TIMTENG-(IDB) : Koran Independent baru-baru ini mengungkapkan bahwa London sedang
mengkaji pengiriman jet tempur Typhoon ke kawasan Teluk Persia dengan
tujuan untuk menjaga kepentingan negara-negara kawasan dari ancaman
Iran. Koran cetakan Inggris itu dalam laporannya mengungkapkan bahwa
kemungkinan pengiriman jet tempur canggih tersebut dilakukan menyusul
kesepakatan militer antara London dan Abu Dhabi mengenai peningkatan
kehadiran militer Inggris di negara-negara Arab.
The
Independent mengutip pejabat teras Inggris melaporkan rencana besar
penempatan jet-jet tempor Typhoon di pangkalan udara al-Zafar, selatan
Abu Dhabi, yang saat ini menjadi pangkalan bagi pesawat tempur Perancis
dan AS. Penjualan senjata besar-besaran terhadap negara-negara Arab
dalam dua dekade terakhir menjadi perlombaan senjata tanpa batas.
Sebelumnya, media-media rezim Zionis melaporkan rencana Washington
menjual peralatan militer senilai $60 miliar ke sejumlah negara Arab
seperti Arab Saudi, Kuwait, Oman, dan Uni Emirat Arab. Jerusalem Post
mengungkapkan bahwa AS menjual 82 unit jet tempur F-15 senilai $30
miliar ke Arab Saudi. Menyusul Riyadh, Kuwait akan membeli 10 unit F-15
dari AS.
Eskalasi pembelian persenjataan dan
perlengkapan militer oleh negara-negara Arab dilakukan seiring gencarnya
propaganda Iranophobia yang dilancarkan media mainstream. Terprovokasi
dalih infaktual itu, raja-raja Arab menggunakan uang hasil penjualan
minyak untuk menimbun persenjataan dan perlengkapan militer yang dibeli
dari negara-negara Barat. Dilaporkan, dalam kurun waktu lima tahun saja
terjadi peningkatan pembelian persenjataan dan perlengkapan dan militer
sebesar 20 persen dari tahun 2004 hingga 2009.
Ironisnya, Uni Emirat Arab dengan populasi penduduk sekitar enam juta
jiwa merupakan pembeli persenjataan dan perlengkapan militer terbesar
keempat dunia setelah Cina, India dan Korea Selatan. Abu Dhabi membeli
lebih dari 60 persen kebutuhan militernya dari AS.
Fenomena perlombaan pembelian senjata itu berlangsung di saat
negara-negara pemasok persenjataan dan perlengkapan militer terbesar
seperti AS, Jerman, Perancis dan Inggris merupakan sejumlah negara yang
paling getol melancarkan kampanye hitam anti Iran di dunia. Gelombang
propaganda Iranophobia yang dijadikan dalih perlombaan senjata di
kawasan Timur Tengah berlangsung di saat negara-negara Barat sedang
menghadapi krisis ekonomi yang semakin akut.
Sejatinya, isu anti Iran yang dilancarkan media mainstream dan
negara-negara Barat dilakukan dengan dua tujuan. Pertama menyudutkan
Iran di arena internasional, sekaligus menyelamatkan perekonomian mereka
yang diterjang badai krisis dengan mengenjot penjualan persenjataan dan
perlengkapan militer ke negara-negara Arab.
Sumber : Irib
kasian iran dikeroyok negara arab sendiri...negara arab akan dihancurkan oleh arab sendiri....sama seperti irak....padahal dia negara no 1 dan 2 di asia barat...kasian...kita sering memikirkan apa yang terjadi di negara sana, tetapi negara arabpun yang berada di sekelilingnya tidak memikirkan apa yang terjadi di negara muslim tetangganya, bahkan mendukung negara lain menghancurkan negara muslim yang didekatnya
BalasHapusISLAM pertama kali di turunkan di ARAB karena ahlak orang nya kaya seperti itu, "RUSAK" lihat TKI kita, ada yg di perkosa, di siksa, di penggal dan perlakuan terhadap jema'ah HAJI... padahal sesama sodara MUSLIM"
BalasHapusPropaganda untuk menyelamatkan ekonomi negara2 barat,dg cara2 adu domba...begitupun diasia antara negara2 anggota asean dan china.
BalasHapusPusing kan...bukannnya mau egois...tapi memang yang patut didahulukan warga Indonesia adalah NKRI bukan negara2 Arab.
BalasHapus