MEDITERANEAN-(IDB) : KRI
Sultan Hasanuddin-366 “mengamuk”, bertubi-tubi tembakan dikeluarkan dari
moncong meriam kaliber 76 mm dan 20 mm. Sesaat kemudian nampak
dikejauhan sasaran permukaan laut hancur dan perlahan-lahan tenggelam.
Sejenak kemudian terdengar dentuman-dentuman keras suara tembakan yang
berasal dari meriam kapal perang lainnya.
Air laut pun nampak semburat keatas menandai bahwa amonisi yang dipakai untuk menghancurkan sasaran itu adalah peluru tajam. Akhirnya delapan sasaran permukaan laut berwarna orange dapat dihancurkan. Demikian sekilas gambaran mengenai MTF Live Firing Gunnery Exercise yang dilaksanakan oleh enam unsur Maritime Task Force United Nations Interim Force In Lebanon (MTF/UNIFIL) di area Barbara 2 Laut Mediterranean, Jum’at (12/10).
Air laut pun nampak semburat keatas menandai bahwa amonisi yang dipakai untuk menghancurkan sasaran itu adalah peluru tajam. Akhirnya delapan sasaran permukaan laut berwarna orange dapat dihancurkan. Demikian sekilas gambaran mengenai MTF Live Firing Gunnery Exercise yang dilaksanakan oleh enam unsur Maritime Task Force United Nations Interim Force In Lebanon (MTF/UNIFIL) di area Barbara 2 Laut Mediterranean, Jum’at (12/10).
Latihan Gabungan MTF-448 UNIFIL menggunakan sandi “Blue Hurricane” sebutan angin topan yang biasa terjadi di daerah tropis, dengan sasaran target permukaan laut dan target udara (Surface and Anti Air Gunfire Exercise).
Unsur-unsur MTF yang terlibat terdiri dari tiga kapal Fregate dan tiga
kapal patroli yaitu KRI Sultan Hasanuddin-366 (Indonesia), FGS Magdeburg
F-261 (Jerman), BRS Liberal F-43 (Brasil), FGS Gepard P-6121(Jerman),
BNS Madhumati P911 (Bangladesh) dan HS Kristallidis P-69 (Yunani).
Sedangkan dari LAF Navy diikutsertakan beberapa perwira observer dan
kadet yang onboard di KRI Sultan Hasanuddin-366, BRS Liberal F-43 dan FGS Magdeburg F-261.
Latihan manuvra laut ini juga disaksikan oleh para petinggi LAF (Lebanon Armed Force) dan pejabat UNIFIL yang onboard di BRS Liberal F-43. Latihan ini bertujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan inter operability
antar unsur-unsur MTF-448 sekaligus menunjukkan kepada Staf UNIFIL dan
LAF tingkat profesionalitas dan kesiapan unsur-unsur laut dalam
mendukung United Nations Security Council Resolution (UNSCR) 1701.
Mengawali latihan terlebih dahulu dilaksanakan Identification and Surveilence Recognition (ISR) yang dilakukan oleh Helikopter BO 105 NV 414 yang onboard
di KRI Sultan Hasanuddin-366 untuk melaksanakan pengamatan dan
meyakinkan area latihan benar-benar aman dari lalu lintas
laut. Surface Gunfire Exercise dilaksanakan pada siang hari dengan sasaran target permukaan berupa delapan Killer Tomatoes. Peletakkan target Killer Tomatoes dilakukan oleh KRI Sultan Hasanuddin-366, FGS Magdeburg F-261 dan FGS Gepard P-6121 di area penembakkan Barbara (Laut Mediterranean).
Latihan Surface Gunfire
ini dibagi dalam lima sesi, pada sesi pertama sampai dengan sesi
keempat penembakkan dilaksanakan oleh tiap-tiap unsur yang membentuk
formasi garis lurus dengan jarak antar unsur 1000 yards. Sedangkan jarak
tembak dari formasi bervariasi dari 1500 – 10.000 yards dengan
menggunakan meriam 76 mm dan 20 mm secara bergantian.
Pada
sesi kelima KRI Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan manuvra taktis dengan
kecepatan 25 knot sambil memuntahkan tembakkan dari meriam 76 mm kearah
sasaran sejauh 9000 yards/4,5 nautical mile. Dua dari enam target Killer Tomatoes
berhasil dihancurkan oleh meriam 76 mm. Setelah mendekati sasaran pada
jarak 3000 yards, meriam 20 mm beraksi dengan memuntahkan amonisinya ke
target. Satu target Killer Tomatoes berukuran 3 x 3 meter
itupun dapat dihancurkan dengan mudah. Tidak semua target dihancurkan
oleh KRI Sultan Hasanuddin-366 karena tiga target lainnya untuk
latihan penembakan unsur yang lain.
Sedangkan Anti Air Gunfire Exercise dilaksanakan pada malam hari dengan menggunakan meriam 20 mm. Sasaran berupa flare ditembakkan dari BRS Liberal F-43, setelah flare menyala
di udara, setiap unsur dapat menembak sasaran tersebut secara
bergantian. Latihan penembakan pada malam hari tersebut berakhir pada
pukul 21.00 local time dengan berjalan lancar dan aman.
Dalam latihan ini, KRI Sultan Hasanuddin-366 mendapat apresiasi yang tinggi dari para pejabat UNIFIL dan Lebanon Armed Force
maupun dari sesama unsur MTF karena tingkat profesionalisme para
prajuritnya sehingga dapat melaksanakan latihan manuvra taktis dan
penembakkan secara tepat dan aman. Dengan adanya kegiatan latihan ini
KRI Sultan Hasanuddin-366/TNI AL juga memberikan kesan kepada dunia
bahwa Indonesia memiliki Angkatan Laut yang profesional dan terlatih
dengan baik dan sangat layak untuk mengemban misi-misi internasional
dibawah bendera PBB.
Latihan ini diawali dengan Pre Sail Gunnery Exercixe Briefing yang dilaksanakan sehari sebelumnya di BRS Liberal F-43 yang dihadiri oleh MTF Commander Rear Admiral Wagnen Lopes de Moraes ZAMITH, Chief of Staff
MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono, para Deputy MTF dan para Komandan
Unsur-unsur MTF yang terlibat latihan serta dari LAF Navy. Dalam
sambutannya, MTF Commander menekankan bahwa semua unsur harus
mengutamakan keamanan latihan pada setiap sesi latihan. Selain itu
setiap sesi latihan menjadi tanggung jawab penuh Komandan kapal dengan
tetap mengacu pada standar prosedur dan peraturan yang berlaku di
negaranya masing-masing. Bravo Zulu.
Sumber : Koarmatim
0 komentar:
Posting Komentar