JAKARTA-(IDB) : Satu-satunya
kapal latih bagi kadet Akademi TNI AL, KRI Dewaruci, telah kembali dari
pelayaran keliling dunia kedua kalinya selama 10 bulan. Di tepi dermaga
Komando Lintas Laut Militer TNI AL, Kamis, Kepala Staf TNI AL, Laksamana
TNI Soeparno, menyatakan, "Pengganti KRI Dewaruci nanti namanya juga
Dewaruci."
Sebagai kadet pada masanya, Soeparno
juga dilatih dan dididik di lambung kapal layar buatan galangan kapal
HC Stulcken & Sohns, Hamburg, Jerman Barat, pada 1954 itu. Bersama
puluhan kadet lain, dia digembleng habis-habisan selama beberapa bulan
pada pelayaran rute keliling ASEAN pada saat itu.
"Memang
beda, kami digembleng habis-habisan di sini. Banyak hal berkesan
terjadi di sini. Ada teman satu angkatan saya, waktu itu mabuk laut
berat dan tidak bisa makan. Ompreng makannya tetap dipegang… tapi pas
ditarik, tidak juga dia lepas," kata Soeparno, yang kemudian banyak
berdinas di kapal selam TNI AL.
Soeparno
menerima kedatangan KRI Dewaruci, yang kini dipimpin Letnan Kolonel
Pelaut Haris Bima Bayuseto. Kebetulan yang menarik, karena hikayat
pewayangan Dewa Ruci berkisah tentang penemuan jati diri Bima dalam
babak perjalanan dan pendewasaan dirinya. Kapalnya bernama Dewaruci dan
komandannya kini bernama Bima, seperti ditulis di papan namanya.
KRI Dewaruci bertugas multi fungsi selain menjadi kapal pendidikan berkoordinasi dengan Akademi TNI AL yang bersesanti Hree Dharma Shanti,
yang ditulis di atas tuas kemudi utamanya di buritan kapal. Di kapal
itu, kadet-kadet, terutama dari korps pelaut, dididik berbagai ilmu
kepelautan memakai instrumen minimalis dan alamiah (misalnya menentukan
arah mengandalkan bintang-bintang dan sekstant).
KRI Dewaruci, kapal layar tipe Barkentin (Barquentine) satu-satunya yang tersisa di dunia, adalah goodwill ambassador sejati bangsa, yang menjadi ikon dunia karena reputasi kapal dan manusia pengawaknya.
Sentuhan
dan komunikasi langsung warga negara-negara yang dikunjungi kepada
insan TNI AL pengawak kapal itu begitu frontal dan tanpa tedeng
aling-aling. Walhasil, keramahan dan keaslian wajah Indonesia tergambar
dengan meninggalkan berjuta kenangan bagi warga yang ditinggalkan.
Pelayaran
keliling dunia perdana KRI Dewaruci terjadi pada 1964, dengan komandan
Mayor Pelaut Sumantri dan perwira pelaksana Kapten Pelaut Nasution.
Berangkat dari Tanah Air ke arah timur, melintasi Samudera Pasifik,
pantai barat, Terusan Panama, dan pantai timur Amerika Serikat, Samudera
Atlantik, beberapa negara di sana, Laut Mediterania, Terusan Suez, Laut
Arab, Samudera Hindia, dan finis di Pulau We untuk kemudian kembali ke
dermaganya di Surabaya.
Perintah datang
langsung dari Presiden Soekarno melalui Kepala Staf TNI AL (saat itu),
Laksamana Madya Soebiyakto, ayah dari pegiat seni kondang, Jay
Soebiyakto. Hampir satu tahun misi dilaksanakan.
Pertengahan
Januari lalu, rute yang mirip ditempuh lagi. Bedanya, generasi pelaut
dan kadetnya sudah lama berganti. Namun semangat tetap dan KRI Dewaruci
dengan segenap awak dan perwiranya kembali tanpa kekurangan apapun.
Hampir
60 mengabdi, akan diadakan kapal layar latih tiang tinggi pengganti.
"Belum ditentukan pihak pembuatnya, namun sudah ada lima nominasi. Bisa
dari Spanyol, Portugal, Belanda, atau negara lain. Yang jelas nanti tipe
Bark dan namanya tetap Dewaruci," kata Soeparno.
KRI Dewaruci memang berbeda, yang bisa menggantikan dia cuma (KRI) Dewaruci juga...
Sumber : Antara
0 komentar:
Posting Komentar