Sabtu, Oktober 13, 2012
7
apache 2 Proyeksi Helikopter Serang Apache TNI AD

JKGR-(IDB) : Salah satu alutsista mutakhir yang diincar oleh TNI AD adalah helikopter serang Apache AH-64 buatan  Amerika Serikat.  Helikopter ini dibutuhkan sebagai payung udara untuk melindungi pergerakan pasukan dan mesin perang Angkatan Darat.  Helikopter Apache  akan bergerak bersama- sama dengan pasukan di darat.
Bagaimana dengan dukungan TNI AU ?
TNI AU diposisikan sebagai pasukan yang memberi perlindungan dari jarak jauh dan menengah. Dengan konsep ini TNI AD tidak sepenuhnya menggantungkan nasib pertahanan udara mereka kepada matra lain.  Ketika pesawat atau helikopter musuh sudah mendekat, TNI AD akan melindungi diri mereka sendiri.
Untuk mendapatkan kemampuan itu, TNI AD mengincar helikopter serang yang mumpuni.  Secara kalkulasi pilihannya jatuh kepada Helikopter Apache Longbow dengan persenjataan lengkap. Payung udara ini harus memiliki kemampuan yang mumpuni, karena jika pertahanan udara terpatahkan, pergerakan pasukan di darat akan terancam.
Menurut KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, hingga saat ini TNI AD terus mengkaji kemampuan dan kelayakan helikopter Apache. Secara anggaran, budget TNI AD mencukupi untuk mendatangkan sekitar 8 unit helikopter Apache. Pengkajian ini juga ditujukan untuk presentasi di hadapan Komisi I DPR nanti. TNI AD menyiapkan argumen dan dasar pemikiran betapa pentingnya pengadaan Helikopter Serang Apache dan diharapkan  pembelian helikopter itu nantinya disetujui Legislatif.
Harga helikopter Apache memang mahal, sekitar 60 juta USD per unit. TNI AD sedang memikirkan opsi-opsinya agar bisa membeli Apache ini.

apache1 Proyeksi Helikopter Serang Apache TNI AD
AH 64 Apache
Alternatif lainnya adalah Heli Super Cobra  sekitar 15 juta USD per unit, serta  Black Hawk yang lebih murah lagi.  Namun kemampuannya masih di bawah Apache.  

Pertimbangan menolak dua helikopter ini adalah, jika dianggap tidak superior,  maka keberadaannya bisa dianggap tidak existing, tidak masuk hitungan, sehingga percuma saja.  Kecuali jika ada opsi-opsi membuat helikopter itu menjadi mumpuni.

Kebutuhan terhadap helikopter serang yang mumpuni juga terkait dengan konsep perang TNI AD yang terus dimodernisasi. TNI AD berencana membentuk satuan brigade mekanis yang memiliki daya pukul maut dan pergerakan yang cepat, dengan mengandalkan lapis baja dan kendaraan taktis.  Untuk itu pula meriam 155 Caesar dipilih karena bisa diangkut oleh Hercules,  tanpa mempretelinya dan bisa langsung dioperasikan, saat pesawat mendarat.

apache 3 Proyeksi Helikopter Serang Apache TNI ADSelain dilindungi oleh  Heli Apache, TNI AD juga membeli  rudal pertahanan udara jarak pendek, mistral. Rudal dengan sistem fire and forget ini, dikombinasikan dengan Rantis 4X4 buatan Pindad.  ”Rudal mistral bisa ditembakkan sambil duduk-duduk santai dan 90 % akan mengenai sasaran”,  ujar KSAD.


Konsep perang Angkatan Darat bisa ofensif dan defensif.  Ofensif adalah dengan menggerakkan pasukan maju ke depan lalu menguasai medan baik di darat dan udara. 

Untuk itu dibutuhkan payung udara yang kuat, antara lain pengadaan Helikopter serang Apache.  Selain Apache, TNI AD telah memesan heli serang AS 550 Fennec, untuk menggantikan heli Bolcow BO-105 serta menemani Heli Serang MI-35 buatan Rusia yang lebih dulu dibeli  TNI AD.

Heli Serang Fennec

as550fennec 1 Proyeksi Helikopter Serang Apache TNI AD
AS 550 Fennec
Mesti berbadan kecil dan single engine, Heli AS 550 Fennec sangat mematikan. Helokopter buatan Perancis ini  dilengkapi HeliTOW sighting system (direct view optics, day and night vision serta laser rangefinder) dan TOW anti-tank missiles. 

Untuk persenjataan serang darat, AS 550 C2 Fennec mengusung 7 misil x 2 roket launcher Forges de Zeebrugge atau 12 x 2 roket launcher Thales Brandt 68mm. 

Fennec juga bisa membawa empat rudal anti-tank seperti BGM-71 TOW atau anti-pesawat (air to air missile). Bahkan varian AS 555 SN, mengusung torpedo sebagai anti-submarine warfare. 




Sumber : JKGR

7 komentar:

  1. negara tetangga byk yg termasuk sekutu amrik,kalo kita ada ribut sama tetangga kira"amrik mihak mana??

    BalasHapus
  2. Sepanjang sejarah, amrik hanya memihak kepada negara yang memberikan keuntungan untuk amrik. bila perlu negara tersebut diluluhlantakkan.
    Untuk menghancurkan Irak hingga seperti sekarang itu amrik memerlukan waktu 22 tahun perang.

    Amsrik memerlukan waktu 10 tahun untuk memusnahkan satu manusia.

    BalasHapus
  3. kenapa ga lirik t-129 atak(maaf klo ada salah dalam penyebutan tipex) turki? Heli serang murni juga kan itu...

    BalasHapus
  4. yang terbaik buat TNI berarti terbaik untuk NKRI...

    BalasHapus
  5. perbanyak Mil35V dan klo perlu beli aja Mil28N or Ka52 jauh lebih baik. tetangga udah pakae produk Amrik, klo perang heli yg TNI beli pasti jauh kalah modern. effek kejut perlu kita jaga. Produk Russia jauh lebih misterius, contoh Pembelian SUKHOI.

    BalasHapus
  6. .....menolak dua helikopter ini (Heli Super Cobra dan Black Hawk selain Apache?) adalah, jika dianggap tidak superior, maka keberadaannya bisa dianggap tidak existing, tidak masuk hitungan, sehingga percuma saja. Kecuali jika ada opsi-opsi membuat helikopter itu menjadi mumpuni...... Kenapa sih punya logika seperti itu; kok gak ilmiah. Kenapa gak mendorong PT DI untuk bisa memenuhi helikopter serang buatannya. Apa jendral gengsi khawatir TNI-AD dianggap lemah? Asumsi begitu lho yang diinginkan oleh negara eksportir alutsista canggih(?). Asumsi itu harus dibentuk secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pakar termasuk ahli sosial dan hubungan Internasional. Setidaknya anggaran itu juga disisihkan sebagian untuk mendorong PT DI mampu mewujudkan rancangannya yaitu helikopter serang. Jendral jangan cuma memikirkan periode kepemimpinannya saja, tapi berpikir jangka panjang. Ingat teknologi itu mahal, akan jauh lebih mahal lagi kalau semuanya sangat tergantung pada negara asing

    BalasHapus
  7. kenapa harus apache sih? ada yang pernah denger AH-1Z Viper? varian terbaru dari AH-1W super cobra, setara apache dengan harga yang lebih murah

    BalasHapus