zzzzzz

    BalasHapus
  3. setuju banget dengan comment mas Boleroes11...indonesia belum ada nyali untuk berbuat lebih jauh.entah itu dengan alasan dana tidak ada,usa dan sekutu menekan dan terlebih-lebih jika dikaitkan dengan keamanan asean khususnya malaysia yg akan terusik dengan kemajuan kita+faktor x dari dalam negara ini sendiri.mungkin semua yang kita angan-angankan bakal terlambat jikalau pecah perang antara kita dan tetangga.

    BalasHapus
  4. indonesia patutnya malu atas keberhasilan iran di tengah keterbatasannya

    BalasHapus
  5. memang'nya pemimpin kita masi punya malu ya ????
    kayak'e dah pada putus tuh saraf malunya....

    BalasHapus
  6. Indonesia harusnya bisa seperti Iran mampu mandiri disegala bidang dimana kekayaan alam yang dimiliki Indonesia cukup berlimpah. Iran pernah mengundang pemerintah Indonesia untuk mengirimkan para ilmuwannya menimba ilmu yang berguna bagi perkembangan roket dan rudal akan tetapi sepertinya pemerintah kita menganggap remeh undangan tersebut.
    Harusnya undangan tersebut jangan ditolak bahkan disambut dengan gembira, mengapa ??...tidak banyak negara yang telah mempunyai serapan ilmu yang tinggi di bidang tekhnologi pembuatan rudal mau membagikan ilmunya secara cuma - cuma. Dengan menyerap ilmu yang didapat dari Iran nantinya akan berguna untuk menyempurnakan apabila Indonesia jadi memproduksi rudal bersama China atau bahkan kita bisa memproduksi lebih awal untuk mengetahui kualitas dari hasil menimba ilmu di Iran.
    Hal ini yang tidak pernah dipikirkan oleh para pengambil keputusan dinegara kita mereka lebih senang berpikir INSTAN, tidak pernah terbayang apabila produksi rudal bersama China tersebut tertunda atau gagal seperti halnya program KFX yang terjadi sekarang ini.
    Kemudian ada Perancis yang jelas2 telah membantu Indonesia didalam pembuatan Panser ANOA dan RanTis KOMODO juga telah menawarkan program TOT yang lebih lengkap seperti Teknologi Pembuatan Kapal Selam dan Fregat hanya sayangnya tidak disambut baik oleh pemerintah yang akhirnya mengalihkan pembuatan PKR ke Belanda yang notabene beli kosongan tanpa adanya persenjataan yang mumpuni, justru negri jiran mampu melihat peluang yang ditawarkan oleh Perancis dengan melakukan pembelian Gowind Class dan Scorpene Class sehingga mereka mendapatkan TOT....langkah strategis yang dilakukan oleh negeri Jiran lebih terukur dan terarah dibanding pemerintah Indonesia yang hanya mengandalkan kuantitas tanpa memikirkan kualitas.
    Rubahlah pola pikirmu hai pemerintah contohlan Iran yang mampu mandiri ditengah tekanan bahkan akhirnya mampu membalikkan situasi.

    BalasHapus
  7. Dari semua komentar2 diatas, hanya SATU permasalahan mendasar bangsa ini. KORUPSI, KOLUSI dan PUNGLI yang sudah mengakar mulai dari pejabat2 atas pengambil kebijakan, Birokrat, Jenderal2 baik polisi maupun TNI sampai bawahnya.

    Hasil dari KKP tersebut menyebabkan bangsa ini dipimpin oleh orang2 yang cacat secara integritas, moral dan pengetahuan (bukan orang2 terbaik yang memimpin negeri ini), sehingga kebijakan2 strategis yang dihasilkanpun bukan merupakan kebijakan yang menguntung rakyat, bangsa dan negara kita ini.

    Yahh..saya masih berharap semoga akan ada perubahan2 kedepan...

    BalasHapus