JAKARTA-(IDB) : Kementerian
Pertahanan (Kemhan) masih belum menentukan jumlah pasti Main Battle Tank
(MBT) Leopard yang dibeli dari perusahaan Jerman Rheinmetall.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen Ediwan Prabowo mengatakan kepastian jumlah unit MBT Leopard atau Leopard 2 masih dinegosiasikan.
"Untuk jumlah masih dalam tahap negosiasi, jadi kami belum bisa memberikan angka pasti," kata Ediwan usai menandatangani nota kesepahaman dengan Direktur Rheinmetall Harald Westernman di Jakarta, Kamis.
Namun, Kemhan berharap jumlah unit tank Leopard 2 dapat sesuai dengan anggaran dan kebutuhan TNI AD, yaitu sebanyak dua batalyon.
Keberadaan tank tempur MBT Leopard, atau biasa disebut Leopard 2, memang dinanti-nantikan di Indonesia karena kemampuannya yang memiliki efek penangkal untuk pasukan tempur.
Pembelian Leopard 2 oleh Pemerintah Indonesia sempat menimbulkan pro dan kontra karena Pemerintah Federal Jerman dikabarkan belum memberikan ijin ekspor untuk kendaraan tempur baja tersebut.
Selain penandatanganan nota kesepahaman pengadaan tank Leopard 2, juga ditandatangani nota serupa terkait alih teknologi (transfer of technology).
Rencananya, alih teknologi terkait pengadaan tank Leopard 2 tersebut akan diberikan kepada PT Pindad, Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Direktorat Peralatan Angkatan Darat (Ditpalad), serta Bengkel Pusat Perhubungan (Bengpushub) Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (Dithubd).
Edwin prabowo mengatakan, setelah penandatanganan nota kesepahaman tersebut kedatangan tank Leopard 2 dapat segera terealisasikan.
Sementara itu, dua tank Leopard 2 sudah dipamerkan dalam pameran internasional Indo Defence.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen Ediwan Prabowo mengatakan kepastian jumlah unit MBT Leopard atau Leopard 2 masih dinegosiasikan.
"Untuk jumlah masih dalam tahap negosiasi, jadi kami belum bisa memberikan angka pasti," kata Ediwan usai menandatangani nota kesepahaman dengan Direktur Rheinmetall Harald Westernman di Jakarta, Kamis.
Namun, Kemhan berharap jumlah unit tank Leopard 2 dapat sesuai dengan anggaran dan kebutuhan TNI AD, yaitu sebanyak dua batalyon.
Keberadaan tank tempur MBT Leopard, atau biasa disebut Leopard 2, memang dinanti-nantikan di Indonesia karena kemampuannya yang memiliki efek penangkal untuk pasukan tempur.
Pembelian Leopard 2 oleh Pemerintah Indonesia sempat menimbulkan pro dan kontra karena Pemerintah Federal Jerman dikabarkan belum memberikan ijin ekspor untuk kendaraan tempur baja tersebut.
Selain penandatanganan nota kesepahaman pengadaan tank Leopard 2, juga ditandatangani nota serupa terkait alih teknologi (transfer of technology).
Rencananya, alih teknologi terkait pengadaan tank Leopard 2 tersebut akan diberikan kepada PT Pindad, Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Direktorat Peralatan Angkatan Darat (Ditpalad), serta Bengkel Pusat Perhubungan (Bengpushub) Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (Dithubd).
Edwin prabowo mengatakan, setelah penandatanganan nota kesepahaman tersebut kedatangan tank Leopard 2 dapat segera terealisasikan.
Sementara itu, dua tank Leopard 2 sudah dipamerkan dalam pameran internasional Indo Defence.
Sumber : Antara
Bukanya sdh jelas kita beli sekitar 100an lebih?..atau mau nambah lebih banyak lagi,klo mau nambah lebih byk lagi pasti rakyat mendukung asal pembelianya transparan jangan dikorupsi...
BalasHapusRencanya memang bukan cuma punya 100 tapi lebih dari 200 spy bisa jadi 1 brigade lebih. Kalo lihat budgetnya dan harga mbtnya sepertinya memang bisa beli lebih dari 100.
BalasHapus