SEOUL-(IDB) : Korea Selatan (Korsel) akhirnya mengecam rencana Korea Utara (Korut) yang bakal meluncurkan roket jarak jauh untuk memperingati 100 tahun kelahiran Kim Il-Sung. "Peluncuran itu adalah bentuk provokasi," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Korsel pada Jumat (16/3/2012).
Kementerian itu juga mengatakan andai peluncuran pada bulan depan tersebut terealisasi, hal itu menjadi ancaman pada keamanan regional. Menurut Korsel pula, peluncuran roket tersebut adalah satu pelanggaran pada resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2009 yang melarang peluncuran rudal balistik.
Selain Korsel, Jepang juga menyuarakan hal sama. Negeri Matahari Terbit itu mengatakan setiap peluncuran oleh Korut baik itu satu satelit atau bukan, yang menggunakan teknologi rudal balistik melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB. "Kami mendesak Korut menahan diri dan tidak melakukan peluncuran itu," kata juru bicara penting pemerintah Kepala Sekretaris Kabinet Osamu Fujimura.
Korut, yang baru-baru ini mengatakan pihaknya akan menangguhkan uji coba rudal jarak jauh sebagai bagian dari perundingan dengan AS, berjanji bahwa peluncuran bulan depan tidak akan berdampak pada negara-negara tetangga.
Pada April 2009, Korut meluncurkan roket balisitk yang sama. Akibatnya, Korut mendapat sanksi-sanksi keras PBB. Sanksi itu merusakkan perekonomian Korut dan semakin mengucilkan negara itu.
Peluncuran rudal itu sejatinya gagal. Pasalnya, roket jatuh ke Laut Jepang tanpa mengorbit satu satelit. Alhasil, Tokyo marah dan mengancam akan menembak jatuh setiap roket yang mengancam wilayahnya. Satu uji coba lainnya juga gagal pada tahun 1998.
Washington mengatakan program rudal balistik jarak jauh Korut bergerak maju dengan cepat. Mantan Menteri Pertahanan Robert Gates mengatakan tahun lalu bahwa daratan Amerika dapat terancam dalam lima tahun. "DPRK akan meluncurkan satu satelit,Kwangmyongsong-3, yang diproduksi negara itu sendiri dengan teknologi dalam negeri untuk memperingati 100 tahun lahirnya Presiden Kim Il-Sung," kata kantor berita resmi KCNA mengutip seorang juru bicara Komite Bagi Teknologi Angkasa Korea.
Peluncuran itu akan dilakukan antara 12-16 April,kata KCNA. Pada saat sama, Korsel menyelenggarakan sidang parlemen. Jangka waktu itu pun hanya tiga minggu setelah KTT keamanan nuklir global di Seoul.
Selain Korsel, Jepang juga menyuarakan hal sama. Negeri Matahari Terbit itu mengatakan setiap peluncuran oleh Korut baik itu satu satelit atau bukan, yang menggunakan teknologi rudal balistik melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB. "Kami mendesak Korut menahan diri dan tidak melakukan peluncuran itu," kata juru bicara penting pemerintah Kepala Sekretaris Kabinet Osamu Fujimura.
Korut, yang baru-baru ini mengatakan pihaknya akan menangguhkan uji coba rudal jarak jauh sebagai bagian dari perundingan dengan AS, berjanji bahwa peluncuran bulan depan tidak akan berdampak pada negara-negara tetangga.
Pada April 2009, Korut meluncurkan roket balisitk yang sama. Akibatnya, Korut mendapat sanksi-sanksi keras PBB. Sanksi itu merusakkan perekonomian Korut dan semakin mengucilkan negara itu.
Peluncuran rudal itu sejatinya gagal. Pasalnya, roket jatuh ke Laut Jepang tanpa mengorbit satu satelit. Alhasil, Tokyo marah dan mengancam akan menembak jatuh setiap roket yang mengancam wilayahnya. Satu uji coba lainnya juga gagal pada tahun 1998.
Washington mengatakan program rudal balistik jarak jauh Korut bergerak maju dengan cepat. Mantan Menteri Pertahanan Robert Gates mengatakan tahun lalu bahwa daratan Amerika dapat terancam dalam lima tahun. "DPRK akan meluncurkan satu satelit,Kwangmyongsong-3, yang diproduksi negara itu sendiri dengan teknologi dalam negeri untuk memperingati 100 tahun lahirnya Presiden Kim Il-Sung," kata kantor berita resmi KCNA mengutip seorang juru bicara Komite Bagi Teknologi Angkasa Korea.
Peluncuran itu akan dilakukan antara 12-16 April,kata KCNA. Pada saat sama, Korsel menyelenggarakan sidang parlemen. Jangka waktu itu pun hanya tiga minggu setelah KTT keamanan nuklir global di Seoul.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar