Rabu, Januari 23, 2013
2
JAKARTA-(IDB) : Komandor Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memiliki wilayah tanggung jawab yang sarat dengan permasalahan keamanan maritim yang kompleks dan heterogen. Hal ini membuat Koarmabar memiliki peran sangat penting, dalam rangka penegakan hukum dan menjaga keamanan di laut wilayah barat.
 
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M., dalam amanatnya selaku Inspektur Upacara dalam upacara serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang dilakukan dalam upacara militer, Selasa (22/1) di Auditorium O.B. Syaaf, Koarmabar Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat.

Laksda TNI Arief Rudianto secara resmi menjabat Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) menggantikan Laksda TNI Sadiman, S.E., yang akan menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Koorsahli Kasal). Laksda TNI Sadiman merupakan alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-26 Tahun 1981.

Sedangkan penggantinya,  Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E., adalah alumni AAL angkatan ke-26 Tahun 1981 yang sebelumnya menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal).

Koarmabar merupakan Komando Utama Pembinaan dan Operasional TNI Angkatan Laut, memiliki tugas pokok membina kemampuan unsur-unsur kekuatan Armada, membina potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan keamanan negara di laut, melaksanakan operasi laut sehari-hari, serta operasi tempur laut untuk pengendalian laut dan proyeksi kekuatan ke darat lewat laut dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut.

Menurut Kasal, dinamika perkembangan lingkungan strategis masih diwarnai dengan masalah-masalah yang terkait dengan menghangatnya situasi di Laut China Selatan. Masalah perbatasan antar negara yang sampai saat ini belum selesai, termasuk masalah pengamanan alur pelayaran, dan pelanggaran hukum  di laut.

“Terlebih lagi dihadapkan dengan perairan Indonesia Kawasan Barat yang menjadi tanggung jawab Koarmabar terdapat beberapa wilayah perbatasan dengan negara tetangga, seperti India, Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan dilewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I serta Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas internasional terpadat di dunia. Kawasan ini juga memiliki sumber daya laut yang cukup potensial, sehingga rawan terhadap tindak kekerasan, bahaya navigasi dan pelanggaran hokum,” tegas Kasal.

“Oleh karenanya, kepada segenap jajaran Koarmabar, dituntut untuk mengambil langkah-langkah inovatif dan kreatif dengan sumber daya  yang ada serta anggaran yang tersedia, guna meningkatkan kesiapsiagaan operasional satuan-satuan di bawahnya secara utuh  dan terpadu, didukung sistem dan metode yang efektif dan efisien dalam pencapaian pelaksanaan tugas-tugasnya,“ kata Kasal.

Di akhir amanatnya pada kesempatan tersebut, Kasal Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M. mengucapkan selamat kepada Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E., atas jabatan baru sebagai Pangarmabar. “Jabatan ini merupakan kepercayaan, amanah dan kehormatan dari pemimpin TNI Angkatan Laut. Mengingat tanggung jawab Pangarmabar di masa mendatang semakin berat dan kompleks, tentunya perlu dukungan dari segenap jajaran Koarmabar,“ ujar Kasal.

“Kepada segenap jajaran koarmabar, saya perintahkan agar memberikan dukungan sepenuhnya kepada pejabat Pangarmabar yang baru. Keberhasilan yang telah dicapai pejabat lama hendaknya tetap dipelihara, bahkan ditingkatkan, sehingga kinerja Koarmabar dari waktu ke waktu  akan semakin meningkat,”  kata Kasal.




Sumber : Poskota

2 komentar:

  1. Wah telat mas bro kenapa gak dari dulu dibuat tuh pulau pasir yg selama ini dipake nelayan NTT/NTB untuk melepas lelah apabila kecapean sekarang malah jadi pangkalan militer asutralia padahal tempatnya merapat jauh ke indonesia dan nelayan yang singgah kesana ditangkap dipenjarakan australia gimana toh kang kepriben indonesia iki by: bedjo

    BalasHapus
  2. Kalau saya mendengar keluhan penumpang ϑ@π melihat dengan mata kepala sendiri pembuangan sampah dapur non organik dari kapal penumpang kelaut. 1 kapal 3X 100 kg/hari di X kira2 26 kapal, belum jenis kapal Ўªπ6" lain. Kira2 kalu 1 th sdh bisa bikin gunung ƍäªk Ɣǟ?

    BalasHapus