JAKARTA-(IDB) : Komandor Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memiliki wilayah
tanggung jawab yang sarat dengan permasalahan keamanan maritim yang
kompleks dan heterogen. Hal ini membuat Koarmabar memiliki peran sangat
penting, dalam rangka penegakan hukum dan menjaga keamanan di laut
wilayah barat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana
Madya TNI Marsetio, M.M., dalam amanatnya selaku Inspektur Upacara dalam
upacara serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat
(Koarmabar) yang dilakukan dalam upacara militer, Selasa (22/1) di
Auditorium O.B. Syaaf, Koarmabar Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat.
Laksda TNI Arief Rudianto secara resmi menjabat Panglima Komando
Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) menggantikan Laksda TNI Sadiman,
S.E., yang akan menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Koorsahli
Kasal). Laksda TNI Sadiman merupakan alumni Akademi Angkatan Laut (AAL)
angkatan ke-26 Tahun 1981.
Sedangkan penggantinya, Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E.,
adalah alumni AAL angkatan ke-26 Tahun 1981 yang sebelumnya menjabat
sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal).
Koarmabar merupakan Komando Utama Pembinaan dan Operasional TNI
Angkatan Laut, memiliki tugas pokok membina kemampuan unsur-unsur
kekuatan Armada, membina potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan
keamanan negara di laut, melaksanakan operasi laut sehari-hari, serta
operasi tempur laut untuk pengendalian laut dan proyeksi kekuatan ke
darat lewat laut dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut.
Menurut Kasal, dinamika perkembangan lingkungan strategis masih
diwarnai dengan masalah-masalah yang terkait dengan menghangatnya
situasi di Laut China Selatan. Masalah perbatasan antar negara yang
sampai saat ini belum selesai, termasuk masalah pengamanan alur
pelayaran, dan pelanggaran hukum di laut.
“Terlebih lagi dihadapkan dengan perairan Indonesia Kawasan Barat
yang menjadi tanggung jawab Koarmabar terdapat beberapa wilayah
perbatasan dengan negara tetangga, seperti India, Thailand, Malaysia,
Vietnam, Singapura, dan dilewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I
serta Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas internasional
terpadat di dunia. Kawasan ini juga memiliki sumber daya laut yang cukup
potensial, sehingga rawan terhadap tindak kekerasan, bahaya navigasi
dan pelanggaran hokum,” tegas Kasal.
“Oleh karenanya, kepada segenap jajaran Koarmabar, dituntut untuk
mengambil langkah-langkah inovatif dan kreatif dengan sumber daya yang
ada serta anggaran yang tersedia, guna meningkatkan kesiapsiagaan
operasional satuan-satuan di bawahnya secara utuh dan terpadu, didukung
sistem dan metode yang efektif dan efisien dalam pencapaian pelaksanaan
tugas-tugasnya,“ kata Kasal.
Di akhir amanatnya pada kesempatan tersebut, Kasal Laksamana Madya
TNI Marsetio, M.M. mengucapkan selamat kepada Laksamana Muda TNI Arief
Rudianto, S.E., atas jabatan baru sebagai Pangarmabar. “Jabatan ini
merupakan kepercayaan, amanah dan kehormatan dari pemimpin TNI Angkatan
Laut. Mengingat tanggung jawab Pangarmabar di masa mendatang semakin
berat dan kompleks, tentunya perlu dukungan dari segenap jajaran
Koarmabar,“ ujar Kasal.
“Kepada segenap jajaran koarmabar, saya perintahkan agar memberikan
dukungan sepenuhnya kepada pejabat Pangarmabar yang baru. Keberhasilan
yang telah dicapai pejabat lama hendaknya tetap dipelihara, bahkan
ditingkatkan, sehingga kinerja Koarmabar dari waktu ke waktu akan
semakin meningkat,” kata Kasal.
Sumber : Poskota
Wah telat mas bro kenapa gak dari dulu dibuat tuh pulau pasir yg selama ini dipake nelayan NTT/NTB untuk melepas lelah apabila kecapean sekarang malah jadi pangkalan militer asutralia padahal tempatnya merapat jauh ke indonesia dan nelayan yang singgah kesana ditangkap dipenjarakan australia gimana toh kang kepriben indonesia iki by: bedjo
BalasHapusKalau saya mendengar keluhan penumpang ϑ@π melihat dengan mata kepala sendiri pembuangan sampah dapur non organik dari kapal penumpang kelaut. 1 kapal 3X 100 kg/hari di X kira2 26 kapal, belum jenis kapal Ўªπ6" lain. Kira2 kalu 1 th sdh bisa bikin gunung ƍäªk Ɣǟ?
BalasHapus