Israel contoh paling bagus soal sistem pertahanan negara
JAKARTA-(IDB) : Dalam salah satu pasal Rancangan Undang-undang Keamanan nasional menyebutkan akan adanya pasal tentang wajib militer bagi warga negara Indonesia. Beleid itu jelas menuai protes dan kecaman dari berbagai pihak. Salah satu alasan kecaman terehadap wajib militer adalah sebagai militerisasi terhadap sipil.
Connie Rahakundini Bakrie, pengajar di Fakultas Ilmu Politik dan Sosial Universitas Indonesia sekaligus analis pertahanan militer, justru menganggap pendapat itu cara berpikir salah. Dia beralasan banyak yang gerah dengan Front pembela islam dan partai-partai memiliki laskar. "Terus kenapa negara akan menerapkan wajib militer untuk menjadi tentara cadangan pada protes?" kata Connie balik bertanya.
Dia menyebut Israel sebagai contoh paling bagus roal sistem pertahanan negara. Negara Zionis ini juga menerapkan wajib militer terhadap lelaki dan perempuan berusia minimal 18 tahun. Masa wajib militer buat lelaki tiga tahun dan dua tahun buat perempuan.
Berikut penuturannya kepada Islahuddin dari merdeka.com saat ditemui di sebuah kafe di Mal Pondok Indah 2, Jakarta Selatan, Kamis (1/11) siang.
Bagaimana Anda melihat mereka yang protes terhadap Rancangan Undang-undang Keamanan Nasional?
Pertama yang dilihat dari mereka, siapa mendanai. Kedua, memenangkan peperangan tanpa perang bisa terjadi dengan opini. Kenapa sekarang ramai ditakutkan akan mengkebiri undang-undang keterbukaan informasi publik. Bukankah yang ditakutkan adalah tidak ada lagi kebebasan berpendapat?
Sekarang saya balik, kita sekarang itu kebebasannya sudah keterlaluan. Di Amerika Serikat atau Israel, kalau sudah bicara anggaran pertahanan, partai yang jumlahnya sama dengan kita hampir 43 partai dan punya Komisi I seperti di DPR, tapi begitu mencapai angka belanja pertahanan, 43 partai itu akan tutup mulut, karena satu yang dilihat kepentingan nasional. Di Indonesia sekarang, banyak partai, kebanyakan ingin tahu, kemudian pers bocor juga. Yang ada sekarang saling makan dengan lainnya. Itu yang saya bilang Rp 7 triliun untuk pertahanan kita keluar dengan darah dan air mata, berbeda dengan Rp 7 triliun tiap tahun untuk pemilu. Itu angka Pemilu saya gunakan dari data yang sah dari data yang ada dan bisa dipertanggung jawabkan. Saya belum bicara angka, baliho-baliho, belum bicara soal sogokan, dan lain-lain, ini baru bicara data resmi negara.
Sekarang kita bicara pemilu. Indonesia terdiri dari 439 Kabupaten. Berapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari semua itu, hitung? Mau partai kayak apapun juga tanpa punya uang minimum Rp 2 miliar tidak akan mendapatkan suara. Percaya saya, angka suara bisa dimainkan. Untuk mengawasi biaya suara di semua TPS itu perlu uang. Kalau partai tidak bisa mengawasi TPS, pasti suaranya akan diambil oleh yang punya uang.
Terus bagaimana dengan tentara cadangan dalam RUU Kamnas?
Ternyata benar kata Pak Syafrie dan Pak Emir, ini yang pada protes agar membaca dulu undang-undangnya. Kemudian komparasikan dengan aturan lainnya, tidak akan seheboh itu, kok. Ini terkait juga dengan melibatkan tentara cadangan atau wajib militer.
Padahal dengan belanja pertahanan kita begitu rendah, wajib militer itu salah satu solusi. Wajib militer itu masuknya dalam tentara cadangan. Itu salah satu solusi mempertahankan negara. Balik lagi ke contoh Israel. Kenapa saya contohnya Israel? Contoh paling bagus, Israel kok. Sampingkan ego-ego agama atau ego lainnya, sekarang kita bicara pertahanan negara.
Di Israel, kalau ada yang pintar sekali pasti jadi pilot tempur. Pokoknya angka tertinggi, jadi pilot tempur. Kedua, ketiga, akan sesuai urutan. Yang terakhir, berdasarkan agama tidak boleh memegang senjata, tidak boleh selain belajar agama, misalnya perempuan. Di sana ada hukum agama, perempuan tidak boleh turun keluar, harus di belakang layar. Mereka akan dijadikan ahli-ahli dapur umum dan perawat. Ini saya bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari perempuan. Ortodoks di sana seperti Islam, tidak boleh ngapa-ngapain atau ortodoks yang ahli agama hanya boleh baca Taurat, ya sudah dibikin saja urusan untuk Taurat saja.
Biayanya paling murah. Itu diambil sejak kelas satu SMA sudah dilihat kemampuannya. Kalau itu bisa, kenapa khawatir akan terjadi militerisasi pada sipil? Bukankah itu kekhawatiran terjadi selama ini.
Sekarang saya balik, Anda khawatir dengan Front Pembela Islam (FPI). Itu lebih gila lagi. Tiba-tiba bikin laskar sendiri, kita tidak tahu ujung pangkalnya dari mana dan bergerak atas nama Tuhan. Nabi saja tidak pernah begitu. Itu berhabaya sekali, kita punya sekumpulan orang bisa menghajar siapa saja atas nama Tuhan. Padahal Tuhan tidak bisa untuk dikonfirmasi. Kenapa kita harus permisif pada FPI, kanapa harus permisif kepada partai-partai punya laskar. Kenapa? Sementara komponen cadangan negara akan ditarik sesuai standar pertahanan kemanan, kita malah komplain. Ada yang salah dari cara kita berpikir.
Bagaimana dengan komando cadangan untuk daerah, tapi RUU itu menyebut bukan bupati, gubernur pemegang komando, tapi militer setempat?
Iya itu tadi penjelasannya tentang pasukan cadangan. Sekarang badan undang-undang otonomi daerah, dulu gubernur kita itu dari tentara. Kita lihat dulu rumah Indonesia dulu. (Kemudian dia mencoret-coret dalam kertas untuk menjelaskan sebuah analogi). Kita mulai dari presiden, gubernur, bupati/wali kota, camat, lurah/kepala desa. Itu semua akan disesuaikan, kodam dengan gubernur, kodim dengan bupati, koramil dengan camat, dan seterusnya.
Di sisi lain ada polisi. Ada Kepolisian Daerah (Polda), Kepolisian Resor (Polres), dan Kepolisian Sektor (Polsek), akan sama urut. Jadi waktu itu gubernur bisa mengontrol Komando Daerah Militer (Kodam) dengan Polda. Bisa secara otomatis kalau terjadi sesuatu di daerah, bisa diatur lansung secara sinergi oleh satu keputusan derah. Sekarang, jadi jomplang karena ada yang diputus di sana sini, sudah tidak sejajar dan tidak sebangun.
Contohnya, antara gubernur dan bupati mana lebih tinggi wewenangnya? Bupati, sekarang tidak ada cerita bupati mau dipanggil oleh gubernur, tidak akan mau dia. Dia sendiri punya daerah, dipilih langsung, bahkan membuat apa saja daerahnya, entah itu mengangkut harta karun, mau menyewakan pulau, pinjam uang, untuk pembangunan daerahnya itu boleh-boleh saja.
Bukankah wajar RUU kamnas diprotes karena ada ketakutan akan kembali pada sistem Orde Lama?
Takut dan khawatir boleh-boleh saja. Tapi pertanyaannya dibalik, apakah ketakutan semu tadi terus membuat berhenti. Saya berani bilang TNI sudah merevisi total badannya langsung, pada 2000 sudah beres semuanya.
Terus bagaiamana dengan reformasi di kepolisian?
Dengan segala hormat, belum.
Apa RUU ini juga terkait masih melekatnya unsur militer dalam kepolisian?
Bukan, saya bingung, katanya polisi itu mau jadi sipil. Kenapa dia jadi militer lebih dari militer, karena kita rancu melihat pertahanan dan keamanan. Pertanyaannya sekarang saya balik, berarti kalau TNI kembali ke barak, oke, kembali ke barak. Tapi kasih pesawat tempur benar, kasih mereka untuk bertahan yang benar, kasih kapal cepat yang benar, kapal perang yang benar dan semua, jadi tidak ada lagi kejadian kasus Sipadan dan Ligitan.
Tapi masyarakat masih trauma terhadap militer?
Itu tidak akan mungkin terjadi. Yang sudah berhasil mereposisi, meredefinisi, fungsi dan peran malah tentara.
Apa militer memang tidak percaya kalau sipil yang memimpin?
Kalau saya melihat tidak. Militer kita itu patuh pada hukum. Kalau saya jadi militer tidak patuh kepada hukum, apa susahnya seorang panglima TNI menghadap seperti McArthur, saat perang Vietnam karena dananya mau diputus. Dia langsung menghadap panglimanya saat dana militernya mau diputus. Dia langsung menghadap Asin Howard. "Hei, ini tongkat komando gue. Lu putus anggaran pertahanan gue, anak buah gue mati, tidak diberikan alat utama sistem persenjataan yang lengkap, tidak tepat guna dan tidak tepat sasaran, gue mengundurkan diri." Di sini cara seperti itu tidak ada karena karena terlalu patuh. Saya pikir sudah saatnya panglima TNI itu berpikir maju.
Kita bicara HAM ya, manusiawikah kita, tentara kita di perbatasan pulau terluar ditengok setahun sekali itu sudah bagus. Jadi sekarang kita ini bicara HAM, HAMnya siapa? Saya tanya, hak-hak sipil? Saya sipil, kok saya merasa sekarang terancam. Saya merasa negara tidak peduli Indonesia dikelilingi oleh kekuatan-kekuatan negara luar. Kok kita diam saja. Kok anggaran pertahanan negara kita cuma naik cuma 1,2 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP). Kenapa tidak langsung naik seperti Israel langsung naik menjadi 7-12 persen dari GDP. Padahal, ancamannya semakin meningkat
Jangan salah, sekarang abad Asia dan kunci Asia itu adalah Indonesia. Laut Cina Selatan, ini akan dilewati Malaka dan Sunda. Makanya saat ramai pembahasan RUU itu, saya malas datang diundang berkali-kali oleh DPR, karena inti permasalahan paling penting tidak dilihat dulu. Yang dilihat hanya pelanggaran HAM, pers dibungkam, dikhawatirkan mengurangi peran polisi.
Sumber : Merdeka
indo mau jadi negara militer kaya korut kaya israel gitu? Wah gak mau saya.
BalasHapustanpa wamil pun rakyat indo dah jago kok, saat dibutuhkan pasti sukarela bergabung. Fokus aja ke pengembangan produk dan teknologi sipil maupun militer, rakyat pasti antusias ngikutin...
BalasHapuspak wamenhan jgn ambisius dulu la , minimum esensial force aja masih jauh, masa udah mikirin maximum esensial force.
BalasHapusClear dan sangat jelas ulasannya... Jangan patah semangat bu Connie untuk menjelaskan permasalahan ini, bukan hanya ke DPR saja tapi ke seluruh Warga Negara RI dimanapun, sejelas-jelasnya dan sedetail-detailnya...ibu telah menjadi salah satu lilin yang ikut memberikan pencerahan dari kegelapan cara berpikir kita selama ini... Semoga ada diskusi yang lebih intens dan akademik dari semua pihak, sehingga kita lebih maju dan menjadi bangsa yang besar...Bravo,Jayalah Indonesia !!
BalasHapusAsyik wawancaranya, mbuka sudut pandang pemahaman kita, sekarang tgantung kita sejauh mana pemahaman kita. Maju terus TNI
BalasHapuskondisi dan stabilitas negara kita saat ini sdh bagus dan kondusif, itulah mengapa banyak yg tdk setuju ruu tsb.
BalasHapuskita bicara indonesia, berarti kita bicara 200 juta lebih penduduk, kalo wamil separonya aja masih 100 an juta orang yg siap dipersenjatai dan diwajibkan mempertaruhkan nyawa mereka di arena perang, apa gak bikin guempar kawasan regional dan memicu perlombaan senjata yg lebih hebat lagi. apa nantinya RI justru dimusuhi negara tetangga.
BalasHapuswamil sangat diperlukan
BalasHapuswamil sangat diperlukan
BalasHapuswhuehehe,..yg gak mau wamil,..karena di sibukan dengan korupsi jadi gak punya waktu, dan di sibukan dengan menunggu jatah ( ngemis )dari pendonor,...bagi mereka, yg gampang cuma kritik aja,..wong kritik juga dapet uang walau hasil ngemis,..pipis ah,..
BalasHapusSIAP WAJIB MILITER ... JANGAN SAMPAI "LONDO" BERANI MASUK LAGI... EKEKEK... LIAT DONK, APA BASICNYA NEGARA2 SUPER POWER ITU, MILITER... KARENA DENGANNYA MEREKA BISA DENGAN MUDAH MELAKUKAN INTERVENSI, SAMPAI KE SEKTOR EKONOMI... JANGAN MAU JADI BANGSA BUDAK DAN PENGECUT TERUS, BANYAK BANCI JADINYA DI PEREMPATAN... BRAVO !!
BalasHapusperpecahan paling mudah bagi indonesia adalah dari dalam, TNI sangat mencermati hal ini, oleh karena itu RUU Kamnas yang disusun berdasarkan perkembangan demokrasi indonesia yang terlalu vulgar bahkan lebih vulgar dari USA dan Israel. Saya sangat sependapat dengan nara sumber artikel ini. Dulu seluruh rakyat bahu membahu bersama TNI, tapi saat ini rakyat yang mana dulu? begitu banyak kelompok politik dan sekterian,sekarang ini atas nama kepentingan kelompok, apa mungkin disaat keadaan darurat perang akan bersatu membela merah putih? Sya kok tidak yakin ya? Karena isi dan makna pancasila dan UUD 45 saja banyak yang tidak tahu saat ini. Saya dukung RUU KAMNAS...!Hanya penghianat bangsa yang tak ingin indonesia ini menjadi kuat dan utuh..!
BalasHapusAMERIKA SERIKAT, KERAJAAN INGGRIS, AUSTRALIA, DAN SELANDIA BARU ADALAH ANCAMAN AMAT SANGAT MEYAKINKAN DAN BAHAYA LATEN KOLONIALISME TERHADAP KEDAULATAN REPUBLIK INDONESIA DAN STABILITAS KEAMANAN BANGSA-BANGSA ASEAN KHUSUSNYA DAN BANGSA-BANGSA ANGGOTA KONFERENSI ASIA-AFRIKA PADA UMUMNYA, BUKTI KONGKRETNYA ADALAH HILANGNYA TIMOR LESTE DAN BORNEO UTARA TERMASUK PULAU SIPADAN LIGITAN DARI PANGKUAN NUSANTARA INDONESIA HAL INI AMAT SANGAT MENGHINA HARKAT DAN MARTABAT BANGSA INDONESIA.IBLIS TERKUTUK ITU BERNAMA BANGSA ISRAEL LAHIR DARI RAHIM SARAH ISTERI IBRAHIM/ABRAHAM YANG TELAH LAMA MENJELMA MENJADI BERBAGAI BANGSA KULIT PUTIH SEPERTI NEGARA-NEGARA YANG TELAH DISEBUTKAN DIATAS (AMERIKA SERIKAT, KERAJAAN INGGRIS, AUSTRALIA, DAN SELANDIA BARU). MEREKA TELAH MENGOBRAK-ABRIK DUNIA INI DARI MULAI PENJAJAHAN VOC BELANDA HINGGA SEKARANG. FUCHRER AGUNG ADOLF HITLER DARI NEGARA JERMAN TELAH SEMPAT MEMUSNAHKAN BANGSA MEREKA/BANGSA ISRAEL, NAMUN SALAHNYA BELIAU MENYISAKAN SEDIKIT ORANG-ORANG MEREKA.SAATNYA KINI KITA HABISI MEREKA DAN JANGAN SISAKAN SEDIKITPUN, SAMPAI PENJAJAHAN DAN PENGGOBLOKAN TERHADAP BANGSA-BANGSA LAIN DIDUNIA TIDAK DIBIARKAN TERUS BERKOBAR !!!!!!!
BalasHapusMERDEKA ATAU MATI !!!!!!! BANGSA ISRAEL MUSNAH SEMUA ATAU KITA TETAP MENJADI ANJING-ANJING JAJAHAN YANG SENANTIASA DIGOBLOKI OLEH MEREKA !!!!!!!
mengapa acuannya israel? Bijaksanakah?
BalasHapusKenapa tidak? Terbukti mereka sukses dalam mengatur pertahanan mereka....bedakan idiologi dengan sistem pertahanannya..
BalasHapusindonesia negara berpenduduk muslim terbesar, sayangnya israel memperlakukan rakyat palestina yg juga muslim, dgn cara seperti itu (anda tahu bukan). Bgm kita menjelaskan pada muslim intenasional yg lain.
BalasHapusisrael maju karena ekonominya bukan militernya awalnya mereka menyebar infestor2 mereka k seluruh dunia untuk menanamkan modalnya d negara tujuan masing2, kemudian ini d guanakan sbg ancaman trhadap negara2 yg d tanami modal bila tidak mau memberi teknologi militernya k israel maka akan d hancurkan ekonominya, dan baru israel membuat senjata2 mereka berdasarkan teknologi dari negara2 yg mereka ancam tadi termasuk dari eropa, amerika, australi, dll.
BalasHapusg salah kalau komentarnya kayak begitu, lawong dia jha didiknnya barat, n pasti d kasih gelar2 oleh barat tu dg syarat menjadi antek barat d indonesia untuk mempengaruhi rakyat indonesia supaya melupakan bangsanya sendiri n jadi anjing peliharaannya barat (AS,inggris,israel,dll) kayak dy gitu..
BalasHapusSaya setuju dengan Bu Conni....Dulu Sun Tzu mengatakan "Know your Enemy"...dengan melihat sistem pertahanan Israel, kita boleh menirunya yaitu sistem bagaimana mereka dapat memenangkan "Perang Enam Hari" sangat mirip dengan Indonesia pada tahun 45 dimana Rakyat dan TNI tak bisa dipisahkan...TNI kebanggaan rakyat masa itu...Untuk wajib militer... saya setuju, karena genenrasi sekarang banyak ndak mengerti arti ideologi negara, pertahanan negara, dengan adanya wajib militer mereka akan mengerti tentang tentaranya, tentang negaranya, ideologi yang digunakan indonesia,....Reformasi sangat bagus, namun banyak yang terpengaruh dengan HAM yang bablas sehingga membuar reformasi kebablasan...tanpa disadari kita sebenarnya "berhasil dipecahkan oleh negara lain" dengan praktik demokrasi dan paham fanatik yang diterapkan kenegara kita... kenapa kita mengacaukan negara kita sendiri???, kenapa kita membom negara sendiri??? Undang - undang Kamnas itu perlu untuk keamanan kita sendiri.. maju terus BU CONNI
BalasHapusKata2 bu connie 100% benar.. Cm karna pake israel bwt acuan jd banyak yg protes.. Coba acuanx d ganti palestina ato pakistan tp dgn sudut pandang sama seperti d atas, pasti bnyk yg setuju, soalx orng2 pada parno klo denger kata2 israel hahahaha.. Dukung bu connie!!!
BalasHapusHAM nya kita dah keterlaluan, kalah2in amerika.. Tu LSM2 kyk kontras dll emang dapet duit dr mana, pasti dari antek2 asing buat menjegal UU KAMNAS,supaya pas markas tentara amrik pindah k darwin gk ada yg bs d buat TNI untuk menjaga kedaulatan.. Wamil tu perlu supaya ideologi bangsa tetap terjaga.. Jgn malah kyk generasi sekaran alay, gaya korea,letoy, klo ada yg gertak malah lari
BalasHapusSaya kurang setuju klo di bilang bu connie dukung barat.. Tu UU kan bwt jaga kedaulatan bangsa, sementara musuh nyata kita australia dan malaysia yg justru sekutu barat.. Malah yang menjegal UU ini yg merupakan antek2 asing yg tentunya AMRIK n Inggris uyg merupakan sekutu malauysia n ausie.. liat aj KONTRAS, IMPRASIAL dll... Dari dulu mw jatohin mulu klo bahas tentang pertahanan, dukung UU KAMNAS
BalasHapusBerarti yang menjegal UU ini antek2 amerika ama inggris y ckckck.. Smoga orng indo sadar akan perbuatan menjegal UU ini berarti dia antek2 asing yg harus d musnahkan, panggil DenKarung
BalasHapusPadahal kalo mau jujur...kemampuan pertahanan Israel memang patut dipuji...coba kalo negara2 Arab kaya meniru sistem wamil Israel dan nggak pilih 'ungkang2 kaki' malas2an menikmati dollar yang mengucur dari minyak...nggak perlu lagi toh mereka membiarkan Tentara asing (baca USA)...terus berpangkalan di negaranya buat jaga rezim mereka, bahkan mereka nggak bakal perlu khawatir lagi dengan kedigdayaan militer Israel sebab mereka bakal mampu menandingi betul tidak???!!!....ayooo yang bikin comment anti Israel berkaca...
BalasHapuskalau menurut saya mending acuannya Iran dh pasti g akan da yg keberatan kalau pun da berarti suruhannya NATO yg ketakutan dg kemajuan teknologinya Iran, bahkan Israel yg d agung2 kan bu conni takut kq buktinya cuma berani ngancam2 mau nyerang tapi g juga d serang sampek sekarang... karena orang yahudi tu terkenal pandai berbohong n menyombongkan diri tapi g da buktinya...
BalasHapushttp://indo-defense.blogspot.com/2011/07/israel-akui-kecanggihan-radar-terbaru.html
Sebaiknya UU Kamnas ini d tinjau ulang cp tau da yg perlu d refisi n masukan dari orang2 HAM kan isinya bukan cm tentang WAMIL jha...
BalasHapusribet, cara tercepat sekarang, berantas habis koruptor, miskinkan mereka 7 turunan, kata Prof. Dr. Sumitro, anggaran negara bocor 30 persen per tahun, bayangkan APBN 1300 T (30 % =390-an T)di kali sekian puluh tahun, kalo tidak bocor mungkin kita sudah jadi penguasa samudera hindia, pasifik, dll
BalasHapussi vis pacem parebellum kalau mau damai harus siap berperang soal komponen cadangan saya sangat setuju semenjak kekuatan china berkembang didunia seluruh negara-negara kuat sekutu langsung tertarik dengan asia tenggara dan indonesia berada ditengah-tengahnya asia tenggara bukan tidak mungkin jika ada sesuatu yang buruk kita akan dimanfaatkan untuk memperluas hegemoni ambisi china tau sekutu dan saya yakin 100% itu akan berpengaruh buruk untuk masa depan bangsa kita seperti kita tahu peralatan militer kita bahkan belum memasuki unsur minimum defensif jika terjadi serangan atau kekacauan saya yakin yang bisa bertahan hanyalah pertahanan rakyat rakyat yang sudah mapan secara tekhnik militer maupun ideologi kita pancasila, bukankah dalam sejarahnya tni awalnya berasal dari unsur komponen wajib militer bentukkan jepang yang setelah jepang kalah perang ilmu yang mereka dapat digunakan untuk perjuangan kemerdekaan kita
BalasHapusSaya mau bertanya Bu.sesuai dengan wawancara kompas tv pada tgl 28 maret 2016 ibu bilang berulang kali kalau bakamla adalah coust guard indonesia.
BalasHapuspertanyaan saya, uu apa yg menyebutkan klo bakamla adalah coust guard...? Mohon penjelasannya..