BANDUNG-(IDB) : TNI Angkatan Laut (AL) berencana membangun pangkalan laut skala B di kawasan pesisir Pantai Selatan Jawa Barat.
Komandan Lanal Bandung Kolonel Laut (P) Iswan Sutiswan mengatakan
kehadiran pangkalan laut di wilayah selatan sudah sangat mendesak
terkait banyaknya persoalan di perairan tersebut.
“Pembangunan belum akan dimulai. Saat ini baru dicari tempat-tempat strategis di daerah tersebut,” kata Iswan di Bandung.
Pangkalan laut itu sendiri kemungkinan akan berstandar pada type B
yang nantinya akan didukung oleh dermaga dan tempat perawatan alutsita
TNI AL. Pembangunan pangkalan menurutnya direncanakan akan dilakukan
secara bertahap dari type C ke B.
“Tidak menutup kemungkinan menjadi type A. nanti yang memimpin setingkat kolonel,” katanya.
Dengan pangkalan type tersebut menurut Iswan, di masa mendatang
kerawanan wilayah laut selatan Jabar bisa ditakar TNI AL. “[Selatan
Jabar] Ke depan kayak apa? Sekarang selatan tidak terpantau, ke depan
bakal rawan seluruhnya. Kita jangan berpikir sekarang ini, tapi 10-20
tahun akan makin rawan perairan di sana,” katanya.
Menurut Iswan, persoalan penyelundupan seperti manusia, ikan dan
barang-barang terlarang sudah makin banyak melewati laut selatan. Dalam
perencanaan yang sudah disusun TNI AL pangkalan laut akan merata
dibangun sepanjang wilayah Pantai Selatan Jabar.
“Bukan hanya di Pangandaran [Ciamis] tapi di tiap titik akan ada,” katanya.
TNI AL memandang keberadaan pangkalan laut di pantai selatan Jabar
sepanjang 500 kilometer sudah menjadi kebutuhan mengingat untuk wilayah
sepanjang itu pos yang ada masih terbatas.
“Sementara pos di wilayah tersebut Cuma ada dua, Pangandaran dan Pelabuhan Ratu, sub-sub pos pun sangat terbatas,” katanya.
Menurutnya perairan paling rawan terdapat di Sukabumi dan Ciamis.
Iswan menuturkan, pelaku kriminal saat ini menganggap daerah pantai
selatan aman untuk melakukan hal-hal kejahatan. Hal ini terjadi karena
sampai saat ini belum terpantau oleh pemerintah daerah dan aparat
keamanan.
Persoalan kurangnya pemantauan juga terjadi karena minimnya kapal
patroli yang dimiliki TNI AL. “Kita punya alat utama terbatas juga,
wilayah rawan banyak. Ke depan, dimana prioritas rawan, akan dikerahkan
di sana, dan perlu ada kerjasama antara TNI-Polri,”
katanya.
katanya.
Sumber : BisnisJabar
Sangat setuju untuk segera dibangun, seharusnya 15 tahun ke belakang. Apalagi berbatasan langsung dengan perairan Internasional, keberadaannya sangat riskann dan perlu perhatian serius, seperti telah terjadinya beberapa kapal pengungsi yang nyasar dan tidak terdeteksi. tidak menutup kemungkinan terjadinya penyusupan yang berakibata merugikan negara. Ditunggu kehadirannya.
BalasHapus