SEMARANG-(IDB) : Kapal
Perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Koarmatim, “membombardir” Pulau
Gundul yang berada di sebelah utara Semarang, Selasa (22/01). Pulau tak
berpenghuni itu menjadi sasaran tembak meriam-meriam kapal perang, yang
sedang melakukan manuver lapangan gladi tempur laut diwilayah itu. Pulau
Gundul merupakan daerah latihan TNI AL, berada di sekitar perairan Laut
Jawa.
Dentuman
meriam dari kapal perang secara bertubi-tubi, menghujam Pulau tak
berpenghuni itu. Kompetisi artileri menggunakan senjata kapal perang,
meriam kaliber 76 mm, dengan jarak tembak dari kapal menuju sasaran
Pulau Gundul sejauh kurang lebih 5,1 Noutical mille.
Unsur
kapal perang yang terlibat adalah, KRI Slamet Riyadi 352, KRI Oswald
Siahaan 354, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma 355, KRI Sultan Hasannudin
366, KRI Sultan Iskandar Muda 367, KRI Fans Kaisiepo 368, KRI Lambung
Mangkurat 374, KRI Hasan Basri 382, KRI Mandau 621, KRI Badik 623, KRI
Keris 624,KRI Hiu 804 dan KRI Layang 805 dengan melibatkan 1425 personel
serta didukung oleh dua Pesawat Udara (Pesud) jenis Cassa serta
Helikopter BO-105.
Penembakan
senjata artileri meriam kapal perang tersebut, merupakan tahapan puncak
manuver lapangan Latihan Parsial I/2013. Gladi tempur laut ini
dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim
Kolonel Laut (P) Bambang Supriyadi, serta dipantau tim penilai dari
Komando Latihan (Kolat) Koarmatim.
Kompetisi
artileri berlanggsung pada hari Selasa (22/01), selama kurang lebih
setengah hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Selanjutnya
seluruh unsur KRI, melakukan persiapan kembali menuju pangkalan
Surabaya. Dalam perjalanan Lintas Laut (Linla) tersebut, kapal-kapal
perang itu tetap membentuk formasi tempur sambil melakukan latihan
peperangan laut, siang dan malam hari.
Adapun
kegiatan serial Latihan Parsial I/2013 ini, di antaranya adalah latihan
melewati medan ranjau, penembakan malam dengan senjata anti serangan
udara atau Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex) menggunakan meriam kaliber 20 mm, menembak malam Night Gunery Exercise (GUNEX) menggunakan meriam Kaliber 76 mm.
Tujuan
dilaksanakan latihan ini adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan unsur operasional Koarmatim, dan memberikan rasa kebanggaan
serta semangat bersaing secara positif. Keberhasilan operasional Latihan
Parsial I/2013 ini, sebagai salah satu tolak ukur kesiapan operasional
prajurit dan persenjataan kapal perang yang berada di jajaran Koarmatim.
Sumber : Koarmatim
Pak usul kalau latihan sesekali di pulau terdepan indonesia donk,biar kedengaran smapai ke tetangga,jgn dalam kandang aj,..
BalasHapusBila pembentukan armada tengah jadi lebih berbobot bila masing-masing armada mempunyai kapal destroyer diiringin oleh kapal fregat dan KCR
BalasHapusdipulau sipadan dan ligitan aja yang dijadiin latihan sasaran... rebut kembali dua pulau itu.
BalasHapusRI adalah bangsa yg cinta damai,tdk arogan,tdk pernah memprovokasi,...tapi kita juga bkn bangsa pecundang yg pengecut,cukup sipadan_ligitan yg terlepas.!!!
BalasHapusApa indon bangsa suke damaii ha...ha... Indon bangsa suke berkelahi antar sesamanya kampung dengan kampung, pelajar dengan pelajar ha...ha...ha... Indon... Indonnnnn
BalasHapusPINGIN LIHAT KD JEBAT BIN JEMBUT LEBAT MALON TENGGELAM DI AMBALAT OLEH RUDAL YAKHONT KRI OWA ...... MALON MALING SEKALI MALING SELAMANYA MUALING ...SEMOGA AMBALAT PERANG ! KD JEBAT BIN JEMBUT LEBAT TENGGELAM DI AMBALAT https://www.youtube.com/watch?v=lSmcM0jBUfg&feature=youtube_gdata_player
BalasHapusHahah malon2 kami memang suka begaduh!! Kalo mau cuba silah duluan serang!!! Kami mohon betul ya lon biar kita perang!!! Dah lam gak minum darah orang nih!!
BalasHapusTo; malon bangsa beruk
BalasHapusSilahkan provokasi kami, silahkan klw berani........tentara dan rakyat malon tak ada mental tuk berperang, hal itu bisa di lihat dari sejarah berdirinya negara malon bin beruk, beda dengan negara kami Indo......sejarah telah membuktikan, dari perang 10 november 1945 vs sekutu, perang kemerdekaan 1945-1949 vs belanda, perang Tri kora atau pembebasan Irian barat tahun 1960 an ,dan yg terakhir perang Dwi kora vs Inggris , australia, singapura dan Malon beruk(FPDA). Dalam sejarah peperangan ,negara kami tak pernah minta bantuan dr negara lain, beda dengan malon beruk. Tiap ada konflik sm tetangganya pasti teriak FPDA, itu menunjukan Mental beruk malon yang pengecut. Silahkan provokasi kami lg, terserah mau Ambalat,mau di perbatasan kalimantan, mau di kepulauan Natuna. Silahkan kami tunggu.........